30 | Pertemuan Tanpa Perjanjian 🌛

13 5 0
                                    

Happy Reading ♡ 

Malam ini Dinda mengajak Bella dan Darra makan malam disalah satu restoran favoritnya. Bella sebagai sahabat dekatnya merasakan aneh dengan ajakkan Dinda, tidak seperti biasanya seperti ini. Sekarang mereka berada di dalam mobil pribadi milih Bella, Bella yang menyetir Dinda duduk di sampingnya dan Darra duduk di belakang sendiri. 

"Tumben lo ngajak kita makan, ada apa?" tanya Bella. 

"Ya nggak papa sih, pengen aja ngajak kalian, gue iri sama anak-anak yang lain kalau malam minggu pasti pada kelayapan nggak ada di rumah, jalan bareng sahabat atau pacarnya," jawab Dinda. 

"Ohh gitu toh." Bella mengangguk meng 'iya' kan ucapan Dinda. 

"Ya udah kita mau makan di mana?" Dinda pun mengarahkan layar ponselnya ke Bella, Dinda menunjukkan salah-satu restoran di Jakarta yang terkenal banyak pengunjungnya. 

"Oke, lo pesan meja belum? Nanti kita ke sana udah penuh semua tempatnya," ucap Bella. 

"Udah dong." Bella pun fokus menyetir kembali. 

Mengetik, hapus lagi, mengetik hapus lagi. Itulah Abas di dalam kamarnya sedang memegang ponselnya, ingin menanyakan kabar kepada seseorang tapi dia labil untuk mengirimkannya. 

Tok tok tok

Pintu kamar Abas diketuk membuat Abas kesal. 

"Ck, apa lagi sih!"

Saat Abas membuka pintu terlihat Vera sedang berdiri di depan pintunya tersenyum senang ke arahnya, memakai dress berwarna putih polos selutut. Abas hanya menatap Vera dengan datar seperti biasanya. 

"Bang, ayo!" ajak Vera. 

"Kok, belum siap-siap?" Abas mengerutkan dahinya. 

"Mau kemana?" tanya Abas. 

"Ish, mau makan malam bareng lah di luar," balas Vera.

"Gue nggak ikut." Abas menutup pintunya tapi ditahan oleh Vera. 

"Ayo lah Bang, please kali ini aja kita sekeluarga keluar, nggak kaya biasanya 'kan kita lengkap begini," ucap Vera sambil memohon. 

Abas menghela napas berat. "Ya udah tunggu." Abas menutup pintu kamarnya membuat Vera tersenyum sangat lebar. 

"Ah Abang, bilang aja tadi sebenarnya mau," gumam Vera berjalan menuju ruang tamu. 

Abas turun tangga dengan malasnya, sebenarnya malam minggu kali ini dia mau di kamar aja karena orang tuanya ada di rumah dan terlebih lagi Jeff yang sudah pulang dari luar negeri. Mereka semua sudah di dalam mobil keluarganya cukup untuk enam orang, yang menyetir adalah sopir pribadi milik kedua orang tuanya.

Saat di perjalanan mobil terasa sepi, karena semuanya fokus kepada ponsel mereka masing-masing, Abas sudah terbiasa merasakan hal ini. Mungkin kalau sudah sampai nanti mereka juga bakalan sibuk. 

"Yang ini bukan?" tanya Bella menunjuk ke arah restoran. 

"Iya ini, ayo!" ajak Dinda kepada Bella dan Darra. 

Mereka sudah masuk ke dalam restoran tersebut dan duduk di tempat yang sudah di pesan Dinda untuk tiga orang. Keadaan restoran sudah sangat ramai, mungkin karena hari ini hari libur. 

Bella mengerjapkan matanya berkali-kali. "Kok lo nggak bilang si, Din. Kalau ada restoran kaya gini, aesthetic banget gilaa!" seru Bella kagum melihat sekitar restoran. 

"Iya, gue juga suka," lanjut Darra sambil memotret restoran tersebut. 

"Restorannya ada rooftopnya nggak, Din?" tanya Bella. 

Tanpa AkhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang