Pagi ini jiwa Asya kembali seperti biasanya. Yah jiwa mager Asya semakin hari semakin menjadi jadi. Pagi ini Asya berangkat bersama dengan Rendy.
"Ya Allah sya, masih pagi udah molor aja lo" Ujar Bella yang baru saja memasuki kelas.
"Jangan kaget bell, udah biasa kan lihat jiwa mager Asya kumat" Ucap Abiya yang duduk di bangkunya. Sedangkan Bella hanya menganguk dan memperlihatkan dua jempolnya.
"Assalamu'alaikum, pagi anak anak" Salam dari pak Sucipto memang bisa didengar oleh Asya, namun Asya memilih untuk tetap menyembunyikan kepalanya didalam tas.
"Pagi" Jawab serentak manusia hidup didalam kelas itu.
"Pagi ini kita kedatangan murid baru, silahkan masuk dan perkenalkan nama kamu" Ucap pak Sucipto dan murid itu pun segera masuk.
"Perkenalkan nama saya Fery Setiawan pindahan dari Bandung" Setelah memperkenalkan diri dia segera duduk dibangku yang kosong. Ada dua bangku kosong dan dia memilih duduk disamping Asya.
"Hai" Sapanya lembut. Asya pun segera mengangkat kepalanya dan menatap sinis sosok disampingnya.
"Lo?" Sontak Asya membulatkan matanya sempurna ketika melihat Awan ada disampingnya.
"Eh lo yang kemarin nganterin gue pulang kan?" Tanya Asya memastikan. Awan pun menganguk dengan senyum yang sama ketika malam itu.
"Lo belum kenalin nama lo" Ucap Awan menatap Asya.
"Gue Asya" Jawab Asya membalas senyuman Awan.
"Asya bisa kamu diam" Bentakan pak Sucipto membuat Asya menghilangkan senyumannya dan berubah menjadi kebencian yang mendalam.
"Gue mau ijin bolos" Ujar Asya membuat satu kelas menatap tajam Asya.
"Kenapa?" Tanya pak Sucipto menghentikan tangannya yang sedang menulis dipapan.
"Yah pasti bapak tau alasannya" Jawab Asya segera keluar kelas.
"Benar-benar murid kurang ajar" Ujar pak Sucipto membanting spidol nya dengan keadaan marah membuat seisi kelas sangat ketakutan.
Kini Asya memilih untuk berjalan menyusuri koridor yang ada di merah putih. Jarang jarang Asya mau berjalan jauh.
"1,2, 3,4,5,6,7,8,9,10,11___" Lagi lagi Asya membuat hal konyol. Dari keluar kelas Asya menatap lantai dan menghitung langkahnya. Biar ngga melebihi batas.
Ketika Asya sudah mendapatkan 130 langkah Asya pun berhenti dan duduk disebuah bangku. Niatnya Asya ingin keperpus untuk tidur namun kini perpus terlalu jauh untuk Asya yang mager.
"Huh gue ngantuk" Asya mendengus kesal.
"Kenapa sih penyakit mager gue dateng pas gue belum sampe perpus?" Gumam Asya yang kini sedang menatap lapangan kosong itu.
"Ahh gue udah ngga tahan, gue harus keperpus dan segera tidur" Ujar Asya segera berdiri dan melangkahkan kakinya sekuat tenaga agar sampai ke perpustakaan.
"Akhirnya sampai juga" Setelah Asya sampai ia segera duduk dibangku paling ujung agar tidak terlihat oleh petugas perpustakaan.
"Itu cewek dimana-mana pasti tidur! Dasar cewek gila" Gumam Rendy yang tak sengaja melihat Asya tertidur dibangku perpustakaan.
Sekitar dua jam Asya tertidur disana dan akhirnya pun bangun. Dengan kondisi tubuh pegal-pegal karena kurang nyaman akhirnya Asya pun menarik lengannya dan merenggangkan otot-otot nya. Betapa terkejutnya ketika Asya melihat sosok yang juga tertidur disampingnya.
"Huaa, kenapa dia ada disini?"
"Sebelum gue diperbudak gue harus pergi sekarang" Sontak Asya berdiri ketika melihat Rendy sedang tidur disampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGER [END]
HumorBELUM DIREVISI [FOLLOW, VOTE, KOMEN] DISARANKAN BAGI YANG BARU MEMBACA LANJUTKAN SAMPAI 15 PART DULU, BIAR NANTI TAU KEBENGEKAN YANG SESUNGGUHNYA 😂 Mungkin menikah karena saling mencintai itu berakhir bahagia, namun bagaimana jika menikah nya karen...