17 | Camping Day 1 🕛

36 27 1
                                    

Happy Reading♡

Semua murid SMA Bakti Utama dan SMA Nusa Bangsa sudah ada di kawasan untuk membuat tenda perkemahan, selama tiga hari nanti mereka tidur di tenda. Sekarang mereka sedang mendirikan tendanya masing-masing, satu tenda kecil cukup berisi tiga sampai dua orang dan tenda besar berisi lima sampai enam orang.

Di kawasan ini sangat ramai, di sebelah barat khusus murid SMA Bakti Utama dan sebelah timur khusus murid SMA Nusa Bangsa. Tenda yang di buat juga banyak, sampai 50 tenda lebih, tetapi guru-guru SMA Bakti Utama dan SMA Nusa Bangsa tidak kesulitan karena saling bekerja sama.

"Akhirnya tendanya berdiri juga," ucap Vera sambil mengelap keringatnya di dahinya.

"Kita buat tenda satu atau dua?" tanya Thalita.

"Udah yang ini aja, ini kan tendanya gede, cukup kok untuk kita berlima," jawab Keisha. Semuanya pun mengangguk setuju.

Mereka pun masuk ke dalam tenda, Nada, Thalita dan Ines membantu Nada untuk mengerai karpet yang di bawa Nada, dan mereka menata tasnya terlebih dahulu supaya rapih.

Penampilan mereka saat ini memakai baju bebas lengan panjang, celana panjang, penutup kepada dan penutup lehernya supaya tidak terasa dingin. Thalita dan Ines memilih rambutnya di ikat sedangkan Keisha, Vera dan Nada rambutnya tergerai panjang ke belakang.

"Semua anak-anak SMA Bakti Utama yang sudah selesai mendirikan tendanya masing-masing tolong bersama kelompoknya berbaris menghadap saya," ucap Kak Oji memakai mic.

~o0o~

"Ehh, ini udah rapi, kan?" tanya Aditya sedang duduk di atas tanah bersama Rifki.

"Belum anjir, ini masih belum berdiri tegak," kesal Fachri memegang tenda.

"Adit, Rifki. Bantuin kek, lo pada malah duduk," lanjut Malik.

"Yaudah sini gue bantu, gue kira lo berempat gak butuh gue," gerutu Aditya berdiri bersama Rifki.

"Yaelah lo, bilang aja kalau males," balas Ahmad.

"Ehh, mending kita buat tenda lagi deh, soalnya ini tuh tendanya kecil gak cukup buat kita ber enam," usul Kevin.

"Nah iya tuh, mending Adit sama Rifki bikin lagi satu," lanjut Fachri.

"Oke deh, yuk Rif!" ajak Aditya.

"Sekali lagi, semua anak-anak SMA Bakti Utama yang sudah selesai mendirikan tendanya masing-masing tolong bersama kelompoknya berbaris menghadap saya," ucap Kak Oji terdengar lagi membuat Aditya kelagapan.

"Santai Dit, pelan-pelan aja. Gara-gara lo jadi gak kebentuk kan tendanya," ucap Rifki sibuk mendirikan tenda.

"Ehh, Iya-iya sorry."

"Woi, kita duluan baris, ya," pamit Kevin.

"Babay, abang Fachri pergi dulu," ucap Fachri sambil berjalan melambaikan tangan ke Aditya dan Rifki.

"Tungguin dong, ini jadinya gimana?" tanya Rifki.

"Nanti gue, Fachri sama Adit satu tenda di sana dan selanjutnya lo berdua yang itu," ucap Kevin lalu meninggalkan Aditya dan Rifki.

Semua murid SMA Bakti Utama sudah banyak yang berbaris di depan Kak Oji. Dengan rapih tanpa berisik, lain dengan SMA Nusa Bangsa yang berantakan tidak bisa di atur.

"Tolong semua murid SMA Nusa Bangsa, tidak ribut dalam barisan," ucap Kak Damar.

"Eh, lo di mana, Nga?" tanya Alvaro.

"Ya gue di sini," jawab Angga.

"Mending lo di belakang gue deh, masa gue yang paling belakang," ucap Alvaro menelan salivanya takut melihat sekeliling. 

Tanpa AkhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang