⚠️ Beware of being bored. This part has 1.492 words ⚠️
Esoknya, Rose sudah terlebih dahulu bangun. Ia merasa badannya semakin remuk akibat kejadian semalam. Ia bangkit dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.
Brian, yang sudah lebih dulu bangun dari Rose, melihat bahwa pacarnya itu sudah masuk kamar mandi. Ia bangun dan mengambil handphone Rose untuk membongkar isinya. Benar, walaupun Brian sangat mencintai Rose, ia masih belum percaya pada anita itu 100%. Ia membuka handphone Rose yang sengaja tidak dikunci. Itu memudahkannya mencari sesuatu disana.
And, gotcha! Brian menemukan sebuah file disana dan segera mengirimkannya ke handphonenya. Serta menghapus riwayat pengiriman file di settingan handphone Rose. Ia juga mengirim beberapa file chat, foto dan video yang dirasa penting untuk dirinya kedepannya nanti.
Ten minutes later, Brian sudah selesai mengirim semua dan menaruh kembali handphone Rose pada tempatnya semula dan kembali berpura pura tidur. Tidak lama, Rose keluar dengan baju santai dan rambut basah akibat keramas. Ia berjalan menuju handphonenya dan membuka salah satu chat penting.
Unknown
Bagaimana? Apa kau sudah mendapat alamatnya?
Sudah Nona, alamatnya tidak jauh dari apartemen milik pacar anda. Hanya membutuhkan waktu 15 menit.
Bagus, uangnya akan aku transferkan sesuai permintaan.
Jangan sampai ketahuan, kalau itu terjadi maka nyawamu yang akan melayang. Paham?
Paham Nona.
Akan saya ingat dan berhati hati.
Rose menutup buru - buru saat ia merasakan ada pergerakan dari Brian. Ia menoleh dan tersenyum hangat pada pacarnya.
"Morning Brian.... Ayo bangun terus mandi. Aku mau buat sarapan dulu" elusnya pada rahang Brian.
"Hmm... Aku mandi dulu, terus nanti aku harus ke kantor sebentar. Mungkin pulang sore" ucapnya sembari mengambil handuk.
"Okay... Aku nanti mau pergi sama temen SMA aku ya, dia minta nemenin buat nyari kado gitu"
"Sure, perlu aku anter?" Tawarnya.
"Nope, aku sendiri aja naik taxi. Lagipula mallnya deket kok yang di lampu merah sana"
Brian agak menyerngit heran, namun ia membiarkan Rose kali ini. "Fine, hati hati ya... Kalau mau pulangnya di jemput, telfon aku"
"Okay, aku ke dapur dulu"
Entah Brian yang sengaja tidak tahu atau Rose yang lupa bahwa mall yang dikatakan tadi sudah pindah dan berubah menjadi toko roti. Brian sengaja membiarkan Rose seperti itu karena ia ingin melihat sejauh mana Rose akan bertindak.
Sebelumnya pun ia sudah mengawasi Rose. Dimulai tadi ia yang menemukan video making love Rose dengan Willy saat semasa kuliah, lalu ada video saat Rose mabuk di club yang berada di Paris, foto Rose dengan Jake saat masih pacaran, foto Rose dengan Willy dengan pose mesra, dan lain sebagainya yang masih berada di handphone Rose.
Brian tidak mengerti, mengapa Rose masih saja menyimpan itu semua setelah sekian tahun lamanya. Brian harus terus mengawasi Rose sebelum hal yang ia inginkan tidak terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Both Of Us
Teen Fictionft. Jake Shim / 제이크 from Enhypen. A story about fighting the deepest trauma between Jake Anderson and Karina Patricia Watson. ©jaehyunhyunjae