26 | Nomor Tidak Dikenal 🏡

12 6 0
                                    

Happy Reading♡

Hari Minggu yang membuat semua orang merasakan malas. Hari yang memiliki kegiatan khusus yaitu tiduran di kamar, menonton televisi atau bermain ponsel. Karena tiga hari kemarin, tubuh Keisha merasakan sangat lelah, dan pilihan yang paling tepat Keisha hanya ingin berbaring di tempat tidurnya supaya rasa lelahnya hilang. Untung saja dia masih sempat untuk salat subuh, jadi tidak masalah kalau tidur sampai siang.

"Bang! Sarapan dulu gih, Mama udah masak tuh, mentang-mentang udah punya mobil baru dimandiin mulu," ucap Rasti yang berdiri di depan pintu melihat Dito sedang membersihkan mobilnya.

"Iya Ma, sebentar lagi kok ini," balas Dito yang masih fokus dengan mobilnya.

"Ya sudah deh, Mama tunggu ya," ucap Rasti, Rasti masuk ke dalam berjalan menuju kamar Keisha, untuk mengajaknya sarapan bersama.

Tok! Tok!

"De, udah bangun belum? Mama buka ya, pintunya," ucap Rasti, Rasti pun membuka pintu kamar Keisha yang tidak terkunci. Terlihat Keisha masih tertidur pulas, tubuhnya masih tertutupi selimutnya. Rasti pun berjalan perlahan mendekati Keisha.

"De, bangun sayang, sarapan dulu yuk!" ajak Rasti dengan nada pelan sambil mengusap pipi Keisha.

"Euughh, iya Ma," ucap Keisha belum sepenuhnya sadar.

"Ayo bangun, udah jam sembilan loh, nggak baik anak gadis masih di kamar siang-siang. Nanti siang kalau bisa lanjut tidur lagi," usul Rasti.

"Iya Ma, aku bangun nih, mau cuci muka dulu, ya," ucap Keisha yang mulai meranjak dari tidurnya dan berjalan ke arah kamar mandi.

"Mama tunggu di bawah, ya," pamit Rasti. Rasti pun keluar dari kamar Keisha.

Di ruang makan sudah ada Hendra dan Dito yang sedang sarapan sambil berbincang-bincang, Dito tertawa sampai tersedak karena ucapan Hendra yang menurutnya lucu.

"Aduuh Abang, kalau makan jangan sambil bercanda dong, jadi tersedak, kan," tutur Rasti sambil menepuk-nepuk punggung Dito, Dito pun meminum air yang di berikan Rasti.

"Hahaha maaf Ma, lagian Papa tadi ngeluarin jokes bapak-bapak mulu," kekeh Dito.

"Papa juga nih, kalau lagi makan jangan ngobrol!" kesal Rasti membuat Hendra terdiam.

"I-iya maaf Ma," ucap Hendra, Dito dan Hendra pun melanjutkan makan.

Keisha yang sudah membersihkan mukanya keluar dari kamarnya dan berjalan menuju ke ruang makan, terlihat di sana sudah  Papa dan Abangnya yang lagi makan diikuti Mamanya yang sedang menyendok nasi.

"Heem, tuan putri sudah bangun nih," canda Dito yang pertama kali memperhatikan Keisha menghampiri meja makan.

"Apa sih, Bang!" kesal Keisha, Keisha pun duduk di samping Hendra.

"Cape ya, anak Papa?" tanya Hendra.

"Iya Pa, cape banget. Makasih Ma," jawab Keisha sambil mengambil piring berisi nasi dan lauk yang di siapkan oleh Rasti.

"Tidur cuman sebentar, seharian ada aja kegiatannya, dan aku sempat tersesat tau sama teman-teman aku pas lagi apa tuh namanya." Keisha seketika lupa apa yang mau dia bicarakan.

"Pencarian jejak, bukan?" tanya Dito yang tau maksud Keisha.

"Nah, iya tuh namanya Ma, Pa," lanjut Keisha.

"Tapi kamu nggak papa kan, Ca?" tanya Hendra sedikit khawatir.

"Nggak papa kok Pa, untung aja ada kakak pembimbing yang cepat nemuin kita," jawab Keisha.

Tanpa AkhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang