Both Of Us

· 29 ·

Di rumah sakit pagi ini, Karina sedang sarapan ditemani oleh Tania lagi. Sarapan yang membuatnya mual jika harus memakannya secara terus - menerus. Apalagi kalau bukan bubur dan nasi tim.

Rasanya, Karina ingin cepat pulang ke apartemennya dan makan apa saja tanpa rasa takut dan gelisah seperti biasanya.

"Ayo dong, Rin... Semangattt"

"Hhh... Capek, Tan... Tiap hari... Mau pagi, siang, sore atau malem, makanannya pasti gini"

Tania tersenyum melihat Karina misuh - misuh sendiri. Merasa handphonenya berbunyi, ia pamit pada Karina untuk menjauh sebentar. 

Sean Theodor Vincent

"Ya? Kenapa Sean?"

"Lo dimana, Tan?"

"Rumah sakit tempat temen gue dirawat, kenapa?"

"Rumah sakit JM Medical kan?"

"Iyaㅡ"

"Loh? Lo tahu darimana?"

"Nanti gue jelasin, gue mau kesana"

"Tungguin, jangan kemana mana"

"Eeehhh"

"Ruangannya tahu ngga?"

"Taaahuuu"

"Dah ya, nanti kalau gue udah sampe gue kabarin"

Sambungan telefon dari Sean terputus begitu saja. Tania yang masih merasa heran akhirnya kembali duduk di samping Karina. Karina pun yang melihat raut wajah Tania berbeda, merasa penasaran. "Lo kenapa, Tan?"

"Aahh... Ituu.... Sepupu gue katanya mau kesini..." Ia melihat jam dinding menunjukkan pukul 10 pagi. Seharusnya Sean sudah berada di kantor, pikirnya. "Gue bingung... Tiba tiba dia tahu gue di rumah sakit ini, terus tahu ruangan lo juga... Padahal kalian mana kenalㅡ"

"Tunggu deh, emang sepupu lo siapa?"

"Sean. Sean Theodor Vincentㅡ"

"LAH SI SEAN? ITU MAH SEKRETARISNYA JAKE, TEMEN GUEㅡ"

"LOH? KOK LO KENAL NGGA BILANG GUE?ㅡ"

"DIH? LO AJA NGGA BILANG KALAU SEAN SEPUPU LOㅡ" Karina terdiam sebentar, rasa gatal dari tenggorokannya kembali menyerang. "Uhukk... Tann... Minuumm"

"Cih, makannya ngga usah teriak. Kan, batuk lagi"

"Aㅡabis, lo ngga ceritaㅡ"

"Yaaa... Lo aja ngga nanya, ya gue ga cerita lahㅡ"

"Udahan belum ributin guenya?" Ucap Sean mengagetkan. Ia ternyata sudah berdiri di pintu ruangan Karina. "Hai, Rin... Long time no see, ya"