Lima menit kemudian, roller coaster berhenti. Leon yang sudah pusing, lantas cepat keluar dari arena permainan dan bersandar di pagar pembatas jalan yang ada di dalam tempat bermain.
"Huweek... huwekk..." lemas sudah Leon. Ia menyerah pada Karina. Ia tidak sanggup untuk naik bianglala. "Rin... Udahan ya, gue ngga kuat sumpah.... Mau makan aja, Rin... Gue laper..."
Karina yang tidak tega melihat sang Adik tersiksa, akhirnya menuruti apa yang Leon inginkan. Mereka pergi ke restoran dekat arena bermain untuk makan siang karena tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 11 siang.
"Makan yang banyak, ini akibatnya kalau lo ngga sarapan tadi" perintah Karina. "Gue ngga mau ya lo malah drop atau sakit cuma karna ngga makan sama karna naik roller coaster"
Leon menganggukkan kepalanya menurut. Ia sudah kapok karena tidak sarapan dan ditambah perutnya ikut naik turun akibat roller coaster. Ia memakan apa saja yang dihadapannya seperti orang yang belum makan 2 hari.
"Pelan pelan, Leon.... Gue ngga kemana mana kok" ucap Karina lembut pada sang Adik.
Hanya membutuhkan waktu 2 menit, Leon sudah menyelesaikan semua makanannya. Setelah membayar, Karina memutuskan untuk langsung ke apartemennya saja melihat kondisi Leon yang tidak memungkinkan untuk membawa mobil serta pulang sendiri kerumah.
"Lo nginep dulu sampe sore, hari ini izin aja dulu sama dosen kalau lo ngga masuk"
"Ngga bisa Rin, gue mau ngejar biar skripsian cepet. Gue juga udah ngga apa apa, cuma pusing sedikit aja" elak Leon. "Tidur sebentar di apart lo juga nanti udah mendingan"
Karina menghela nafasnya kasar. Ia tidak bisa berbuat apa –apa jika sang Adik sudah keras kepala seperti ini. Mau tidak mau kali ini ia mengalah. Hanya untuk hari ini saja. "Ya udah, sini gue yang bawa. Jangan ngebantah, lo tidur aja. Nanti kalau udah sampe, gue bangunin"
Mobil dengan plat B 1201 LNW pergi meninggalkan area taman hiburan. Jarak dari taman hiburan ke apartemen Karina cukup jauh. Membutuhkan waktu 1 jam membuat Karina bosan sendirian. Karena Leon sudah tertidur pulas disampingnya.
Walau bagaimana pun, Leon adalah Adiknya, jadi ia tidak tega jika harus Leon yang menyetir dan ia juga tidak sanggup jika memarahi Leon. Kecuali, Leon memang berbuat salah sampai diluar batas, baru ia akan memarahinya.
"Leon, wake up... Kita udah sampe, ayo turun biar lo tidurnya lebih enak"
Leon menggeliat tidak nyaman, "Hmm... Iya, ayo Rin... Gue juga ngantuk banget" jawab Leon dengan suara khas orang bangun tidur, serak.
Setibanya di kamar apartemen Karina, Leon langsung tertidur kembali di sofa berukuran sedang. Sementara Karina pergi ke belakang untuk mencuci jas kerja milik Jake.
Saat ia mencuci jas tersebut, ternyata bau parfum yang berada di jas milik Jake sangatlah kuat. Itu membuat Karina merasa pusing namun menikmati aroma tersebut. Ia berpikir bau parfum yang digunakan Jake sangatlah wangi.
"Ah, tidak tidak... Apa yang kau pikirkan, Karina? Sadarlah..." ucapnya pada diri sendiri saat ia tersadar bahwa ia telah memuji Jake. Ia berusaha kembali fokus pada kegiatannya. "Beres, tinggal di setrika aja abis ini" senangnya, karena beban tersebut perlahan mulai selesai.
Jam menunjukkan pukul 3 sore. Karina perlahan membangunkan Leon agar sang Adik bisa mandi dahulu sebelum pulang untuk mengambil peralatan kuliahnya dan berangkat ke kampus.
"Gue numpang mandi ya, Rin"
"Iya, pake bajunya Samudra dulu aja... Ukuran baju kalian sama kayaknya, ambil aja di lemar baju"
"Ay ay, captain!"
Dua puluh menit kemudian, Leon sudah berganti baju dan sudah wangi seperti biasa. Ia pamit kepada Karina bahwa ia hampir terlambat ke kampusnya. Karina tidak ikut Leon untuk pulang karena ia harus cepat menyelesaikan tugas 'cuci mencuci dan setrika' jas milik Jake Anderson dan ia ingin cepat mengirimnya sebelum masa waktu yang diberikan oleh Jake habis.
"Huh... Akhirnya semua selesai.... Tinggal kirim aja ini jas ke kantornya, maka urusan gue sama dia selesaii...." senangnya. Ia bergegas mencari paper bag serta plastik laundry yang masih bagus dan baru yang ia dapatkan saat ia laundry selimutnya di lantai bawah.
Selesai mengepak, Karina turun ke bawah menuju tempat pengiriman barang. Ia menuliskan alamat Be-Lift Company di memo yang ia siapkan beserta call center kantor itu.
Ia tidak pernah merasa se-lega ini karena telah selesai membayar hutangnya kepada Jake Anderson secara lunas dengan "melaundry" jas tersebut.
Entah apa kejadian kedepannya, yang penting untuk saat ini Karina ingin beristirahat sampai malam sembari menunggu Joana dan Samudra pulang.
BOTH OF US
- TO BE CONTINUE -
KAMU SEDANG MEMBACA
Both Of Us
Teen Fictionft. Jake Shim / 제이크 from Enhypen. A story about fighting the deepest trauma between Jake Anderson and Karina Patricia Watson. ©jaehyunhyunjae