Yey double update!
Jangan lupa vote dan ya kali gak komen di setiap paragraf nya!
Detik pertama saat mengingat kejadian semalam ia cepat-cepat menyibakkan selimut untuk melihat celana piyama yang sedikit koyak di bagian lututnya. Semalam ia tidak berganti pakaian, namun lukanya telah diobati.
Zea Meninggalkan tempat tidur, lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk mencuci muka setelah itu berganti pakaian dan segera turun ke lantai bawah.
Aroma harum makanan masuk ke dalam indra penciumannya ketika Zea menapak di tangga terakhir. Sudah dipastikan jika mamanya pagi ini tengah memasak.
Biasanya ia akan langsung ke dapur, namun kali ini ia bergegas menuju ruang tengah. Bernapas lega saat mendapati seorang pemuda tengah tertidur disofa panjang.
Zea menghampiri Atlas, bersimpuh didepan pemuda itu. Ia tersenyum, merasa senang bisa leluasa menatap wajah Atlas dengan jarak yang dekat dan posisi yang hampir sejajar jika berada diposisi seperti sekarang.
Pasti semalam Atlas yang memindahkannya ke kamar. Tangannya terulur, perlahan menyingkirkan poni panjang Atlas yang sejak tadi menghalanginya untuk memandang wajah pemuda itu dengan sempurna.
"Zea."
Zea menarik tangannya. Mengerjap kaget menatap Lyliana yang baru saja masuk ke dalam ruang tengah.
Lyliana tersenyum. "Mama berangkat sekarang ya?" tanyanya meminta izin namun terdengar seperti pernyataan yang tidak membutuhkan jawaban. "Sarapan udah mama siapin."
"Iya," jawab Zea sekenanya.
Lyliana masih tersenyum membuat Zea menatap wanita itu heran. "Kenapa?"
Wanita yang berdiri diambang pintu itu menggelengkan kepalanya. "Enggak, mama berangkat ya."
Zea mencebikkan bibirnya. Padahal ini masih jam enam kurang, namun mamanya sudah bergegas pergi.
Zea menghela napas setelah mamanya menghilang dari ambang pintu, namun dikejutkan kembali saat wanita itu datang lagi.
"Atlas udah kayak menantu mama aja." Lyliana tertawa lalu segera beranjak pergi sebelum Zea memprotes.
Zea memegang kedua pipinya yang terasa panas. "Mama apa-apaan sih," ucapnya lalu mengibas-ngibaskan tangan di depan wajahnya.
Padahal kagetnya belum reda, namun ia kembali dibuat terkejut oleh Atlas yang baru saja bangun dan mengubah posisinya menjadi duduk membuat Zea cepat-cepat berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iridescent
Teen FictionJudul Awal: How Would You Feel? Di dunia ini, Zea hanya menginginkan tiga hal. 1. Selalu bersama mama, 2. Bertemu papa dan, 3. Atlas. Kehilangan seorang ayah diusianya yang masih kecil membuat Zea sangat bergantung kepada sang mama. Ia tidak ingin d...