bagian tiga puluh satu

179 28 6
                                    

ig : zezeuss1




🧃🧃🧃





"Udah selesai?" tanya Annya yang saat ini berada di ruang tamu. Menunggu kehadiran sang Mama yang pasti akan membawa pulang status Janda.

Mina yang baru saja masuk. Tersenyum kecut melihat Annya yang sudah berada di ruangan tamu secara tiba - tiba. Mina duduk di sebelah Annya, "udah selesai , Nya. Kalo mau ketemu papa langsung ketemu aja, tapi izin mama dulu. mama nggak larang. Asal Annya tau waktu ya," ucap Mina sambil mengelus puncak kepala Annya itu.

Gadis kecil nya kini telah beranjak dewasa.

"Kalo mau ketemu papa harus izin dulu ya? Nggak bisa kayak dulu? Kalo mau ketemu langsung di rumah aja?" tanya Annya dengan suara yang terdengar menahan tangisan itu. Mina diam. Ia tidak bisa menjawab.

Sesungguh nya Hak Asuh Annya di serahkan kepada Mark. Namun sebelumnya Mina sudah membuat perjanjian dengan Mark.

"Kamu boleh suruh papa ke rumah waktu mama di kantor. Mama nggak larang, bahkan kamu boleh pergi ke kantor papa sesudah pulang sekolah. Mama nggak larang, asal kamu izin mama, ya?" tanya Mina halus kepada Annya. Karena, Mina paham betul. Keadaan Annya sedang sensitif bukan?

Annya beranjak berdiri.

"Annya mau makan ke dapur. Mama mau ikut?" tanya Annya sambil mengulurkan tangannya kepada Mina.

Mina yang semulanya memandang ke arah vas bunga yang ada di ruang tamu nya, lalu memandang Annya dan menggapai uluran tangan Annya. "Sure," balas Mina sambil merangkul Annya, yang sudah sama tinggi dengannya itu.

Annya tidak bisa egois.

Ia juga harus memikirkan perasaan mamanya yang pasti nya lebih tersakiti dari pada Annya sendiri. Meskipun ini sangat teramat menyakitkan, tapi pasti mama nya lebih tersakiti.

Mina duduk di tempat yang dulu menjadi tempat makan Mark. Sedangkan Annya, tetap duduk di tempat nya sendiri. Mina selalu mengajak semua pekerja di rumah nya untuk makan bersama nya. Bersama Annya juga.

Menu siang ini. Ada Jamur Enoki pedas. Sebenarnya Annya tidak bisa pedas, tapi ini tidak terlalu pedas kok. Sedangkan Mina baru saja melahap telur gulung.

Besok adalah hari sabtu.

Berarti sekolah libur. Entah mengapa Annya merasa hari berjalan cepat , padahal kenyataannya tidak seperti itu bukan?

"Besok mau jalan - jalan sama mama?" tawar Mina membuyarkan lamunan Annya yang sedang menyendok nasi nya itu. Annya langsung mengalihkan pandangannya kepada Mina.

"Mom and daughter time?" tanya Annya kepada Mina. Untuk memastikan.

"Iya. Annya mau kemana?" tanya Mina kepada Annya sambil mengangguk.

Annya berpikir. Untuk saat ini , tidak ada tempat yang benar - benar Annya ingin kunjungi. "Nonton netfilx bareng di kamar Annya. Gimana?" tanya Annya kepada Mina.

Mina mengangguk. Apapun buat putri kecil nya.

"Bu, ada tamu," ucap Salah satu pekerja Mina. Sambil berbisik ke Mina, dan langsung berdiri untuk menghampiri siapa yang datang tersebut.

Annya mengikuti Mina. Waktu sampai di ruang tamu, ternyata itu Jaemin, Jeno, dan mama mereka. Annya canggung bertemu Jaemin. Karena Annya membentak Jaemin. Itu salah. Annya tau itu.

Mama Nomin langsung berdiri dan meneluk Mina. Lalu berbisik, "sabar. Jadi contoh yang baik buat Annya. Semua ini jalan Tuhan, you can do it Kang Mina," bisik Mama Nomin. Lalu melepas pelukan dengan Mina.

Sedangkan Mina mengangguk. Annya masih berdiri di belakang Mina, sedangkan Jeno dan Jaemin berdiri.

"Ini," ucap Jeno memberikan bingkisan kepada Annya. Annya menerima itu dengan senang hati. Iya, kan Jeno yang ngasih.

Sedangkan Jaemin. Sepertinya tidak ada niat untuk mengajak Annya berbicara. "Hai.... Jaemin," ucap Annya sambil melambaikan tangan pelan ke arah Teman SMA nya itu.

Jaemin hanya tersenyum ke arah Annya.

Sedangkan Mama Nomin dan Mama Annya sudah meninggalkan ruang tamu sari tadi. "Tadi habis dari luar?" tanya Annya basa basi kepada si kembar. Sambil memberikan bingkisan itu kepada salah satu pekerja di rumah nya.

Jaemin, Jeno, dan Annya. Kini masuk ke dalam rumah Annya, untuk makan bersama. Padahal tadi Annya sama mama nya lagi makan. Tapi, nggak papa. Lanjutin aja makannya.

"Iya, habis dari luar. Terus ketemu Minju," ucap Jaemin sambil berjalan di samping Annya. Sedangkan Jeno berada di samping nya.

"Minju? Makanya tadi pas di telfon nggak angkat, ternyata lagi di luar. Em... terus sekarang Minju nya mana?" tanya Annya kepada si kembar.

"Ada."

Ucap Jeno sambil terus berjalan.

"Eh? Beneran?"

"Iya ada."

"Mana?"

"Di rumah nya."






🥑🥑🥑





"Minju. Mulai sekarang aku bakal coba buka hati buat kamu," ucap Jaemin sambil membawa Minju ke suatu rak perbelanjaan di mana tidak terdapat Jeno dan mama nya di situ.

Minju belum faham, "maksud kamu?" Minju lalu menjawab pertanyaannya sendiri, "kamu bakal coba buat suka aku?"

Jaemin mengangguk.

Minju sudah kesenengan setengah mati, "benaran? Oh My God, padahal aku berencana buat mundur karena aku tau kamu suka ke Annya."

"Beneran? Kamu udah ada pikiran buat mundur?"

"Iya, karena tadi mama kamu bilang. Jangan ngejar Jaemin, karena Kodratnya wanita itu di kejar bukan mengejar," ucap Minju kepada Jaemin.

Jaemin tersenyum.

Saat ini Jaemin masih membawa barang  belanjaan milik Minju, sedangkan Minju yang mungkin tidak akan bisa tidur selama beberapa hari. Dan mungkin akan terus ketempelan sama kata - kata Jaemin bukan?

Bukankah ini berjalan cepat? Atau kah lambat? Singkat saja, Minju tidak bakal memiliki pikiran atau pun niat lagi untuk mengejar seorang Na Jaemin.

Pikiran itu tidak akan pernah menghampiri Minju lagi. Demi apapun Minju yakin pada saat ini.

Minju bisa - bisa salting sendirian. Minju benar - benar suka dengan Jaemin, karena di dalam rumah nya. Benar - benar tidak ada kehidupan. Minju selalu di dalam kamar, sedangkan sang Ayah selalu pulang malam dalam keadaan mabuk. Minju merasa ramai dan hidup ketika berada di dekat Jaemin.

Jika Jaemin meminta Minju mundur dengan alasan Jaemin mungkin bisa bahagia, Minju akan mundur.

Demi apapun Minju sangat senang. Sampai - sampai RoomChat nya dengan oknum bernama kontak "Na Jaem🥺" itu di pin menjadi yang paling atas dengan bunyi notifikasi khusus oleh Minju.

Sedangkan hubungannya dengan Annya? Yeah, sejauh ini terpantau baik - baik saja. Meskipun terkadang Minju kesal melihat Annya yang terkadang memperlakukan Jaemin sangat berbanding terbalik dengan bagaimana Annya memperlakukan Jeno.

Tidak apa.

Asal jangan kelewat batas ya Annya Lee.

Minju tak henti - henti nya tersenyum, sambil menatap langit - langit kamar nya. Membayangkan bagaimana rait wajah Jaemin yang terlihat bahagia, memutar ulang memori suara Jaemin yang sangat halus tadi.

Semua itu indah.

Sungguh.




🍓🍓🍓
Here After 2

[3] Here After 3 - Annya Lee ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang