Jarum Suntik

1.8K 238 9
                                    

"Ngapain lo disini?"
Asyilla S.Q
-
-
-
_________________________________

Hari itu Asya izin tidak sekolah dan memilih untuk menjaga dan merawat Rendy dirumah sakit. Asya melakukan itu semata mata hanya ingin membalas kebaikan Rendy karena telah melindunginya dari kejahatan Sucipto kemarin malam.

"Makan dong Ren" Decak Asya kesal karena Rendy dari tadi tidak mau makan.

"Gue nggak mau bubur sya" Kolah Rendy begitu saja.

"Terus lo mau apa sih? Lo hanya boleh makan bubur doang" Ujar Asya meletakkan mangkuk buburnya dinakas sampingnya.

"Kalau gitu gue nggak usah makan" Ucap Rendy membuat Asya semakin kesal.

"Bodoamat! Mau lo mati juga gue nggak peduli. Lo mati gue alhamdulillah" Ujar Asya dengan nada marahnya.

"Ya udah"

"Gue keluar dulu, sebentar lagi dokter kesini" Ujar Asya segera berdiri.

"Disuntik?" Tanya Rendy dianguki Asya. Rendy pun segera meraih lengan Asya untuk menahan gadis itu untuk tetap bersamanya.

"Kenapa?"

"Lo disini aja ya, temenin gue disuntik" Ucap Rendy begitu cemas.

"Lo takut disuntik?" Tanya Asya seenaknya, namun siapa sangka Rendy akan menganguk mengiyakan kalimat Asya.

Sedari dulu Rendy memang takut dengan jarum suntik. Setelah kejadian teman sebangku nya yang disuntik tiap tahunan saat SD dan setelahnya temannya berujung sakit dirumah sakit, Rendy pun ikut ketakutan. Hingga saat ini saat Rendy disuntik harus ditemani mamanya agar bisa menenangkannya.

"Apa sih yang lo takutin? Cuma disuntik doang" Ucap Asya terkekeh melihat ekspresi Rendy yang sedang ketakutan.

"Gu-gue tr-traum_"

"Selamat pagi Rendy" Sapa seorang dokter yang tiba-tiba masuk membuat Rendy menutup mulutnya rapat rapat. Udara pagi yang masih dingin, namun Rendy sudah berkeringat. Keringat Rendy bercucuran deras membasahi wajahnya seperti segabis cuci muka saja.

"Pagi pak dokter" Sapa balik Asya. Ia sangat senang melihat dokter yang masuk ke ruangan Rendy hingga membuat Rendy begitu takut.

"Udah sarapan belum si Rendy nya?" Tanya pak dokter itu kepada Asya.

"Belum pak dokter. Dia nggak mau sarapan sama bubur katanya" Jawab Asya membuat dokter tampan itu terkekeh.

"Kalau nggak mau bubur kasih nasi putih sama tahu mentah saja Sya" Ucap pak dokter itu yang memang sudah kenal Asya sejak tadi malam wkwk.

"Siap pak dokter. Nanti kalau Rendy nya nggak mau bubur lagi bakalan aku kasih tahu mentah aja deh" Ucap Asya senang, sedangkan Rendy hanya menatap Asya dengan rasa takut yang memuncak.

"Sya gue beneran takut" Ucap Rendy menatap Asya. Kini Asya merasa kasihan dengan Rendy yang begitu pucat ketakutan.

"Nggak sakit Ren" Ucap Asya menenangkan. Sedangkan dokter itu kini sedang bersiap siap dengan suntik yang begitu runcing ditangannya.

MAGER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang