· 31 ·

313 53 11
                                    

Karina meregangkan ototnya yang kaku akibat 3 hari berada dirunah sakit. Benar, hari ini adalah jadwal kepulangannya setelah insiden keracunan minuman yang ia sendiri pun tidak akan menyangkanya.

Kemarin, Om Gwen sempat mampir ke rumah sakit untuk menjenguk keponakannya. Om Gwen hanya mengecek kondisi Karina sebentar saja lalu kembali ke kantor karena ada rapat dadakan yang tidak bisa di tinggalkan.

Berhubung hari ini kedua sahabatnya sedang ada urusan, ia pulang ditemani oleh Jake. Bukan tanpa sebab, karena lelaki sendiri itulah yang menawarkan untuk mengantarnya. Padahal, Karina sudah bilang bahwa ia bisa sendiri tetapi Jake menolaknya dengan keras.

"Let's go home, princess..."

"Hm? Not apartment?"

"Nope, aku di titip sama kedua temen kamu buat bawa kamu pulang kerumah Om kamu. They said that you must stay at home until the situation gonna be fine and save"

Karina memutar bola matanya dengan malas, "Huft, selalu aja Om Gwen kaya gitu... He always treat me like I'm still a baby... But the fact I'm twenty three years old"

"Hahaa... You still looks a baby tho for me, jangan kaya gitu ke Om kamu... He really cares about you"

"He did"

Jake sebenarnya gugup untuk bertemu keluarga Karina untuk pertama kalinya. Ia bingung harus menjawab apa nanti jika ditanya hal yang diluar nalarnya.

Jantungnya tidak berhenti berdetak kencang sampai Karina berbicara pun, ia tidak mendengarnya. "Jake!"

"Ah? Yes, Karina? Sorry I didn't hear you"

"What's wrong with you? Are you okay?"

"Little bit nervous... But, overall I'm okay... Nothing to be worry" Jake tersenyum sangat tulus walaupun keringatnya sudah mengalir. "Ini belok kemana?"

"Oh iya, depan belok ke kanan nanti ada pager warna hitam. That's my uncle house"

Jake memarkirkan mobilnya tepat di depan pagar yang bercat hitam. Rumah bernuansa modern klasik bertingkat 2 membuat hati Jake menghangat. "Pak, tolong masukin mobilnya ke garasi ya" titip Karina pada satpam pribadi rumahnya. "Om sama Tante ada?"

"Ada Non... Yang sedang pergi hanya Non Audy dan Den Leon" Karina menganggukkan kepalanya, "Makasih ya pak, Karin masuk dulu" senyumnya pada satpam pribadinya dan membawa Jake ke dalam rumah.

Baru saja ingin membuka pintu utama, Karina di kejutkan oleh Leon yang sudah ingin pergi. "Loh? Kata pak Tono tadi kamu udah pergi. Kok masih disini?"

"Ini mau pergi, lo bawa siapa? Pacar ya? Pasti kan? Bilang Mama ahㅡ"

"MAMAAAA!! KARINA BAWA PACAR MAA!!! PAAA!! KARINA BAWA PACARRㅡ" kabur Leon langsung kenbali ke dalam rumah memanggil Mama dan Papanya.

"HEH! LEON! INI BUKAN PACAR GUEEE!! SINI LOOㅡ"

"Aduhh.... Kalian ini teriak teriak ada apa sihh? Telinga Mama sakit dengernya, Leon"

"Karin tuh, Ma! Bawa pacar ke rumah"

"Bukan, tante! Ini temen Karina, namanya Jake" tunjuknya pada Jake yang berada di sampingnya. "Good afternoon, Ma'am... Saya Jake, teman Karina"

Tante Ceren tersenyum simpul nelihat betapa tampan dan rupawan seorang Jake. "Good afternoon, Jake... Tidak perlu memanggilku seperti itu, santai aja. Cukup panggil Tante"

"Aahh... Hehhee... Baik Tanteㅡ"

"Siapa yang datang sayang? Daritadi aku mendengar suara keributan disini"

"Ah Gwen, ini ada temennya Karina. Namanya Jake"

"Hello son, I'm Karina Uncle. Gwen Mario. Nice to meet you"

"Nice to meet you too, Om. Saya Jake. Jake Anderson"

"Anderson? Anak dari Anderson Smith dan Maria Hannah?" Jake terkejut. Bagaimana bisa Omnya Karina mengenal Ayah dan Ibunya? Bahkan sampai hafal nama belakang kedua orang tuanya. 

"Tidak perlu kaget, son... Kedua orangtuamu adalah rekan bisnisku dan teman lamaku saat kami pernah tinggal di Brisbane, Australia"

"Ah begitu... Maaf... Saya tidak pernah mendengar cerita tentang Anda dari kedua orangtua saya" ucap Jake tidak enak.

Om Gwen menepuk pundak Jake dan mengajaknya untuk duduk di sofa. "No problems, son. Ayo kita duduk dan bicara dengan santaiㅡ"

"Uncle? Kau tidak menyapa keponakanmu dan lebih memilih temanku?"

"Haha, tentu tidak... Kau bantu Tantemu untuk membuatkan kami teh dan camilan saja ya... Nanti kau kembali lagi kesini. Ada yang ingin Om tanyakan"

Dalam 5 menit, Karina sudah kembali ke ruang tamu. Ia duduk di samping Jake, sedangkan di hadapannya ada Om dan Tantenya yang memandanginya dengan serius. "Why you're looking me like that? Is there any seriuos?"

"Of course, princess... Ini tentang kejadianmu kemarin. Bisa kau ceritakan rincinya pada kami?"

"Karin ngga tertalu inget, cuma yang Karin liat pas lagi keluar jendela cafe itu anak cewe tinggi, langsing, rambutnya blonde, mukanya agak bule dan make jam rolex abu abu. She's driving a car. Platnya itu B 6567 RSP" cerita Karina saat kemarin ia berada di cafe. Bukannya mengada ngada atau memfitnah orang lain. Namun, ia sempat melihat wanita itu memberikan tip kepada pelayan yang mengantarkan minuman ke mejanya. Lalu tidak lama pelayan itu mengantar minuman ke meja Karina. Itulah yang ia pikirkan bahwa wanita itulah yang menyuruh pelayan tersebut.

"You sure, Rin? Kamu ngga lagi ngarang cerita kan?"

"Mana mungkin Jake... For goddness sake, I'm not lying now. Emang kenapa sih? Kamu kaya panik gitu?"

"Nothing... Cuma mastiin aja ciri ciri cewe yang kamu sebut tadi sama kaya orang yang aku pikirin atau bukan. Tapi kayaknya bukan, jadi aku lega" bohongnya. Tentu saja dengan ciri ciri yang rinci seperti itu Jake bisa tahu siapa pelakunya. Tidak mungkin ia tidak mengenali mantan pacarnya. The one and only, Roseanne Alika Scarlett.

"Syukurlah... Kalau gitu kamu istirahat aja sayang, ada yang mau Om bicarakan dengan Jake Anderson. Urusan pria, dan sebaiknya kamu menemani Karina saya ya, Ceren"

"Baiklah, ayo sayang... Kamu masih harus bed rest selama beberapa hari kedepan"

Karina pasrah saja sebelum Omnya mengamuk atau mengomeli dirinya jika tidak menurut. Ia melihat Jake yang tersenyum pertanda jika pria itu akan baik - baik saja dengan Omnya. Karina pikir pun urusan pria tidak jauh dari urusan bisnis, saham dan lainnya. Tapi ternyata, pikirannya salah.

"Jake, mari ikut saya ke ruangan kerja. There's something that I wanna ask you in private. Is it okay?"

"It's okay, Sir... Jika itu mau Anda, saya tidak bisa menolaknya"

"Ahahaha.... Baiklah, silahkan masuk"

BOTH OF US 

- TO BE CONTINUE -

Both Of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang