Jam sudah menunjukkan pukul 11 siang. Samudra sudah duduk manis di kantin fakultas desain menunggu kedua sahabatnya itu. Sambil bermain game di ponselnya, Karina dan Joana segera datang dengan wajah kesal. Samu yang melihatnya mengabaikannya begitu saja dan melanjutkan permainan.
"Sumpah ya demi Tuhan, itu dosen ngeselin banget anjing! Astaga, ngga boleh ngatain tapi pengen dikatain," umpat Joana habis habisan kepada dosennya.
"Tapi ya Jo, setidaknya itu dosen setuju kalau proposal kita kasih besok," timpal Karina. "Semisal ngga bakal diterima nih, gue ngga tau deh kapan kita lulus dari ini kampus."
Samu yang sedari tadi hanya mendengarkan akhirnya ikut menimpali, "Ya untungnya kan, Rin.... Coba kalau engga? Ya gue lulus duluan, hahahhaa"
"Fuck you, Samudra," jawab Karina mengacungkan jari tengahnya tepat di depan wajah Samudra yang senang karena telah berhasil mengerjai sahabatnya.
"Udah ah gue cape... Gue mau makan aja," tutup Joana. "Lo berdua mau makan apa? Biar gue yang pesenin" tanyanya.
"Gue biasa aja Jo, lo gimana Sam?"
"Samain aja kaya Karina, gue lagi males makan."
"Ya udah bentar, gue pesenin dulu."
Saat Joana pergi membeli makan, Samu memberanikan diri bertanya pada Karina. "Rin, lo kenapa ngga mau pacaran sih? Atau cari cowo gitu? Gue tau alasan lo kenapa, but c'mon Karina Patricia Watson, umur lo aja udah mau masuk dua puluh empat tahun-"
"Samu, berapa kali gue bilang sama lo kan kalau gue ngga percaya yang namanya cinta. Dan gue juga-"
"Apa lagi, Rin? Takut?"
"Iya, gue takut buat mulai semua itu Sam, gue belom sanggup" ungkap Karina dengan suara yang semakin mengecil. "Lo tau alasan gue selama ini kan? Kenapa gue memilih jadi jomblo selama dua puluh tiga tahun daripada punya pacar kaya Joana. Bagi gue ngga mudah, Samu"
Samu mendesah, "Iya Rin, gue tau... Sorry udah buat lo nginget hal yang ngga mau lo inget selama ini. Gue cuma mau yang terbaik buat lo... Rin" tuturnya, memegang tangan sahabatnya dengan sayang.
"Iya Samu, ngga apa apa, it's okay.... Gue tau, lo bermaksud baik kok" senyum Karina. "But for now, sorry Samu... Gue masih belom bisa dan belom sanggup" final Karina.
"Baiklah... But if you need me, just call me okay? Gue bakal ada buat lo kapan pun dan dimana pun"
Karina tertawa lepas dan tersenyum, "Iya Samu... Thank you, big boss!"
Tidak lama, Joana datang membawa nampan berisi makanan mereka. Samu yang melihat Joana kesusahan lantas mengambil nampan tersebut dan menurunkan makanan mereka.
"Everything is alright?" tanya Joana pada Karina dan Samu. "Kenapa muka lo kaya sedih gitu, Rin? Samu macem macemin lo, ya?"
"Nothing Jo, cuma bahas masa lalu sama Samu. But everything's alright" senyum tipis Karina. "Ayo makan, abis itu kita hangout ke toko buku. Ada buku yang mau gue beli"
Samudra dan Joana yang memang sudah mengetahui latar belakang keluarga Karina tersenyum tipis. Mereka berdua merasa iba dan kasihan pada Karina, namun dibalik itu semua, mereka bangga karena Karina tidak terseret dalam kesedihannya. Ia tetap melanjutkan kuliahnya sampai sekarang ini karena bantuan dari Tante dan Om nya yang menyayanginya seperti anak sendiri.
BOTH OF US
- TO BE CONTINUE -
KAMU SEDANG MEMBACA
Both Of Us
Teen Fictionft. Jake Shim / 제이크 from Enhypen. A story about fighting the deepest trauma between Jake Anderson and Karina Patricia Watson. ©jaehyunhyunjae