Gadis Masa Lalu

1.3K 228 45
                                    

"Lo belain dia?"
Asyilla Syahla Q
-
-
-
____________________________

Dengan perasaan tidak yakin Rendy memasuki markas geng Petir sendirian. Bukan karena takut dengan semuanya, namun Rendy khawatir jika geng Petir sedang menjebaknya.

Rendy melangkahkan kakinya dengan kepala yang selalu tegap menatap depan. Ia mencoba merasakan suasana yang ada di markas itu. Sesekali Rendy melirik untuk melihat apakah ada serangan untuknya.

"Nggak nyangka banget kalau Rendy ketua geng WENDIGO datang ke markas kita" ucap ketua geng Petir yang tak lain adalah Harshad.

"Dimana Mona?" tanya Rendy mengarah ke tujuannya.

"Keluar" ujar Harshad tersenyum licik. Gadis cantik itu berlari dan memeluk Rendy dengan erat. Ia sangat takut dengan Harshad yang sudah menyekapnya satu minggu lebih.

"Ano, aku takut!" ucap Mona memeluk Rendy.

"Lo tenang aja, gue ada disamping lo." ucap Rendy mengusap puncak rambut panjang Mona.

Ingin saja Rendy melepaskan pelukan itu, namun Mona tidak mau. Semakin Rendy berusaha melepaskan, semakin erat Mona memeluk.

"Lo mau selamat kan?" tanya Rendy pelan, sedangkan Mona hanya menganguk mengiyakan.

"Jadi lepasin gue sekarang." ucap Rendy lagi. Namun sayangnya Mona tetap saja tidak mau melepaskan pelukannya. Gadis itu sangat ketakutan.

"Dengerin gue baik baik ya. Lepasin gue atau kita bakalan mati terdiam disini?" ucap Rendy lirih. Perlahan gadis itu melepaskan pelukannya, ia menatap wajah Rendy dengan mata yang berkaca kaca.

"Lebih baik kita mati bersama daripada kamu mati sendiri gara gara aku." ucap Mona membuat Rendy kebingungan.

"Lo kenal gue udah lama Mona. Buat gue mati itu nggak mudah. Hanya Tuhan yang tau semuanya." ucap Rendy lagi. Rendy menggenggam tangan Mona dan menyakinkan gadis itu. Mona hanya menganguk pasrah. Ia tahu keputusan Rendy tidak akan pernah berubah.

Rendy mulai melepaskan genggamannya. Ia berjalan mendekati Harshad dengan Mona yang ada di belakangnya. Ia menghela nafas berat menatap Harshad.

"Jadi apa rencana lo?"

"Bunuh lo" jawab Harshad tersenyum kecut.

Setelah jawaban Harshad terucap, seketika anak buah Harshad mengerubunginya. Ditambah lagi dengan anggota geng Halilintar. Lagi lagi mereka bermain kotor.

"Rendy." Suara dari ketiga sahabat Rendy berhasil membuat semua mata menoleh ke arah mereka.

Suatu kesempatan yang baik untuk Rendy. Ia segera menarik lengan Harshad dan mengunci leher Harshad. Tidak hanya itu, Rendy juga meraih pistol yang sempat ia bawa dari markasnya tadi.

"Lepasin gue!" hardik Harshad mencoba melepaskan diri.

"Lo diem atau otak lo bakal keluar karena gue tembak?" ujar Rendy mengancam.

"Satu langkah kalian mendekat, gue nggak akan segan segan bunuh Harshad didepan kalian" ujar Rendy menunjukkan pistolnya ke arah anggota geng Petir dan Halilintar.

"Kalian diam, jangan ada yang mendekat" ucap Harshad memberi aba aba.

Rendy berjalan pelan dengan membawa Harshad. Mereka semua juga memberi jalan untuk Rendy dan Mona yang berjalan ketakutan dibelakang Rendy.

MAGER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang