"Udah puas?"
Rendy Alviano D
-
-
-
__________________________________Setelah ujian kenaikan kelas, kini siswa-siswi SMA Merah Putih kelas 10 dan 11 hanya bisa menunggu dan berdoa agar bisa naik kelas. Asya yang sama sekali tidak peduli dengan nilai raport nya hanya bisa diam menatap kehebohan teman temannya.
Pagi itu semua orang tua wali dikumpulkan di gedung utama untuk mengambil raport. Dengan bergantian kelas, bunda Asya dan mama Rendy menunggu di bangku taman. Mereka mengobrol dengan asyiknya.
Sedangkan Asya dan Rendy kini sedang makan di kantin bersama Raka, Bella, Abiya, Rigel, Joshua, dan Dirga. Mereka menyantap makanan masing-masing dengan lahap kecuali Rendy. Cowok itu hanya termenung sembari mengaduk baksonya.
"Singa idiot makan dong. Jangan mentimun terus." ujar Asya menyenggol lengan Rendy.
"Melamun sya, bukan mentimun." ucap Rigel membenarkan.
"Iya, itu maksudnya!"
"Lo lagi mikirin apa sih Ren?" tanya Joshua disela makannya.
"Gue lagi mikirin nih anak." jawab Rendy menatap Asya.
"Mikirin gue? Kenapa?" tanya Asya kebingungan.
"Gue nggak yakin kalau lo bisa naik kelas." ucap Rendy membuat Asya memutar bola matanya malas. Sebenarnya alasan Rendy melamun itu bukan karena Asya melainkan kondisi gengnya yang kini sedang ada masalah dan hanya Rendy dan ketiga sahabatnya yang tahu.
"Gue nggak sebodoh itu." cetus Asya menyantap satu bakso yang paling besar dengan satu hap saja.
"Tersedak mati lo!" ujar Rendy membuat Asya melongo. Tidak menyangka Rendy begitu tega dengannya.
"Mati ya udah, biar lo jadi duda!" ucap Asya membuat Rendy membungkam mulut Asya. Asya yang tersadar dengan perkataan seketika termenung. Sedangkan Bella dan Abiya yang mendengarnya hanya bisa terdiam dengan penuh kebingungan.
"Duda?" tanya Bella mengernyitkan dahinya.
"Diam atau mulut lo gue sobek?" ujar Rendy membuat Bella menutup mulutnya rapat rapat. Bella dan Abiya tidak percaya dengan omong kosong Asya tadi, tapi ia juga ingin bertanya apakah itu benar atau tidak.
"Kalian udah nikah?" tanya Abiya berbisik memberanikan diri. Tatapan tajam dari Rendy membuat keduanya menunduk ketakutan. Mata Asya yang berkaca kaca membuat Bella dan Abiya yakin bahwa itu adalah benar.
"Kok bisa sih?" tanya Bella lagi.
"Lo bisa diem nggak?" hardik Rendy menggebrak meja. Untunglah dikantin sepi dan hanya ada mereka.
"Singa idiot!" ucap Asya lirih sembari mencengkeram kemeja seragam Rendy. Rendy yang tidak tega melihat Asya ketakutan segera memeluk Asya dengan erat.
"Jangan takut, mereka sahabat baik lo. Mereka pasti bisa jaga rahasia kita." ucap Rendy menenangkan. Sedangkan Asya hanya menganguk sembari meneteskan air matanya.
"Ki-kita bakalan jaga rahasia kok sya, bahkan kita janji." ucap Abiya merasa iba melihat Asya yang begitu takut dengannya dan Bella.
"Kalian beneran janji kan?" tanya Asya melepaskan pelukannya dari Rendy.
"Iya sya kita janji." jawab Bella dianguki Abiya.
Asya mulai merasa tenang. Ia yakin bahwa sahabatnya itu akan menjaga rahasianya, terlebih lagi itu rahasia Rendy penguasa merah putih. Mereka pasti akan takut dengan Rendy dan takut akan dikeluarkan dari sekolah. Asya juga tau bahwa Rendy akan melakukan apapun agar Bella dan Abiya menutup mulut. Bahkan jika Bella dan Abiya tidak mau menjaga rahasia mungkin Rendy bisa melenyapkan keduanya dengan satu pukulan, namun Rendy bukan orang yang seperti itu. Rendy hanya akan melenyapkan orang yang bersalah dan menantangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGER [END]
HumorBELUM DIREVISI [FOLLOW, VOTE, KOMEN] DISARANKAN BAGI YANG BARU MEMBACA LANJUTKAN SAMPAI 15 PART DULU, BIAR NANTI TAU KEBENGEKAN YANG SESUNGGUHNYA 😂 Mungkin menikah karena saling mencintai itu berakhir bahagia, namun bagaimana jika menikah nya karen...