ig : zezeuss1
💀💀💀
Jeno saat ini sedang menunggu seorang perempuan di tempat parkirannya. Dia adalah Park Siyeon, karena Siyeon piket hati ini. Dan Jeno meminta nya untuk mengantarkan ke Toko Buku terdekat, mau beli buku buat Jaemin sekalian, orang nya nitip soal nya.
Jeno melihat Jaemin berjalan bersama Minju. Kayaknya mau pulang bareng.
Jeno menghampiri Jaemin dan Minju, "Bro? Pulang bareng?" tanya Jeno kepada Jaemin.
Jaemin melihat ke arah Jeno, "iya, kamu sama Siyeon kan? Jangan lupa titipan buku," ucap Jaemin mengingatkan Jeno kembali. Padahal kan Jeno bukan orang yang pelupa.
"Jeno, pinjem saudara nya dulu. Mau nganterin pulang," ucap Minju kepada Jeno. Tapi, Jeno langsung kembali ke motornya. Jujur saja, siang menjelang sore hari ini, keadaan cuaca mendung.
Jeno berjalan kembali ke motornya, sambil sesekali melihat langit yang menampakkan warna abu gelap itu.
🥀🥀🥀
"Nya? Udah?" tanya Sanha yang ngintip di jendela kelas Annya. Karena saat ini Annya piket, sebenarnya di sekolah ini tidak ada piket. Tapi, tidak tahu mengapa setiap kelas unggulan menganjurkan para muridnya untuk piket. Sedangkan anak IPA maupun IPS tidak ada piket sama sekali.
"Bentar lagi," ucap Annya sambil menghapus papan tulis yang terbuat dari kaca itu. Setelah itu, Annya mengambil tas nya. Siyeon juga piket di hari yang sama dengan Annya.
Annya menghampiri Siyeon yang akan keluar kelas itu, Annya menggapai tangan Siyeon.
"Lo pulang bareng Jeno?" tanya Annya kepada Siyeon. Siyeon berbalik dan memandang Annya.
"Iya, kenapa?"
Anjir ternyata beneran, tapu yauda lah gapapa.
Annya melepaskan genggaman nya di lengan Siyeon itu, "nggak papa, cuman mau bilanh kalo Jeno nya nunggu di parkiran," ucap Annya.
Siyeon menaikkan bahunya, "i know," balas Siyeon. Lalu, saat ini Siyeon pergi keluar kelas.
Sanha menghampiri Annya kedalam kelas nya yang masih kosong itu, "Ayo Nya, kalo terlalu lama, ntar keburu malem," ucap Sanha sambil bercanda.
"Yee, nggak sampe malem juga kali, Ha. Ngapain juga gue di sekolah malem - malem," ucap Annya sambil mengambil tas nya. Lalu, bersama - sama dengan sahabatnya itu keluar kelas.
Annya hari ini pulang bareng Sanha, karena Sanha dari kemaren bilang pingin main bareng Annya. Jadi, nanti mereka main di rumah Annya. Kalo bosen ya tinggal pergi, kemana gitu kek. Di parkira, Annya ketemu Jeno, Jaemin, Minju lagi ngomong. Tapi nggak ada Siyeon, mungkin orang nya lagi ke kamar mandi. Annya melewati mereka, Annya melihat tak lama setelah itu, Jeno kembali ke motor nya. Minju dan Jaemin menyapa Annya dengan Sanha. Sanha menyapa balik, sedangkan Annya memberikan senyuman tipis nya, dan bahkan mungkin terlihat tidak tersenyum.
Mengapa mereka tidak mengajak Annya dengan Sanha? Bukankah mereka sahabat? Kenapa Annya merasa ada grub dalam grub? Ini aneh.
Entah Annya yang berperasaan seperti ini, atau memang begini keadaannya.
Annya merasa mood nya mendadak hilang, "Ha, ntar main di rumah gue aja ya. Sekalian nonton bareng," ucap Annya sambil masuk ke dalam mobil Sanha.
"Aye captain."
"Nyetir nya jangan kayak orang kesurupan, awas aja lo!" ancam Annya kepada Sanha. Karena beberapa bulan lalu, Sanha hampir saja menabrak anak ayam yang sedang menyebrang karena menyetir seperti orang yang sedang di kejar Zombie atau semacam nya.
"Siap. Tenang aja Nya, gue udah inshaf," ucap Sanha di akhiri dengan tawa yang terdengar cengengesan. "Mau drivethru nggak?" tanya Sanha kepada Annya sambil menjalankan mobil nya.
Sedangkan mata Annya masih terfokus dengan Minju dan Jaemin yang terlihat di kaca spion mobil Sanha. Terlihat mereka akan pulang bersama, Minju nggak cerita apa - apa ke Annya kalo mereka bakal pulang bareng. Biasanya mau seneng atau pun sedih Minju selalu cerita. Kali ini, Minju nggak cerita.
"Nya... Annya?" panggil Sanha mampu mengalihkan perhatian Annya.
"Eh? Apa? Ngomong apa tadi?"
"Mau drivethru apa enggak? Kalo iya sekalian beli buat mama lo," ucap Sanha kepada Annya.
"Terserah, gue sih ngikut aja. Eh... drivethru aja deh, mama gue di beliin nggak ya? Soal nya orang nya lagi kerja sih, nanti kalo di beliin takut ayam nya nggak krispy. Tapi, beliin aja lah. Atau engga nanti gue beli sendiri sama mama gue. Yaudah deh nggak usah beli, nanti gue drivethru sendiri sama mama," ucap Annya yang berdiskusi dengan dirinya sendiri. Sedangkan Sanha hanya geleng - geleng kepala.
Sanha ingin berbicara serius dengan Annya, "Annya...."
"Hm?"
Sebenarnya Sanha tidak enak untuk membicarakan ini dengan Annya. Tapi... Annya harus jujur. Sebagai sahabat, Sanha juga harus mengetahui bagaimana perasaan Annya saat ini.
"Bonyok lo kan barusan pisah beberapa hari ini? Lo yakin lo nggak papa? Iya, gue tau kalo lo nggak pernah keliatan sedih atau semacamnya. Tapi, gue liat lo terlalu memaksakan untuk keliatah baik - baik aja di depan orang lain, Nya. Mending lo jujur aja sama gue, tunjukin diri lo sebenernya. Berhenti berpura - pura, habis sedih langsung bangkit. Sedihnya jangan kelamaan, gue tau itu berat, Nya. Nggak ada anak yang excited dengan perpisahan orang tua mereka. Tapi, kalo lo... gue nggak yakin lo bisa menghilangkan rasa sakit dari perpisahan bonyok lo secepat ini. Udah , jujur aja sama gue Nya. Ceritain semua nya, bahkan kalo lo nggak mau cerita. Setidaknya tunjukin ekspresi asli lo ke gue," ucap Sanha panjang lebar. Sedangkan Annya menatap arah jalan.
Benar.
Apa yang Sanha katakan itu benar.
Jujur saja, semenjak perceraian kedua orang tua nya. Annya merasa kosong. Seakan - akan sebagian Annya itu kosong, seperti ada benda berharga yang hilang, tapi tidak dapat di ketemukan keberadaan nya. Sesuatu yang hilang ini, sangat penting bagi Annya. Tapi, Annya tidak tahu apa ini.
Annya... merasa hampa.
Annya tersenyum ke arah Sanha. Annya harus bisa menyembunyikan luka nya. Cukup dirinya sendiri saja yang tahu, jangan sampai orang - orang terdekat yang ia sayangi tahu. Apalagi mamanya.
Jangan sampai tahu, Annya tidak ingin menambah beban pikiran mamanya.
Annya tersenyum ke arah Sanha, "gue nggak papa kok."
"Beneran nggak papa?"
Annya mengangguk semangat.
Walau sebenarnya Annya sedang tidak baik - baik saja. Ayo sembunyikan luka ini Annya Lee. Jangan mau terlihat lemah.
"Jadi? Drivethru beneran? Ngemall lah biar lo ada semangat! Masak hidup nggak bersemangat sih?"
Annya terkekeh, melihat tingkah lucu Sanha saat menyemangati nya.
🍓🍓🍓
Here After 3
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] Here After 3 - Annya Lee ✓
Acak[END] Masa lalu ku hanya berisi luka. The Next of Here After 2 copyright ©zezeuss , 2020