· 18 ·

379 61 6
                                    

Sesuai janjinya tadi pagi, Karina pulang dengan membawa 2 box pizza yang ia pesan saat menuju apartemen.

Malam ini pula, ia akan menghabiskan waktu bersama temannya mengingat besok adalah hari libur a.k.a weekend.

"I'm homee" teriaknya saat memasuki apartemen yang terbilang sepi.

"Gue lagi dikamar mandi, Rinn!!" Teriak Samudra samar - samar.

"Joana dimana, Saamm??"

"Dikamar! Lagi rebahann!!"

Karina yang mendapat jawaban dari Samudra, pergi untuk mengecek Joana. Dan benar saja, wanita berusia 23 tahun itu sedang tertidur dengan posisi absurd.

"Hey Jo, wake up... It's seven o'clock..." ucap Karina menepuk pelan pipi Joana. "Mandi Jo, Samudra udah selesai mandi... Buruan"

"Hhngg..." racaunya. Joana masih di dalam mimpinya sampai tidak bergerak sama sekali.

Terbesit ide licik di dalam pikiran Karina. Ia mengambil 1 box pizza dan membukanya tepat di hadapan hidung Joana agar sahabatnya itu bangun.

"Hmm... This is soooo delicious, Joo... You wont eat thiss??" Godanya.

Joana yang kesal mau tidak mau bangun akibat gangguan bau pizza yang diberikan Karina. "Okay... I already wake up, bitchess... Stop itt...."

"Hahaha.... You better take a bath. After that we must eat this pizza before it's getting cold"

"Hmm... Gimme ten minutes" ucapnya masih setengah sadar. "Lo mandi di kamar mandi sini aja, gue yang diluar" Joana menyuruh Karina dan ia pergi dengan jalan gontai.

● ● ●

Ten minutes later, Joana dan Karina sudah selesai membersihkan diri. Sedangkan Samudra sedari tadi sibuk di dapur untuk menyiapkan piring dan gelas untuk mereka.

"Ahh... Surga dunia banget gue makan pizza gini hari"

"Yeuu, padahal minggu kemaren juga abis makan pizza" sinis Samudra pada Joana.

"Tapi ini beda, Sam!"

"Hah? Bedanya?"

Joana tertawa ringan sebelum melanjutkan perkataannya. "Bedanya? Yang kemaren gue beli sendiri, yang ini kan dibeliin. HAHAHA" tawanya kencang.

Samudra kesal dan langsung melempar popcorn yang sebelumnya ia buat untuk b-side food mereka. Sungguh, ia sudah terjebak oleh candaan Joana kali ini.

Karina semakin tertawa kencang saat melihat Joana yang menjambak rambut Samudra hingga pria itu mengaduh kesakitan.

"Jooo!!! Aaarghhh ampunnn...."

"GAAA!! LO NGELEDEK GUE, SAMM" tariknya semakin kencang.

"ARRGHHH ANJINGG!! JOANAAA!! SAKITTT BANGSATTT!!! UDAHH WOII!!"

Karina yang tidak tega melihat Samudra kesakitan akhirnya melerai mereka berdua sebelum Samudra menjadi botak. "Dah Jo, enough... Kasian Samudraa.... Lo ngga mau kan temen lo jadi botak karna lo jambakin gituu?"

Akhirnya Joana melepaskan jambakannya dan mengambil air putih. Ia masih saja memberikan tatapan sinisnya pada Samudra. Sedangkan Samudra sudah bermanja dengan Karina dan mengadu pada sahabatnya itu.

"Riinnn... Joana jahat banget, Rinn... Kalau gue botak terus ngga ada cewe yang mau gimana, Rin..." adunya dengan nada yang dibuat buat.

"ITU SIH DERITA LO, YA-"

"Jo-"

"Fine, Rin. Finee. Gue diem nih, dah ya dah" Joana memasang muka kesalnya yang malah dimata Karina dan Samudra seperti anak kucing.

"Baikan Jo, nih gue minta maaf nih"

Joana mendelik tidak suka atas perkataan Samudra. "Ikhlas ga sih lo minta maaf sama gue??!"

"Ikhlas lah, buktinya lusa mau gue beliin lo sepatu. Kalau gue ga mau di maafin sih yau-"

"OKEY! DIMAAFIN"

Samudra hanya tersenyum menanggapi. Ia bergumam yang hanya bisa di dengar oleh Karina. "Untung temen, untung sahabat. Kalau bukan, udah gue buang ke laut"

"Dah ayo beresin. Kita nonton film aja gimana? Udah lama juga kan ngga nonton bareng" usul Karina agar kedua temannya tidak bertengkar lagi.

"Boleh deh, final destination ya"

"Anjing si Joana" umpat Samudra. "Lo abis makan anjir, kuat lo liat yang begitu?"

"Kuat gue mah, paling lo yang koar koar ga jelas" tawa Joana meledek Samudra kembali sebelum ia kabur ke dapur untuk mencuci piring dan gelas.

● ● ●

Lima belas menit waktu berjalan, kondisi Samudra sudah dibilang ia bulak balik kamar mandi. Lalu Joana yang mengumpat di balik badan Karina. Tersisalah Karina yang masih dengan santainya menonton film Final Destination sembari memakan sisa popcorn tadi.

Samudra yang tidak kuat, akhirnya menyerah. "Rinn.... Huwekk.... U-udahan, Rin..."

"Iya Rin, huwek... Gue eneg banget, huwek" timpal Joana ikutan. Padahal beberapa waktu lalu, ia sendiri yang bilang bahwa dirinya kuat.

"Hahaha okey, okey.... Gue matiin ya" Karina berjalan mengambil remote tv untuk mematikan filmnya.

"Udah kalian tidur sana, udah jam satu pagi" usir Karina kembali. "Jo, tidur. Jangan telfonan sama Jeremy, muka lo udah pucet gara gara film tadi"

Samudra meleletkan lidahnya tanda meledek. Namun, Karina yang menyadarinya menengok ke arah Samudra. "Lo juga ya Sam, jangan ganjen mulu sama adting. Inget umur" peringatnya canda.

"Iya nyai, iya..." ucap mereka berdua berjalan menuju kamar masing - masing.

Di apartemen ini, ada 3 kamar tidur, 2 kamar mandi (satu kamar mandi berada di dalam kamar Karina, dan satu lagi berada di luar), dapur, ruang bersantai, serta balkon.

Maka dari itu, Karina bisa menampung temannya yang jarang pulang seperti dirinya. Ini juga agar ia tidak kesepian saat di apartemen sendirian.

Karena sudah menunjukkan pukul 01.15 dini hari, Karina memutuskan untuk tidur saja. Ia merasa seharian ini energinya sudah terkuras. Ia akan bangun siang dan tidak ingin diganggu siapa pun hingga besok.

BOTH OF US

- TO BE CONTINUE -

Both Of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang