· 19 ·

345 57 22
                                    

Long short story, hari ini adalah hari dimana Samudra, Joana dan Sean kembali bertemu di cafe yang sudah di janjikan.

Kali ini, Joana dan Samudra yang akan menceritakan tentang Karina kepada Sean. Mengingat Sean kemarin telah bercerita sedikit tentang Jake, maka sekarang adalah giliran mereka.

"Ey yo, wussup Theo...." Tos Samudra ala laki - laki gaul.

"Yo, wussup Kevin" jawab Sean dengan gayanya yang dibuat buat mengikuti Samudra.

Joana yang jengah melihat kelakuan temannya, hanya bisa bersabar. "Duh kaliann... Please deh, gue geli liatnya"

"Hehe, okay... Sorry, Kevin duluan yang mulai, Jo" tunjuknya dengan rasa tidak bersalah.

"Theo, jangan mulai" peringat Joana.

Mendengus sebal pada awalnya, tetapi setelahnya wajahnya berubah menjadi serius. "Fine, jadi apa yang lo berdua mau ceritain ke gue?"

"Kita cuma bisa cerita sedikit kaya lo kemaren. Ngga apa apa?"

"No worry, Kevin... Asal kita tahu gimana mereka, yeah gitu deh"

"Okay... So, dimulai dari Ayah Karina yang meninggal pas dia umur dua belas tahun kalau ngga salah ya, Jo?" Joana mengangguk membetulkan. Samudra kemudian melanjutkan ceritanya, "After her dad's passed away, nyokapnya itu pergi sama cowo lain. Yeah you know what I mean, right... Dan dari situlah Karina kaya ngga percaya sama nyokapnya lagi atau sama yang namanya cowo. What ever it's call, Karina doesn't belive what is love"

Joana menengok ke arah Samudra yang sudah kesusahan untuk melanjutkan cerita, akhirnya mengambil alih.

"Ya begitulah, Karina Patricia Watson. From junior high school until she graduate from colleges, she never taken with a single boy or a man in her school. Gue tau karna dia pernah cerita sama kita berdua. Dan gue yang dengernya sakit, Theo.... It hurts my heart. Makannya mungkin dengan Karina yang deket sama Jake kaya sekarang, Jake bisa bantu nyembuhin trauma Karin. Begitu juga sebaliknya" tutup Joana.

Sean yang mendengar hal tersebut tentu terkejut. Karina yang ia pikir kuat secara mental dan fisik, ternyata dalamnya terlalu rapuh. Sean tidak menyangka jika Karina memiliki trauma yang mendalam seperti itu.

Sean juga bisa merasakan jika ia berada di posisi Karina. Sebab setelah sang Ayah meninggal, lalu tidak lama Ibunya yang pergi entah kemana bersama pria lain dan tidak mencarinya hingga sekarang, membuat Sean merasa iba.

Tetapi untung saja, ada Om dan Tantenya yang dengan tulus menyayangi dan merawat Karina. Sean mengetahui itu dari Samudra yang kemarin sempat memberitahunya. Sean berpikir bahwa Karina deserve a better family. Karina berhak mendapatkan itu.

Bukan tanpa sebab Sean berpikir seperti itu. Namun, ia berpikir kembali. Mungkin, ada alasan lain dibalik Ibunya Karina yang langsung pergi entah kemana bersama pria lain dan tidak berusaha mencarinya.

"Kita juga ngga tau alasan nyokapnya kabur gitu aja ninggalin Karin sendirian" ucap Samudra tiba - tiba saat semua diam. "For goddess sake, she lived for twenty years old, but her Mom's doesn't try to find her daughter. Like... Man, harus banget kaya gini?" Serak Samudra yang ingin menangis.

Sean yang sedari tadi berpikir, akhirnya mencoba membuka suara. "Apa kita harus nyari nyokapnya-?"

"Dude, lo serius?" Tanya Samudra tidak percaya atas perkataan Sean. Joana yang berada di samping Samudra juga ikut terkejut.

"I mean, kita juga ngga baik berperasangka buruk sama nyokapnya. Okay, let say she doesn't try to find her daughter. Tapi, coba lo berdua pikir, there's a reason why her Mom's do this shit thing's"

"Tapi Sean-"

"Gue tau Jo, kita bakal lewatin batas. Tapi, daripada engga sama sekali-"

"Theo, sorry for say this. Tapi gue setuju sama Joana. Kita udah kelewat batas kalau ikut campur sama urusan hidup keluarga Karina. Okay, maksud tujuan kita baik. Kita bakal bikin satu keluarga yang runtuh dan hancur bakal baik. Tapi, apa bakal segampang yang lo pikirin? Yang kita pikirin?"

Sean terdiam. Samudra ada benarnya. Ia sudah melewati batasnya. Ia hanyalah orang asing yang tidak mengetahui latar belakang keluarga Karina dengan detail. Ia hanya bermaksud baik, namun malah membuat dirinya merasa menjadi buruk.

"Its okay, Sean... Gue tau maksud lo baik. We're all know... Tapi, gue dan Samudra sendiri pun ngga berani buat bertanya lebih tentang nyokapnya Karina ke yang bersangkutan langsung. Kita takut, Sean... Takut Karina bakal minum obat - obatan lagi yang hampir buat dia meninggal"

"Me-meninggal? What do you mean, Jo? Obat?-"

"Yes, about three years ago. Saking traumanya yang terlalu berat, merasa overthinking, insecure yang berlebih, Karina malah milih buat minum semua obatnya dalam satu tegukan. You can say that she's crazy. Tapi, begitulah Karina kalau traumanya kambuh"

"Luckily, Karin bisa selamat berkat Leon adik sepupunya yang kebetulan banget mau pinjem barang dirumah Karina yang lama. Coba kalau engga? Kita semua ngga bakal bisa kumpul disini. Atau bahkan Jake ngga akan bisa ketemu Karina"

"It's a fate, Theo.... Karina ditakdirin ada buat nyembuhin Jake. Begitu juga sebaliknya. Gue berharap banget, baik Karina dan Jake bisa sembuh, mereka ngga berantem atau bahkan sampai kembali menjadi orang asing"

"I hope that too, Kevin... Joana... Tapi, kita ngga bakal tahu apa yang akan terjadi kedepannya. Gue juga berharap, semoga Rose ngga balik lagi dengan ide ide gilanya. Gue ngga mau Jake dan Karin atau bahkan kalian kenapa napa nantinya"

"We hope that, Theo...."

● ● ●

Terlalu asik bercerita dari hal sensitif hingga sampai bisa bercanda, mereka tidak sadar bahwa jam sudah menunjukkan pukul 8 malam.

"Sam! Balik! Karina abis ini pasti ngomel! Kita belom bersihin apartemen!!!" Panik Joana tiba - tiba saat Samudra dan Sean asik bermain game.

"Mampus, Jo! Ayo balik!" Samudra ikut panik akibat Joana dan segera log out dari gamenya. "Theo! Gue balik duluan. Lo hati hati dijalan, titip salam buat Jake. Ntar kita lanjut main kalau gue ngga kena omel mak lampir di apartemen-"

"SAMUDRAA!! CEPETANN!!" Teriak Joana yang sudah berada diluar.

Sean yang melihatnya tertawa geli. Ia juga akan pulang ke apartemennya. Setelah mendapatkan notifikasi bahwa Jake akan menginap, tiba - tiba ia merasa bahwa inilah saat yang tepat untuk bertanya kembali kepada Jake masalah tentang ia dan Roseanne.

BOTH OF US

- TO BE CONTINUE -

Both Of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang