Happy Reading♡
Sore yang melelahkan, Keisha, Vera dan Nada masih dalam perjalanan pulang, keadaan jalanan sore ini sangat macet. Di antara mereka, rumah yang paling terdekat dari sekolah adalah Keisha sesudah itu Nada dan terakhir Vera.
Tin! Tin!
"Aduuh, kok tumben banget sih macet," kesal Vera di perjalanan pulang.
"Iya, nggak kaya biasanya," sahut Nada.
"Udah, kita sabar aja," ucap Keisha sambil memainkan hp nya.
Sesudah melalui masa macetnya dan menguras banyak waktu akhirnya mobil Vera sudah sampai depan komplek rumah Keisha.
"Ca, maaf ya gue cuman bisa anter sampai sini aja, udah sore banget soalnya, nggak papa kan?" tanya Vera.
"Nggak papa Ra, oke gue duluan ya, hati-hati di jalan," ucap Keisha.
"Hati-hati juga Ca," ucap Vera dan Nada bersamaan.
Keisha melanjutkan perjalanan menuju rumahnya, dia berjalan santai saat ini sambil menenangkan pikirannya karena udara sore ini sangat menghangatkan. Sudah sampai di depan rumah Keisha pun ketok pintu terlebih dahulu, tapi tidak ada jawaban, apakah di rumahnya tidak ada orang?
Tok! Tok!
"Assalamu'alaikum," ucap Keisha sambil membuka pintunya perlahan. Tetapi ada yang aneh, bener-bener suasana di rumahnya sangat sepi tidak seperti biasanya, saat melihat ke arah sofa ruang tamu ada laki-laki yang tertidur. Keisha pun mulai penasaran, dia perlahan mendekati laki-laki tersebut.
Baru empat langkah Keisha berjalan, laki-laki tersebut mengerakan tubuhnya, Keisha berhenti sejenak dan melanjutkan aksinya. Tiba-tiba laki-laki tersebut melihat ke atas karena dia sadar ada orang yang baru masuk.
"Aaaa!" teriak Keisha kaget.
~o0o~
17.00
Tok! Tok!
"Assalamu'alaikum," ucap seseorang di luar rumah.
"Itu pasti Mama," ucap Keisha, Keisha yang tadi duduk santai di depan televisi langsung berdiri dan berlari untuk membuka pintu.
"Mama," sapa Keisha langsung memeluk Rasti-mamanya-sambil tersenyum.
"Ehh, Aca kenapa?" tanya Rasti melepaskan pelukan Keisha perlahan.
"Nggak kok Ma, aku cuman kangen aja hehe," ucap Keisha sambil tertawa kecil.
"Ish, kamu kaya anak kecil aja, Mama pergi juga sebentar," ucap Rasti berjalan masuk.
"Iyalah Ma, aku memang bukan anak kecil lagi tapi aku anak yang paling kecil di sini," balas Keisha cengengesan.
"Mama abis kemana? Sama Papa ya?" tanya Keisha.
"Mama abis belanja, nanti malam kan kita ada acara kecil-kecilan," ucap Rasti.
"Ehh, Keisha itu Mamanya bantuin bawa belanjaan ke dapur," ucap Hendra-papanya-
"Siap Pa!" seru Keisha sambil tangan hormat.
Keisha, Hendra dan Rasti sudah siap di tempat makannya masing-masing, tetapi ada yang kurang, Rasti pun memanggil nama seorang laki-laki yang ada di kamar atas.
"Dito, ayo ke bawah sini!" panggil Rasti.
Dito Hermansha adalah abang kandung Keisha. Dia kuliah di Amerika, dan bekerja melanjutkan perusahaan Papanya yang ada di sana, tadi sore dia baru sampai di Jakarta, Dito anak yang pintar dan sekarang dia sudah sukses tanpa bantuan orang tuanya.
"Selamat ya Dito sudah jadi CEO di perusahaan Papa," ucap Rasti bangga.
"Papa nggak salah milih kamu Dito," lanjut Hendra.
"Ihh Ma, nggak perlu ucapan selamat, lagi pula itu perusahaan Papa aku hanya melanjutkannya aja, tapi sebelumnya makasih Ma, Pa, ini semua berkat kalian semua juga kok, kalian selalu mendoakan dan mendukung Dito," ucap Dito sambil tersenyum.
Acara makan malam kali ini sangat berbeda, acara ini di adakan karena untuk merayakan Dito yang sudah sukses di Amerika dan malam ini keluarga Keisha lengkap, mereka makan bersama, ngobrol bersama, dan bercanda bersama. Semua orang pasti membayangkan, mempunyai keluarga yang sangat hangat seperti Keisha adalah harta yang paling berharga.
"Bang Dito, di Amerika enak gak?" tanya Keisha, duduk di samping Dito.
"Enak," jawab Dito sambil tersenyum.
"Apanya yang enak, Bang?" tanya Keisha penasaran.
"Enaknya tuh di sana, kamu bisa banyak relasi dari yang berkulit hitam, berkulit putih, orang Spanyol, Prancis dan lainnya. Di sana juga kamu bisa ngerasain 4 musim, apalagi musim gugur," jawab Dito semangat untuk memberitahu adiknya ini tentang keberadaannya di Amerika.
"Waah, aku jadi pengen ke sana deh," ucap Keisha matanya berbinar.
"Makanya belajar yang bener nanti Bang Dito ajak kesana," ucap Dito sambil menyentil kening adiknya itu.
"Aduh, iya iyaa Bang siap," jawab Keisha sambil menghelus keningnya yang sedikit sakit.
"Gimana sekolah kamu? Kan kamu anak baru di sana," tanya Dito.
"Hmm, aku belum tau banyak tentang sekolahnya Bang, yang pasti beda banget kaya di Bandung," jawab Keisha.
"Oh gitu, mungkin kamu butuh waktu untuk mengenal semua," jawab Dito sambil mengelus puncak kepala Keisha.
"Udah ada yang deketin kamu belum?" lanjut Dito, Keisha tau maksud perkataan abangnya, tetapi dia memilih menjawab arti lain.
"Udah," balas Keisha.
"Siapa?" tanya Dito penasaran.
"Vera dan Nada," jawab Keisha membuat Dito menghela nafasnnya.
Selesai makan malam tadi sekarang, semuanya sedang berkumpul di ruang tamu, Rasti dan Hendra sedari tadi memperhatikan kedua anaknya yang sangat akrab dan lucu. Mereka diam-diam tertawa saat melihat ekspresi wajah Keisha tadi. Karena televisi di nyalakan juga jadi suasana ruang tamu malam ini sangat ramai.
21.00
Malam semakin larut malam hari ini adalah malam yang sangat istimewa bagi keluarga Keisha. Karena besok hari libur Hendra mengajak Keisha, Dito dan Rasti untuk berkeliling Jakarta.
"Asik, Keisha nggak sabar!" teriak Keisha.
"Aca, Dito, kalian tidur gih, dah malem," ucap Rasti.
"Oke Ma, Mama sama Papa tidur juga yaa," ucap Keisha.
"Iyaa," jawab Rasti.
"Oke, Dito ke kamar duluan ya Ma, Pa, Selamat Malam," ucap Dito.
"Aca juga," ucap Keisha.
Dito dan Keisha berjalan bersamaan naik ke kamarnya masing-masing.
~o0o~
Hmm, gimana ya liburan Keisha dan Keluarganya. Apakah menyenangkan atau tidak buat Keisha?
Tanpa Akhir adalah cerita pertama buatanku semoga kalian sukaa, supaya aku tambah semangat untuk update setiap partnya jangan lupa vote and comment.
Buat yang penasaran dengan ceritanya dari awal sampai akhir kalian masukkan ceritanya ke perpustakaan kalian yaa.
Thanks You and Stay Tune♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanpa Akhir
Fiksi Remaja[ ON GOING ] Apa arti cinta? Dia datang tanpa permisi lalu pergi tanpa pamit, dia kembali dengan harapan kalau dia pergi tidak masalah, padahal tidak mudah yang dia bayangkan, dia ingin aku dan dia bisa bersama lagi seperti dulu. Tidak, dulu kita b...