Pagi hari kembali menyambut pria dengan ketampanan yang tidak ada duanya. Ya, siapa lagi kalau bukan putra pertama dari Mr. Anderson.
Hari ini Jake akan bersantai terlebih dulu sebelum pergi ke kantor. Ia akan mampir ke minimarket tempat ia bertemu dengan wanita yang menumpahkan kopi ke jas miliknya.
Untuk apa ia kesana? Tentu saja untuk menawarkan beberapa pekerjaan. Kali ini ia akan bersikap baik, karena kemarin ia telah mencari tahu data pribadi milik wanita tersebut.
Jake tersenyum simpul mengingat bagaimana ekspresi wanita itu. Ah, apakah Jake jatuh cinta pada pandangan pertama? Tentu aja tidak. Ia hanya merasa lucu bagaimana bisa ia bersikap ceroboh dengan tidak melihat bahwa ada wanita disampingnya.
Terlalu lama berlarut dalam pikirannya, ia akhirnya berangkat menuju apartemen Seyang yang berada di tengah kota. Ia melajukan kendaraannya dengan sedang. Hanya butuh waktu 25 menit untuk sampai disana.
Ketika turun dari mobilnya, ia langsung masuk dan betapa terkejutnya bahwa ia bertemu dengan wanita itu. Benar, dewi fortuna sedang memihak dirinya. Ia mendatangi wanita itu yang sedang bersama kedua temannya.
"Kita bertemu lagi, Nona"
"Ah astaga! Kau-" tengoknya. "Jake? Kau Jake bukan?"
"Benar, saya Jake. Lelaki yang Anda tumpahkan kopi ke jas milik saya"
Ia melihat kedua teman wanita itu. "Ah Samudra ya? Apa kabar? Sudah lama tidak bertemu" sapanya hangat.
"Baik gue, lo gimana? Btw lo butuh waktu pasti sama temen gue buat ngomong, gue tinggal ya" pamitnya. "Ayo Jo, Karina butuh waktu sama Jake" tariknya pada Joana yang sudah mulai kepo akan pembicaraan Jake dan Karina.
"Eehhh Samudraa!!! Bangsatt!! Gue ditinggal sendiriann-"
"Ada saya disini, kamu tidak lihat?"
Karina menengok ke arah Jake sembari melipat tangannya. "Jadi, ada apa lo kesini? Masalah jas? Gue udah laundry dan kirim ke kantor lo kan? Terus apala-"
"Saya ingin menawarkan pekerjaan ke kamu. Bagaimana?"
"Kerjaan?" Tanyanya kembali. "Ngomongnya jangan disini, kita ke cafe sebrang aja" tariknya refleks pada tangan Jake. Jake yang mendapat perlakuan itu hanya mengikuti seperti terhipnotis.
Sesampainya, Karina baru menyadari bahwa dia memegang tangan orang asing yang baru aja ia kenal. "Sorry, I didn't mean it"
"It's okay" datar Jake. "Baik, jadi-"
"Sebentar-" potong Karina. "Bisa ngga usah pake bahasa formal? Gue ga bisa terlalu kaku kalau lagi ngobrol"
"Okay, jadi saya disini mau nawarin kamu kerja di perusahaan yang saya pimpin. Bagaimana?"
"Posisi?"
"Kamu lulusan design bukan? Ada slot kosong di divisi sana. Kamu hanya perlu menyiapkan kebutuhan yang saya berikan. Tentunya kamu harus ikut tes dan tidak ada wawancara. Setuju?"
Karina sempat menimang apa yang di katakan Jake. Ia sebenarnya ingin, tapi ada hal lain yang belum ia selesaikan dan ia belum siap juga untuk langsung masuk ke dalam perusahaan besar. Apalagi Karina sudah baca berita pagi ini bahwa perusahaan pria yang dihadapannya berada di posisi nomor 1 di seluruh dunia.
"Apakah bisa beri aku waktu? Tiga hari dari sekarang. Bisa?"
"Tentu, apapun bisa kamu lakukan" terima Jake. "Ini adalah personal phone saya. Kamu bisa mengabari saya jika kamu tertarik dan tidak. Saya tunggu" perginya begitu saja.
Namun, ia berhenti setelah lima langkah. "Ah ya, terimakasih untuk laundry jasnya dan maaf saya telah menarik paksa alat gambar milik kamu. Saya sudah gantikan alat gambar kamu yang saya pesankan dan akan sampai besok pagi. Tentu juga uang ganti untuk laundry yang sudah saya kirimkan ke rekening milik kamu" jelasnya yang membuat Karina terdiam membeku ditempat.
Setelah kepergian Jake, ia langsung membuka handphonenya untuk memastikan apakah yang dikatakan Jake benar atau tidak, dan ternyata benar! Bahwa Jake telah mengirimkan uang ganti laundrynya sebesar ₩ 100.000 atau setara dengan Rp1.200.000 rupiah. Sungguh, ia tidak menyangka bahwa pria tadi membuat banyak kejutan untuk dirinya.
Merasa dirinya sudah pusing, ia memutuskan naik ke apartemen miliknya dan tentu saja ia sudah menebak apa yang akan dilakukan Joana dan Samudra pada dirinya.
● ● ●
Dari kejauhan, Jake masih setia berada dalam mobilnya. Ia tidak menyangka bahwa ia akan sebaik ini pada wanita asing yang baru ia temui sebanyak tiga kali dalam hidupnya.
Menggelengkan kepalanya untuk sadar akan sesuatu, ia berpikir bahwa sebaiknya ia pergi ke kantor saja untuk memeriksa dokumen dan berkonsultasi pada sahabatnya Sean. Walaupun nantinya ia harus menanggung malu, tapi yang terpenting agar ia bisa mencari jalan keluar untuk masalahnya kali ini.
Pukul 9 tepat Jake sudah sampai dikantornya. Ia menitipkan kunci mobil kepada satpamnya dan bergegas naik ke lantai 15 yaitu ruangannya.
Sean yang sudah dikabari oleh Jake juga sudah menunggu kedatangan sahabatnya. Sangat jarang sekali bahwa sang sahabat mengabari dirinya untuk menunggu ke dalam ruangan terlebih dulu.
"Oh? Udah sampe lo?" Tanya Sean ketika pintu terbuka menampakkan wajah datar Jake.
"Hmm... Ada yang mau gue omongin sama lo"
Sean yang bingung dengan nada bicara Jake yang tidak formal hanya mengerutkan dahi. "Omongin apa? Tumben banget"
"Lo tau kan data yang lo cari kemaren? Gue udah datengin langsung orangnya"
Sean tentu terkejut bukan main. Ia pikir kemarin Jake hanya bercanda saja, tapi ternyata tidak. "Really? What are you doingg?"
"Nawarin kerjaan of course, apalagi?"
"Whaat?!" Teriak Sean. "Lo ngga bercanda kan?"
"Muka gue emang kaya lagi bercanda?" Seriusnya. "Namanya Karina Patricia Watson, kan? I met her this morning at her apartment" lanjutnya. Namun melihat tidak ada perubahan dari Sean, ia meralat perkataannya, "I mean at the cafe in front of her apartment"
"Huft, what a relief... Gue pikir lo beneran masuk apartemennya"
"Dude.... Ngga kaya gitu" dengus Jake. Ia kembali melanjutkan, "I offer a job for her. Divisi design. Dia lulusan fakultas design di universitas terbagus. And yeah, dia bakal mikir selama tiga hari dari sekarang"
"Wait... You sure?" Tanya Sean masih tidak mengerti. "I mean, ada angin apa lo nawarin kerjaan langsung sama orang asing?" Tanyanya kembali memastikan.
"Dunno, I just offer a jobs to her" cuek Jake. "Ah ya, gue juga gantiin alat gambarnya yang gue rebut paksa buat ade sepupu gue, sama uang ganti laundry jas gue. That's it"
Sean menganga tidak percaya atas apa yang dikatakan sahabatnya. Ia memilih pamit bekerja daripada harus mendengar ocehan sahabatnya yang membuat ia semakin tidak mengerti. Mungkin ia akan bertanya nanti saja jika konsentrasinya sudah kembali.
Jake yang ditinggal seperti itu merasa kesal. Ia lantas menelfon sekretarisnya untuk berkata bahwa ia akan pulang sekarang karena merasa pusing dan akan beristirahat selama 2 hari kedepan.
Ia sendiri juga tidak mengerti mengapa dirinya dengan mudah menawarkan pekerjaan begitu saja kepada orang yang baru saja ia kenal. Entah, ia pusing memikirkannya dan akhirnya memilih beristirahat dirumah.
BOTH OF US
- TO BE CONTINUE -
KAMU SEDANG MEMBACA
Both Of Us
Teen Fictionft. Jake Shim / 제이크 from Enhypen. A story about fighting the deepest trauma between Jake Anderson and Karina Patricia Watson. ©jaehyunhyunjae