"Aissh,, dasar pengecut! "
Rendy A.D
-
-
-
_______________________________________Setelah kepergian pak Sucipto dari SMA merah putih, Rendy dan Asya merasa senang. Sepulang sekolah Rendy pun memutuskan untuk mengajak teman temannya pergi ke sebuah kafe untuk merayakan kemenangannya.
Disinilah mereka sekarang, sedang tertawa penuh canda dengan kebahagiaan yang sangat memuncak.
"Nih milktea lo" Ucap Raka meletakkan sebuah minuman di meja depan Asya.
"Makasih akarr! Lo emang the best" Ucap Asya dengan senyum manisnya.
"The best an Rendy atau Raka sya?" Tanya Rigel memancing.
"Ya jelas akarlah" Jawab Asya membuat Rendy menatapnya tajam.
"Kenapa lo melototin gue?" Sinis Asya tak suka ketika Rendy menatapnya histeris.
"Serah" Jawab Rendy memalingkan wajahnya.
"Pokoknya gue sayang banget sama lo akarrr" Ucap Asya membuat Rendy semakin tidak suka.
"Jadi, kapan kita makan?" Tanya Abiya tiba-tiba.
"Oh ya, kita makan dulu aja biy" Ucap Dirga menatap Abiya dengan senyum manisnya.
"Ngapain lo senyum senyum lihatin Abiya?" Tanya Bella membuat Dirga jadi canggung.
"Emm nggak" Jawab Dirga kikuk.
"Udah, udah ayo makan" Ucap Joshua dianguki Rigel dan Dirga.
Setelah dari kafe, mereka berniat untuk pulang bersama sama. Malam itu Asya merasa sedikit aneh ketika melewati jalanan yang bisa dibilang sangat sepi.
"Ren" Panggil Asya dengan nada lirihnya.
"Ada apa?" Tanya Rendy sembari memelankan kelajuannya.
"Firasat gue bakalan ada sesuatu deh"
"Firasat lo doang nggak usah dipikirin" Ujar Rendy menenangkan Asya agar tidak terlalu cemas.
Ternyata firasat Asya benar. Tidak jauh dari tempatnya, ada beberapa gerombolan yang sedang bersiap untuk memberhentikan Rendy dan teman-temannya.
"Jangan halangin jalan gue" Ucap Rendy menatap ke arah seseorang yang sangat kekar berotot.
"Turun" Ujar seseorang itu. Rendy pun segera turun. Tak lupa Joshua, Dirga, Rigel, dan Raka pun ikut turun. Sedangkan Asya, Bella, dan Abiya hanya berdiam menjauh dari kerumunan itu.
"Mau apa lo?" Tanya Joshua mendekati Rendy.
"Gak usah banyak bacot" Gertak seseorang yang mengenakan topeng dan seketika langsung memukul Rendy begitu saja.
"Bangsat" Bentak Rendy segera membalas pukulannya. Sontak mereka semua pun ikut dalam perkelahian itu. Bisa dibilang lima banding enam belas. Karena jumlah pasukan itu enam belas orang.
Mereka berlima sempat kualahan, tapi tetap saja mereka bisa menghadapinya.
"Biy, Bell telepon polisi" Ucap Asya menyerahkan tasnya ke Bella.
"Lo mau kemana?" Tanya Bella tak habis pikir dengan Asya yang tiba-tiba berlari menuju area perkelahian itu.
"Asya! Jangan kesana! Terlalu berbahaya buat lo" Teriak Biya cemas. Namun Asya tak menghiraukan Bella dan Biya. Ia tetap ikut masuk ke perkelahian itu. Siapa sangka Asya yang dibilang pemager dan bisa disebut ceo mager bisa berkelahi dan bisa mengalahkan beberapa orang yang menyerangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGER [END]
HumorBELUM DIREVISI [FOLLOW, VOTE, KOMEN] DISARANKAN BAGI YANG BARU MEMBACA LANJUTKAN SAMPAI 15 PART DULU, BIAR NANTI TAU KEBENGEKAN YANG SESUNGGUHNYA 😂 Mungkin menikah karena saling mencintai itu berakhir bahagia, namun bagaimana jika menikah nya karen...