Iridescent | Bagian 34

3.6K 320 48
                                    

"Ben, cepetan gue basah!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ben, cepetan gue basah!"

"Ben yaampun sumpah lo kek siput banget!"

"Dasar keong, baju gue basah!"

"Ben--"

"Bisa diem gak sih, Can? Gue juga basah!" Balas Ben sedikit berteriak agar suaranya terdengar oleh Cantika yang sedari tadi terus saja mengoceh.

"Tapi--"

"Bentar lagi juga sampe! Ini udah masuk ke Perumahannya Atlas!" sela Ben ngegas membuat Cantika mengerucutkan bibirnya sebal.

Mereka berdua tengah dalam perjalanan menuju rumah Atlas. Cuaca memang sudah mendung sejak mereka pulang Sekolah, tapi mereka tidak tahu jika akan kehujanan di jalan.

Ben masukan motornya ke dalam pekarangan rumah Atlas, untungnya Mera dan Rifky yang sampai duluan membuat Mera yang sudah basah kuyup mau tidak mau turun dari motor lalu membuka gerbang rumah Atlas lalu berlari menuju teras rumah.

Cantika cepat-cepat turun saat Ben menghentikan motornya lalu berlari menghampiri Mera dan Rifky di teras rumah di susul Roland dan Daffa.

Atlas menjadi yang terakhir sampai membuat teman-temannya menatap heran karena pemuda itu datang sendirian. Padahal mereka ingat jelas bahwa pemuda itu bersama dengan Zea tadi.

"Zea mana?" tanya Ben mewakili kebingungan teman-temannya.

Atlas baru saja membuka helmnya setelah menghampiri teman-temannya. "Udah gue anterin ke rumahnya," jawab Atlas seadanya.

"Kok?"

"Dia basah kuyup, gue langsung anterin ke rumahnya biar ganti baju dulu."

Cantika memutar bola matanya malas lalu menarik Mera untuk menyusul Zea ke rumah gadis itu setelah sebelumnya memberikan parsel buah yang sedari tadi ia bawa kepada Roland yang kebetulan berada disebelahnya.

"EH!" Ben hendak menahan namun kurang cepat membuatnya membiarkan kedua gadis itu pergi begitu saja.

Atlas tampak biasa saja, pemuda itu melangkah menghampiri pintu. Memasukan kunci dan membuka pintunya. Masuk begitu saja tanpa mempersilakan teman-temannya untuk masuk ke dalam.

Rifky berdecak sebal. "Dia gak liat apa kita juga basah kuyup gini?"

"Udah-udah gak papa, dia biasanya juga gak peduli kan." Daffa menepuk-nepuk pundak Rifky lalu mengajak mereka untuk masuk ke dalam.

"Numpang mandi boleh gak sih?" tanya Roland setelah masuk ke dalam rumah Atlas dan menutup pintu.

Atlas yang sudah menaiki beberapa undakan tangga berhenti lalu membalikkan tubuhnya untuk menatap teman-temannya.

"Kalian bisa pake kamar mandi dapur," ucapnya. "Nanti gue siapin baju buat kalian." Setelah mengucapkan itu Atlas melanjutkan langkahnya.

"Udah gausah protes lo," ucap Daffa kepada Rifky membuat pemuda itu mendelik tajam.

IridescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang