bagian delapan

221 40 10
                                    

"Loh kok pulang nya cepet? Annya belum pulang?" tanya Mina sambil membawakan tas kerja Mark, dan membuka kan pintu untuk Mark.

"Belum, Annya pulang nya nanti agak siangan," ucap Mark lalu mau pergi keluar lagi.

Mina yang melihat Mark keluar kamar lagi, menanyakan sesuatu. "Kamu mau kemana?"

Mark lupa. Ia belum cerita kepada Mina, "aku mau ke Arin sebentar," ucap Mark di sela senyuman nya. Senyuman itu masih sama, senyuman yang membuat Arin candu.

Mina diam sebentar. "Aku ikut boleh?"

"Jangan. Mending kamu di rumah, habis itu aku pulang terus balik ke kantor," ucap Mark lalu berjalan ke arah Mina dan mencium jidat Mina, lalu berjalan keluar rumah dan menyalakan mobil nya.

Mina berjalan ke kamar sambil membawa tas kerja Mark tadi. Di perjalanan menuju kamar, Mina menautkan alisnya. "Aneh banget, biasanya kalo mau ke Arin ngajak. Ini kok mau nya sendiri ya?" tanya Mina kepada dirinya sendiri.

Mina menggeleng, agar menghilang pikiran buruk nya tentang suami nya itu.

Pada saat Mina meletakkan tas Mark, asa sebuah foto tas terjatuh di atas tempat tidur mereka. Saat Mina membalik foto tersebut.

Mina mengerutkan dahi nya. "Mark, ngapain bawa ini ya?"

 "Mark, ngapain bawa ini ya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mina mulai merasa... bahwa dirinya di khianati?

Ah... sadarlah Kang Mina!

Arin sudah meninggal dari belasan tahun lalu. Mungkin Mark tidak sengaja meletakkan nya di sini. Pikir Mina.

Jadi, Mina mengambil foto itu. Lalu meletakkannya di lagi meja make up Mina.


"Hai, Madame Lee. Im back. Do you miss me?" ucap Mark di sela senyum nya, lalu meletakkan bucket bunga itu di atas kuburan Arin yang masih terjaga, dan tertata rapi. Mark mengusap - usap batu nisan Arin yang terlihat masih bagus. Karena, Mark mengganti nya beberapa hari silam.

Mark berjongkok. Lalu mendoakan Arin.

Selesai mendoakan Arin, "Rin, aku nggak tau mau ngomong apa, tapi yang jelas—" Mark menjeda kalimat nya, lalu menarik napas nya. "I miss you. Comeback to me, Rin. Kangen ocehan mu yang nggak jelas itu," ucap Mark tiba - tiba saja ia teringat malam di Osaka bersama Arin saat sedang mencoba semua kuliner Jepang di Street Food nya pada saat itu.

"Inget nggak. Waktu di jepang, aku cuek banget ke kamu. Kamu tiba - tiba udah ada aja di hotel ku, aku bingung kenapa aku cuek ke kamu. Padahal, kamu punya hati aku juga punya hati. Aku nggak mikir perasaan kamu gimana, tapi kamu tetep baik. Hari itu juga aku pertama kamu cium kamu, Rin." ucap Mark panjang lebar sambil terus mengusap - usap batu nisan Arin.

[3] Here After 3 - Annya Lee ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang