Hadiah yang dijanjikan

1.5K 262 33
                                    

"Uhh, gue makin sayang deh sama lo!"
Asyilla Syahla Q
-
-
-
________________________________

Seperti apa yang dijanjikan Rendy minggu lalu. Kini mereka berempat sudah masuk ke dalam pesawat dan siap untuk terbang ke Korea yang Asya mau. Rendy dan Asya duduk berpisah dari Joshua, Rigel dan Dirga. Namun posisi mereka juga masih dekat dan masih bisa berbincang bincang dan bergurau bersama.

"Singa idiot" Panggil Asya membuat Rendy menoleh ke arahnya.

"Lo yakin kita mau naik pesawat? Nanti kalau jatuh seperti sriwijaya air sj-182 kemarin gimana?" Tanya Asya yang sedikit takut ketika duduk dikursi pesawat.

"Kita nggak akan jatuh kok, lo tenang aja" Jawab Rendy mengusap puncak rambut Asya.

"Tapi nanti kalau jatuh gimana? Nanti kalau gue mati gimana? Bunda nyari gue dimana? Iya kalau gue masuk surga, kalau gue masuk neraka gimana?" Ocehan Asya membuat Rendy mendengus kesal. Bisa bisanya gadis itu berfikir seperti itu.

"Terus kalau nggak naik pesawat naik apa Asya? Naik gojek gitu? Udahlah kita bakalan baik baik saja kok" Ujar Rendy yang mulai risih dengan Asya.

"Emangnya naik bus nggak bisa?"

"Lo pikir Korea sebelah Bandung gitu bisa naik bus?" Decak Rendy menatap sinis Asya.

"Hehe, ya siapa tau bisa naik bus gitu" Ucap Asya menyengir kuda.

"Udah lo berdoa aja biar kita selamat sampai tujuan" Ucap Rendy melipat tangannya dan bersiap untuk tidur saja.

"Oke, kalau gitu gue berdoa dulu. Bismillahirrahmanirrahim. Allahumma baarik lanaa fiimaa rozaqtanaa wa qinaa 'adzaa bannar. Aminnn" Ucap Asya berdoa dan mengusap wajahnya setelah selesai berdoa. Joshua dan kedua sahabatnya yang mendengar itu segera menoleh ke arah Asya. Sedangkan Rendy kini menurunkan tangannya kaget dengan doa Asya.

"Lo mau sya?" Tanya Joshua kepada Asya.

"Gue lagi doa biar kita selamat sampai ke Korea" Jawab Asya tersenyum bahagia.

"Tapi tadi itu doa makan Asya!" Ujar Joshua membuat Asya membulatkan matanya sempurna.

"Oh ya gue lupa, mungkin karena gue laper jadi doanya kesasar deh" Ucap Asya membuat Rendy dan ketiga sahabatnya menepuk jidat karena tingkah konyol Asya.

Selama diperjalanan Asya hanya mengoceh dan tidak akan membiarkan Rendy tidur dengan tenang. Asya juga meminta Rendy dan ketiga sahabatnya menghitung domba dari 1-1000 dan itu dilakukan mereka berulang kali.

Sudah sekitar lima jam Asya mengoceh kini ia sudah merasa lelah sendiri dan ingin tidur. Tidur Asya membuat Rendy dan ketiga sahabatnya merdeka secara tiba-tiba. Rasanya mereka sudah masuk surga ketika Asya tidak lagi mengoceh dan meminta mereka melakukan hal hal konyol lainnya.

Butuh sekitar 7jam untuk mereka sampai di bandar udara internasional Incheon ( Seoul Incheon Internasional, Korea Selatan) kini mereka sudah ada di salah satu hotel yang ada di Korea. Mereka memesan dua kamar. Satu untuk Asya dan satu lagi untuk Rendy dan ketiga sahabatnya.

"Huhh, akhirnya kita bisa menginjakkan kaki dibumi ini dengan keadaan masih bernafas" Ucap Asya disela makannya. Kini mereka sedang makan di salah satu cafe yang tidak jauh dari hotel yang mereka tempati.

MAGER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang