Terhitung sudah 3 hari lamanya Karina memikirkan tawaran yang diberikan Jake. Ia hari ini memutuskan untuk langsung datang saja ke kantor Jake.
Menurutnya, tidak sopan jika hanya berhubungan lewat telfon saja. Ia justru ingin bertemu secara face to face dengan Jake.
Long short story, Karina sudah sampai di Be-Lift Company. Ia menuju resepsionis dan menanyakan apakah Jake berada di ruangannya atau tidak.
"Morning, apakah Jake Anderson ada di ruangannya? I need something to talk with him. Can you tell him that I already in his company?"
"Sure, Ms-"
"Karina. Karina Patricia Watson"
"Wait a minute, Ms. Karina... Silahkan duduk terlebih dahulu" sopan para resepsionis sembari mereka mengabari atasannya.
Lima menit kemudian, Karina di panggil dan di arahkan oleh resepsionis untuk naik ke lantai 15 tempat ruangan Jake berada. Sean, sebagai asisten Jake tentu mengantarkan Karina dengan senang hati.
"Mari Ms. Karina, saya akan antarkan anda ke ruangan Mr. Jake" ajak Sean menuju lift lantai 15.
"Sorry if I ask this question... Apakah Anda wanita yang ditawarkan Mr. Jake pekerjaan secara langsung?"
"Yes, it's me... Hmm, why you ask that?"
"Nothing Ms... I'm just courious about that..." senyum Sean hangat. "Mari, kita sudah sampai di depan ruangan Mr. Jake" tunjuknya. "Ms. Karina silahkan masuk, Mr. Jake sudah menunggu anda di dalam"
Selepas kepergian Sean, Karina mengetuk pintu ruangan Jake dan masuk ke dalam. Ia merasa kagum dengan interior design ruangan kerja milik Jake.
"Oh... Morning, Karina.... Silahkan duduk"
"Morning, Mr. Jake?" Kikuk Karina pada Jake. Jake yang berada di depannya berbeda dengan Jake yang ia temui kemarin. Aura lelaki tersebut seketika berubah.
"Easy, Karina... Kita bisa berbicara dengan santai.... Ngga perlu tegang begitu" datar Jake. Namun di dalam hatinya, ia ingin tertawa karena ekspresi Karina.
Karina berdehem untuk menetralkan jantungnya. "Okay, jadi disini gue mau ngasih tau lo" frontalnya. "Gue menolak untuk kerja disini. I'm sorry"
Jake tidak terkejut dengan jawaban Karina. Ia sudah bisa menebak bahwa wanita muda di hadapannya ini akan menolak tawaran yang ia berikan kemarin dengan mudah.
"It's okay, Karin... Saya sudah menebak jawaban kamu. Saya tahu memang tidak mudah bekerja disini" tenangnya. "Tetapi jika kamu berubah pikiran, maka silahkan hubungi asisten saya, Sean"
Karina mengangguk setuju. Ia lantas pamit untuk pergi menemui Joana dan Samudra. Namun baru 3 langkah, Jake bertanya yang membuat Karina terdiam membeku.
"Karina, did you free this afternoon? I'm going to have lunch with you. Can I?" Tanyanya datar namun sukses membuat Karina terdiam.
"Just for say thank you. Tidak ada maksud lain" lanjutnya menerangkan.
Karina berbelok dengan wajahnya yang dibuat buat agar tidak tegang. "Of course.... Here my personal phone number" kasihnya pada secarik kertas berisikan nomor telfonnya. "Sa-saya pergi dulu" kaburnya begitu saja menahan malu karena gagap di akhir pembicaraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Both Of Us
Teen Fictionft. Jake Shim / 제이크 from Enhypen. A story about fighting the deepest trauma between Jake Anderson and Karina Patricia Watson. ©jaehyunhyunjae