⚠️ Beware of being bored ⚠️
Katakan bahwa Roseanne Alika Scarlett adalah wanita gila. Yes, she's crazy because of a man. Dan laki - laki yang bisa membuat Rose seperti itu hanya Jake. Jake Anderson.
Bisa dibilang, Rose tergila - gila dengan Jake sedari mereka satu sekolah saat SMA. SMA Dillema menjadi saksi tempat mereka awal bertemu. Dimulai dari pertemuan saat Ospek dulu yang dimana Rose sedang mengikat rambut panjangnya akibat gerah akan sinar matahari dan Jake yang melihat itu terpana seketika.
Sederhana memang, namun berdampak pada keduanya. Jika Jake terpana saat melihat Rose mengikat rambutnya, maka Rose terpana saat Jake sedang bermain basket. Three point shoot yang dilakukan Jake akan selalu di ingat oleh Roseanne Alika Scarlett.
Mulanya, kedua sejoli ini malu untuk berkenalan satu sama lain. Akhirnya, teman mereka baik dari sisi Rose dan sisi Jake saling bekerja sama untuk menyatukan keduanya.
Mereka sampai rela memberikan waktu kepada keduanya agar saling mengobrol dan mengenal lebih dekat. Salah satu momen yang di ingat oleh Rose adalah saat ia berada di perpustakaan. Kala itu, ia sedang ingin mengambil salah satu buku biologi yang akan ia pinjam.
Flashback
"Ahh susah banget sih!" Keluh Rose pada buku yang tidak bisa ia raih.
"Ayo dongg.... Nanti keburu bell" raihnya semakin tinggi dengan bantuan kaki yang semakin menjinjit.
Saat hampir sedikit lagi ia mendapat buku pilihannya, tubuhnya oleng hingga terjatuh. Namun, ia tidak merasakan bahwa tubuhnya berada di lantai.
"Ekhm, kau bisa membuka matamu"
Perlahan, Rose mengintip melihat siapa yang dengan baik hati menangkap dirinya agar tidak jatuh ke lantai. "Eh?! Lo?!" Kagetnya. "Maaf, gue ngga sengaja"
"Noo... I'm fine, kamu ngga apa apa?" Tanya pemuda tersebut.
"I-i'm fine, thank you Jake Anderson" ucap Rose berterimakasih ketika melihat name tag yang berada di baju Jake.
Rose tidak menyangka bahwa Jake, sang pujaan hatilah yang telah menolongnya. Sungguh ia berterimakasih kepada dewi fortuna yang telah membantunya hari ini walaupun ia harus menanggung malu.
"Eemm, once again thank you" ucap Rose malu - malu.
"Your welcome" senyum Jake tulus. Ia lalu mengambil buku biologi yang di inginkan Rose dengan mudah. "Here, this is your biology book"
Rose terpaku. Ia tersentuh akan sikap baik hati Jake. "Ah repot repot banget... Tapi makasih sekali lagiㅡ"
"Kamu udah bilang makasih sama aku tadi" tawa ringan Jake yang membuat jantung Rose berdebar kencang. "Lain kali hati hati, kalau ngga bisa minta tolong sama penjaga perpustakaan. Aku duluan"
Kepergian Jake dari perpustakaan membuat Rose sedih dan juga gembira. Sedih karena harus cepat berpisah, dan gembira karena bisa berinteraksi dengan orang yang ia sukai walau hanya sebentar.
Ah, mengingat bel sudah berbunyi Rose bergegas kembali ke kelas sebelum gurunya mengomeli dirinya karena terlambat masuk kelas.
Sampai di kelas, ia kembali di kejutkan karena Jake duduk di sebelah mejanya. Setahunya, Jake bukan murid di kelasnya. Lalu bagaimana lelaki itu dengan santainya duduk dan belajar?
Rasa penasaran Rose semakin tinggi, ia berbelok ke meja sebelah kanannya yaitu ada Ruby. Ruby adalah salah satu teman dekat Rose dari mereka sekolah menengah pertama.
"By... Rubyy... Psstt psttt" bisik Rose agar tidak mengganggu yang lain.
"Hmm... Apa Rosee?"
"Itu... Ekhmm... Anuuㅡ"
"Apaaa??"
"Jake... Jake Anderson, sejak kapan dia jadi anak kelas kita? Bukannya dia anak kelas sepuluh ipa tiga?"
Ruby sontak menengok ke arah Rose dengan tatapan tidak percaya. "What? Sejak kapan Jake jadi murid kelas sepuluh ipa tiga, Roseanne?? Dia itu anak kelas kita! Sepuluh ipa satu!" Ungkap Ruby masih dengan tatapannya.
Mata Rose membelak seketika. Ia benar - benar tidak menyadari keberadaan Jake selama satu semester ini.
"Emang kenapa sih? Tumben banget lo penasaran sama anak murid kelas kita. Apalagi Jake" pancing Ruby.
"EungㅡEngga apa apa" elak Rose gugup dan kembali memutar kursinya.
Ruby yang sebetulnya sudah tahu perasaan Rose, terkikik geli dalam hati. Ia tidak menyangka bahwa teman semasa kecilnya sudah tumbuh dewasa seperti sekarang.
Flashback end
Rose mengelap air matanya yang jatuh tanpa seizin dirinya. Ia tersenyum sendu mengingat memori bersama Jake semasa sekolahnya dulu.
Kini, ia harus tetap bertekad untuk mendapatkan Jake kembali apapun caranya. Ia tidak mau melepaskan Jake, namun ia juga teringat memiliki Brian yang sudah setia menemani dirinya di saat sedang jatuh.
"Hhhaahhh.... Brian.... Aku harus apaa" helaan nafas kasar keluar begitu saja dari bibirnya.
"Tenang Roseanne.... Everything's gonna be alrightㅡ"
Drrtt drrrtt
"Yes, Mom?"
"Where are you? Kamu ngga pulang kerumah?"
"Nope, aku tinggal sama Brian. Why?"
"Pulanglah, Papa kangen berat sama kamu. Kamu ngga kangen sama kami?"
"I did, but aku masih belum siap aja, Mom... Please let me think first"
"Okay... Take your time... Tapi Mama pengen kamu pulang dulu sebentar. Bisa?"
"Aku usahain. Besok aku kerumah. Udah ya, Ma... Aku tutup"
Sambungan telfon Rose dengan sang Ibu terputus begitu saja. Bukan tanpa sebab ia bersikap seperti itu. Hal tersebut ia lakukan karena ia malas jika berada dirumah besarnya.
Rose juga sudah menebak bahwa Ayahnya akan menceramahinya tiada henti. Ibunya? Hanya bisa menyimak dan memberikan saran. Ia bosan hidup seperti ini dengan mengandalkan kekayaan.
Yang ia mau bukan hanya harta. Namun kasih sayang tulus kedua orangtuanya saja sudah cukup untuk menghibur dirinya. Saat pengambilan raport sekolah dulu pun, kedua orangtuanya tidak bisa hadir dan malah mengirim Paman dan Bibi Rose untuk menggantikan mereka.
Roseanne Alika Scarlett sudah muak hidup seperti ini. Sifatnya pun terbentuk karena faktor keluarganya yang acuh pada dirinya. Membebaskan ia tanpa pengawasan sedikit pun yang membuat Roseanne hancur.
Dan pada saat itulah, ia bertemu dengan Jake. Itulah juga mengapa ia sangat tergila - gila dengan lelaki itu sampai ia nekat membuat rencana yang diluar batasnya hanya untuk mendapatkan Jake Anderson.
BOTH OF US
- TO BE CONTINUE -
KAMU SEDANG MEMBACA
Both Of Us
Teen Fictionft. Jake Shim / 제이크 from Enhypen. A story about fighting the deepest trauma between Jake Anderson and Karina Patricia Watson. ©jaehyunhyunjae