Khanza Zafeera Az-Zahra, yang memiliki sifat berbeda dari yang lain yaitu pendiam, di saat teman-teman nya memiliki sifat bar-bar berbeda dengan Khanza yang memiliki sifat pendiam, bukan alumni pesantren namun seorang santri yang pondok pesantren nya pulang pergi di karena kan ia hanya putri satu-satu nya di keluarga. Usia nya yang menginjak 17 tahun duduk di bangku sekolah Menengah Atas (SMA) Darul Muttaqien.
Wanita ini selalu di bully karena mendapatkan piala umum di sekolah setiap lomba, namun Khanza mempedulikan itu semua. Toh mau apa merespons orang yang iri sama kita? Nggak penting lagi pula.
Davin Samudera Angkasa yang biasa di panggil Davin, memiliki sifat keras kepala, yang selalu membantah, tidak ingat waktu bila bermain dengan teman-temannya, selalu memabukkan, selalu memiliki masalah yang berat. Namun saat di pertemukan dengan gadis pilihan dari Bunda nya hidup nya menjadi sengsara tetapi saat wanita itu berkata sekaligus menasihat Davin merasa tersentuh oleh ucapan wanita yang tak kenal asal-usul nya, namun hanya orang tua nya saja yang tahu.
**
"Lo, jangan pernah sekali-kali larang gue untuk mabuk-mabukan, karena lo dan gue nikah secara paksaan orang tua. Gue sama sekali nggak ada cinta apalagi sayang sama lo, Khanza!" ucap Davin mengeraskan suara nya.
"T-tapi, kak. Walau pun kita nikah secara perjodohan, dan kakak belum ada rasa cinta atau sayang sama aku, tapi hak melarang kakak untuk minum haram itu aku tetap melarang, kak. Karena agama kita mengajarkan untuk tidak meminum-minuman seperti itu! Jika ada masalah jangan ke club tapi tenangkan dengan cara shalat, zikir, dan berdoa kepada Allah Swt. Agama kita melarang, Allah pun melarang siapapun hamba nya untuk meminum minuman haram!" Kali ini Khanza tidak takut bahkan ia berani untuk bicara tidak sopan seperti ini di depan Davin sebagai suami nya.
"Nggak usah bacot, lo! Dasar cewek alim,"
"Terserah kakak, itu hak kakak. Jangan sampai menyesal di kemudian hari."
**
LANJUT? BACA AJA.Todos los derechos reservados