"Na, nggak tau kenapa aku tiba - tiba kangen Arin."
Mina yang sedang membersihkan wajah nya menggunakan kapas, di depan meja rias di kamar mereka. Seketika berhenti melakukan aktifitas nya, dan langsung melirik Mark lewat cermin besar itu.
Mark sedang duduk di pinngir tempat tidur nya.
Lalu, Mark melihat Mina juga. Mata mereka bertemu.
Mina cemburu. Cemburu kepada seseorang yang sudah meninggal? Mina are u okay?
Mina menghampiri Mark sambil tersenyum. Lalu, duduk di samping Mark, dan menggenggam telapak tangan Mark, dan mengelus nya dengan lembut. Mina tersenyum.
Mina pandai sekali ya menyembunyikan luka?
Mina mencoba melapangkan dada, "Doain Arin, Mark. Kalo dia liat kamu sedih gini, pasti dia ikut sedih juga," ucap Mina sambil mengelus puncak kepala suami nya. Lucu sekali.
Mark masih melihat ke arah bawah, dan sesekali memandang Mina.
"Kamu nggak cemburu? Kalo aku bilang aku kangen mantan istri aku?"
Mina menggeleng dengan lembut, "Its okay, merindukan seseorang hal yang lumrah," jelas Mina.
Mark berdiri dari tempat tidur nya, membuat Mina ikut berdiri juga.
"Mau kemana?"
"Ke kamar Annya, kamu tidur duluan aja," ucap Mark sambil memegang pundak Mina, dan langsung keluar kamar.
Mark berjalan ke kamar Annya dengan membawa perasaan yang merindukan sosok Arin.
Setelah Mark sampai di depan kamar bertuliskan 'Annya Lee'. Mark mengetuk pintu kamar tersebut, lalu membuka nya.
Menemukan Annya yang sedang mengerjakan pekerjaan rumah nya mungkin. Mark masuk ke dalam kamar Annya dengan halus dan pelan, lalu menutupnya kembali.
"Belum tidur, Nya?" tanya Mark sambil menghampiri Annya yang sedang mengerjakan PR nya, lalu berdiri di samping meja belakar Annya.
Annya memandang Mark. "Ini bentar lagi mau tidur, papa tidur duluan aja," ucap Annya sambil kembali mengalihkan pandangan nya, ke meja belajar.
"Papa tungguin kamu. Takutnya kamu tidur tengah malem," ucap Mark.
Annya hanya mengangguk dan kembali mengerjakan tugas nya kembali. Selang 2 menit, Annya meletakkan bolpen nya, dan berjalan menuju tempat tidur nya.
"Nya, papa boleh temenin kamu sampe tidur?" tanya Mark kepada Annya, yang sekarang sedang memasukkan buku ke dalam tas sekolah nya.
Mark menyayangi Annya lebih dari dunia dan isinya, begitu juga dengan Mina. Jika kehilangan Annya.. Mark tidak tahu apa yang harus ia lakukan.
Mark bersandar di tempat tidur Annya, sedangkan Annya tiduran menggunakan bantal dan memeluk guling nya. Mark mengelus - elus kepala Annya dengan halus, sesekali Annya melontarkan pertanyaan kepada Mark.
"Pa, Annya orang nya gimana?"
Mark melihat wajah Annya yang sangat mirip Arin tersebut. Lalu kembali memikirkan pertanyaan Annya. "Annya orang nya baik, pinter, cantik, penuh cinta dan suka cita, bijaksana, pokoknya Annya itu orang baik," jelas Mark kepada Annya.
"Apa Annya sebaik mamanya?"
Mendengar kalimat Annya barusan. Mark mengalihkan pandangan nya menuju Annya, "Mama? Mina?" tanya Mark kepada Annya, tapi di beri jeda sedikit.
"Bukan, Choi Yewon."
"Arin?" tanya Mark, lalu mendapat anggukan dari Annya. "Arin? Dia baik, cuma belum menemukan lelaki yang tepat sampai hari akhir nya."
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] Here After 3 - Annya Lee ✓
Diversos[END] Masa lalu ku hanya berisi luka. The Next of Here After 2 copyright ©zezeuss , 2020