Antara hidup dan mati (END)

2.6K 236 99
                                    

Sudah berjam-jam mereka di sana. Tidak ada kepastian dari dokter-dokter di rumah sakit itu. Mereka yang menangani Asya dan Feyra tidak kunjung keluar. Rendy yang setiap detik khawatir selalu merasa bersalah. Terkadang penyesalan memanglah perlu.

Joshua yang tidak tau apa-apa hanya bisa pasrah kepada Tuhan. Antara hidup dan mati semua sudah kehendak yang di atas. Sikapnya kali ini berbeda dari yang dulu. Jika dulu dirinya selalu mengincar Awan untuk balas dendam, untuk kali ini ia tidak. Bagaimana lagi? Mau balas dendam gimana? Mona sudah di penjara. Kejiwaan Mona pun sudah rusak, Mona tidak akan mengenali siapapun lagi.

Kini hanya lah kecemasan untuk keduanya yang ada.

"Keluarga-"

"Saya keluarganya." ujar Rendy sedikit membentak. Kalimat dokter yang belum selesai itu pun ia potong.

"Bagaimana dok? Asya dan Feyra masih hidupkan?" tanya Joshua mencoba mengontrol dirinya sendiri.

"Mereka masih hidup." jawab dokter itu membuat semua yang ada di sana lega, termasuk Rendy dan Joshua.

"Bagaimana keadaan mereka berdua dok?" tanya Rendy masih sedikit khawatir.

"Kondisi Feyra sangat baik, karena jaketnya yang tebal mampu menahan peluru itu, yang membuat peluru itu tidak terlalu dalam. Sedangkan Asya, dirinya harus dioperasi. Tusukan itu mengenai ginjalnya, yang menyebabkan ginjal Asya pecah." jawab dokter itu membuat Rendy kembali ketakutan.

"Apa operasi nya akan berhasil?"

"Kemungkinan nya kecil, hanya-"

"Cepat operasi sekarang, selamatkan dia. Kalau dia sampai benar-benar mati, saya nggak akan segan-segan membunuh anda." ucap Rendy dengan tegas. Dokter yang mendengar itu hanya diam, merinding ketakutan. Ia segera pergi dan mempersiapkan semuanya untuk Asya operasi.

Rendy memang tidak sadar dengan ucapannya. Emosi membuatnya kehilangan akal.

Operasi pun dimulai. Semua orang panik dan khawatir, sedangkan dokter sekarang berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan nyawa Asya. Tidak mudah bagi dokter-dokter itu menyelesaikan semuanya. Lampu di ruangan operasi yang mati secara tiba-tiba membuat semua dokter kebingungan.

Mereka berusaha dengan caranya sendiri. Bagaimana lagi? Kalau mereka tinggal untuk membenarkan lampu, waktunya tidak cukup.

"Asya tidak bisa diselamatkan!"













































































PRANK! HAHAHA

Akhirnya operasi nya selesai. Asya berhasil diselamatkan dan dokter yang tidak jadi dibunuh. Hhhh

Dokter itu keluar dengan senyum manis dan keringat dingin. Sepanjang ia di ruang operasi, dirinya selalu mengingat semua ucapan Rendy yang akan membunuhnya. Setelah keluar dirinya merasa sangat lega.

"Operasi nya berhasil, pasien akan dipindahkan ke ruang-"

"Ke ruang VVIP. Beri dia perawatan yang maksimal. Saya akan membayar semuanya." ucap Rendy dianguki dokter itu. Ia segera pergi untuk mengatur semuanya kembali. Baru kali ini dia mendapatkan pasien yang mempunyai keluarga sangat seram.

••••

Beberapa hari berlalu. Kini Asya sudah benar-benar pulih. Dirinya kini sudah diperbolehkan pulang kerumah. Ia menatap sekelilingnya, yang hanya ada Rendy, Joshua, Rigel, dan Dirga. Ia mencari-cari Feyra yang selama ini selalu membantunya. Ia tidak tau kabar Feyra bagaimana, beberapa hari ini ia tidak terpikirkan untuk mencari Feyra.

MAGER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang