· 3 ·

643 81 4
                                    

Karina, Joana, dan Samudra telah tiba di toko buku kesayangan mereka. Samudra telah memisahkan diri di suatu tempat, dan Joana pergi ke rak novel dan buku desain.

Karina ditinggal pergi ke rak alat gambar karena dia baru ingat alat gambarnya sudah menipis, juga dia akan membeli beberapa novel untuk dibaca di apartemennya ketika dia bosan. Saat dia mengambil kotak spidol warna warni yang diinginkannya, ternyata ada juga satu tangan yang memegang kotak spidol tersebut

"Maaf Nona, tapi saya duluan yang melihatnya"

Karina melirik tajam lelaki tersebut, "Pardon me? Gue duluan yang megang ya! Lo jangan asal aja deh, lepasin!"

"No, tapi saya butuh untuk adik saya. Permisi" lepas paksa lelaki itu dan pergi meninggalkan Karina yang sudah mengumpat dalam hati dan ia memilih mengalah.

Lelaki tersebut pergi membayar kotak spidol yang ia ambil paksa dari Karina tadi dan meninggalkan toko buku tersebut dengan wajah dinginnya. Sedangkan Karina yang berada tidak jauh, masih mengumpati lelaki tadi.

"Bisa bisanya ada orang kaya gitu.... Jelas gue duluan yang megang, eh dengan se-enaknya main ambil paksa dengan alibi buat adiknya? Wah...." gumam Karina kehabisan kata - kata.

"Mana itu tinggal satu, limited edition juga... Ya udah lah cari yang lain aja" pikirnya dan pergi untuk mencari spidol yang ia inginkan.

Sementara Joana dan Samudra, sudah selesai dengan keperluan mereka. Mereka mencari Karina yang sedang berada di rak novel. Tetapi, Samudra yang peka akan sekitar, melihat wajah Karina yang masam walaupun ia sudah mendapatkan apa yang ia mau.

"Rin, lo kenapa? Ada yang gangguin lo?"

"Bukan gangguin, Sam.... Tapi spidol gue tadi di ambil paksaaaa" adu Karina pada Samudra dan Joana.

"Hah? Sama siapa? Mana orangnya?"

"Udah kabur" Malas Karina membahas hal tersebut. "Alibinya masa buat adiknya? Coba lo pikir, cowonya tuh setinggi lo, Sam... Umurnya paling dua puluh lima atau dua puluh tujuhan" ceritanya.

"Udah Rin, udah.... Awas loh yang ada nanti dia jadi jodoh lo, gue ketawain aja sih ya.... HAHA" puas Joana meledeki sang sahabat.

Karina yang sudah kepalang kesal, jalan duluan ke kasir, "Ah ngga tau, ayo bayar aja... Mood gue memburuk seketika gara gara cowo tadi doang"

Samudra tersenyum tipis menanggapi temannya, "Iya ayo Rin, kita bayar terus kita balik.... Pulangnya nanti gue pesenin pizza buat lo di apart" bujuknya. "Lo nginep atau pulang ke rumah, Jo?"

"Gue nginep, Sam... Lagi males pulang karna nyokap sama bokap pergi, Ellen juga lagi nginep dirumah temennya. Daripada gue gabut sendirian dirumah, mending gue nginep di apart Karina. Boleh kan, Rin...?"

"Hmm.... Lagipula stock baju lo juga kayanya lo bawa semua dari rumah sampe walk in closet gue penuh" sindir Karina. "Lo ikut nginep ngga, Sam?"

"Ngga dulu, bokap lagi dinas, sementara nyokap sendirian dirumah.... Dean sama Rara lagi kerja kelompok, jadi gue mau nemenin nyokap aja"

"Oalaa... Ya udah nanti titipin salam gue buat nyokap ya, Sam"

"Iya, nanti gue sampein... Nyokap juga udah kangen sama lo berdua"

Karina, Joana dan Samudra pergi meninggalkan toko buku. Ia mengantar kedua sahabatnya pulang terlebih dahulu serta memesankan pizza serta makanan lain untuk Karina dan Joana. Barulah ia pulang ke rumahnya untuk menemani Mamanya yang sendirian dirumah.

"Pamit ya! Lo berdua hati hati di apart. Kalau ada orang yang ngga dikenal, jangan di bukain pintu selain gue. Jangan juga-"

"Iya paham Bapak Kevin Samudra Alexander.... Udah sana pulang, nanti lo kena macet" usir Joana cepat cepat.

"Iya tuan putri... Byee"

Joana dan Karina hanya tertawa melihat Samudra yang khawatir kepada mereka. Mereka akhirnya memilih masuk dan naik ke lantai 7 dimana kamar Karina berada.

Joana memilih untuk mandi dan bersih bersih, sedangkan Karina menunggu Joana selesai mandi, barulah mereka makan dan tidur agar besok pagi tidak kesiangan. 


BOTH OF US

- TO BE CONTINUE -

Both Of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang