Pagi hari yang cerah kali ini diisi oleh tawa dari Joana. Ia tertawa karena Samudra yang sedang mencoba memasak pancake untuk sarapan mereka bertiga, wajahnya malah terkena tepung akibat ia tidak sengaja bersin.
Joana tidak berhenti menertawakan Samudra yang sudah malu bercampur kesal karena sahabatnya masih saja tertawa sampai menangis.
Karina yang tidurnya merasa terganggu, lantas terbangun mengecek apa yang dilakukan sahabatnya sepagi ini. "Astaga.... Kalian ngapain sih pagi pagi udah ribut ajaa.." ucap Karina saat melihat keadaan dapurnya yang sudah seperti kapal pecah.
Ia terkejut saat melihat wajah Samudra yang sudah dipenuhi oleh tepung. Sebetulnya ia ingin tertawa, namun melihat Samudra yang sudah seperti itu ia menjadi tidak tega.
"Itu.... Hahahaa.... Samu-hahaha" tunjuk Joana yang tidak bisa berhenti tertawa. "Aduh perut gue sakit...."
"Jo, udah Jo... Kasian Samu..."
"Iya, hahaha.... Aduh udah ah, gue mau mandi dulu.... Gue baru inget kalau gue ada sidang" kaburnya agar tidak dimarahi oleh Karina lagi.
Sementara Karina mengurus Samudra terlebih dahulu. Ia membawa sahabatnya ke kamar mandi untuk membersihkan wajahnya agar tidak rusak jika terlalu lama di diamkan. "Ayo, gue bersihin dulu muka lo biar ngga jerawatan. Merem ya, kalau gue bilang udah, baru buka mata"
Samudra hanya mengangguk sebagai jawaban. Ia sudah pasrah jika nantinya ia dimarahi Karina akibat menghancurkan dapur minimalisnya.
Berlarut dalam pikirannya, ia sampai tidak sadar bahwa Karina sudah memangilnya sedari tadi untuk membuka mata. "Samuuu.... Mikirin apa sih? Daritadi gue udah manggilin lo... Ini udah selesai"
"Hah? Oh iya, makasih Rin" ucap Samudra keluar dari kamar mandi meninggalkan Karina yang bingung akan sikap sahabatnya.
Tidak ingin mengambil pusing, Karina bergegas mengambil kunci mobil Samudra serta tas kecilnya yang berada di sofa. Ia lalu menoleh dan berkata, "Sam, ikut ke kampus ngga? Joana hari ini sidang"
Samudra yang sedang bermain game, sontak terkejut. "Hah– Oh iya, ayo"
Sesampainya dikampus, mereka melihat Joana yang masih duduk di kursi depan ruang sidang. Ia sedang menunggu giliran Tania yang masih berada di dalam. Kedua sahabat itu mendatangi Joana untuk menyemangatinya dan tentu saja, traktiran setelah sidang.
"Gimana Jo? Abis ini giliran lo?"
"Iya Rin, doain yaaa.... Duh.... Gue deg deg an banget lagi..." gemetar Joana. Ia takut jika nantinya ia akan membuat kesalahan saat sidang.
"Hey... Hey... Joana, liat gue" ucap Samudra memegang pundak Joana. "Lo pasti bisa, percaya sama gue. Lo udah berusaha sebaik mungkin, lo udah lembur, begadang, sampe lupa makan"
"Ah ya, jangan lupa juga kalau lo dimarahin Jeremy karena minum kopi terus non-stop. Jadi, percaya bahwa lo bisa, okay? Jeremy udah chat gue, kalau dia bakal telat nanti dateng"
"Huweee..... Iyaa Sam... Makasih banyak yaa! Lo juga Rin, makasih juga udah bantu gue ngatur isi skripsian gue, masakin gue makanan, terus beresin meja gue pas gue ketiduran. I love you, guys!" peluk Joana pada Samudra dan Karina. "Gue masuk ya! Wish me luck!"
"Good luck, Joana! Kita tunggu disini, ya!" jawab mereka bersamaan.
Ketika Joana memasuki ruang sidang, keheningan kembali menyelimuti kedua sahabat tersebut. Dimana Samudra yang masih tidak enak dengan Karina, dan Karina yang bingung ingin memulai pembicaraan. Akhirnya Karina bertekad memulai pembicaraan terlebih dulu. Ia tidak suka suasana canggung seperti ini.
"Samudra, lo ngga perlu merasa ngga enakan sama gue. Gue ngga apa – apa kok, itu cuma hal sepele, Sam... Kan tinggal di lap kaya tadi terus di beresin, bersih lagi kan"
"Tapi, Rin–"
"Ngga ada tapi – tapian. Udah kaya biasa lagi aja ya, please... Lo tau gue ngga suka kalau keadaan kita kaya gini, Sam" mohon Karina pada Samudra.
Samudra mengangguk sebagai jawaban. Jujur, ia tidak menyukainya. Namun, entah mengapa tiba – tiba ia merasa menjadi tidak enak kepada Karina. Tetapi, melihat Karina memohon seperti itu, ia juga tidak tega. Jadilah ia memeluk Karina sebagai tanda permohonan maafnya.
"Ekhm–"
"Eh? Jeremy? Kapan dateng?" kaget Karina karena ia tidak sadar bahwa di belakang Samudra, Jeremy sudah berdiri membawa bunga dan coklat untuk Joana.
"About two minutes ago? Kalian lagi asik ngobrol, jadi gue nungguin kalian selesai aja. Eh ternyata ada adegan peluk – pelukan depan gue"
Samudra lantas melepas pelukan Karina dan ber tos ria dengan Jeremy. Mereka mengobrol bersama sampai Joana keluar dari ruang sidang.
"Jeremy!!!" lari Joana senang dan langsung memeluk pacarnya.
"Hi, perincess.... Bagaimana, hm? You're doing good?"
"Very good! Gue lulus guy's!!!" senangnya. Karina dan Samudra yang ikut senang pun memeluk Joana. Mereka merasa bangga dengan sahabatnya.
"Asekkk, makan – makan dong ya kitaa" jahil Samudra mencolek sikut Joana yang menempel terus dengan Jeremy.
"Eits tapi–"
"Udahlah, Jer... Lo ngalah dulu sama kita berdua. Kita bagian siang, lo bagian malem. Terserah ntar malem mau kemana kalian" potong Karina.
"Huft... Yaudah iya, Rin... Jadwal gue sm Joana malem aja" pasrah Jeremy. "Sayang, kamu have fun sama Samudra sama Karina ya, kalau mau dijemput, call aku aja, okay"
"Iyaa, nanti sore aku call.... Bye, Jeremyy!!"
Ketiga sahabat itu pergi meninggalkan area kampus. Samudra yang duduk di kemudi stir, lalu ada Joana yang disampingnya, sedangkan Karina memilih duduk di belakang. Sudah pasti, mereka akan makan siang di restoran langganan mereka.
Hari ini ketiganya akan makan sepuasnya kembali. Tersisalah Samudra yang akan melakukan sidang minggu depan. Maka mereka hanya tinggal menunggu acara prom night serta wisuda resmi dari kampus saja.
BOTH OF US
- TO BE CONTINUE -
KAMU SEDANG MEMBACA
Both Of Us
Teen Fictionft. Jake Shim / 제이크 from Enhypen. A story about fighting the deepest trauma between Jake Anderson and Karina Patricia Watson. ©jaehyunhyunjae