Satu hari sebelum menikah

2.2K 301 206
                                    

"Kalau nanti singa idiot nyiksa gue gimana?"
Asyilla S.Q
-
-
-
_______________________________

Hari itu Asya tidak tahu lagi harus berbuat apa. Asya duduk dimeja belajarnya dan meraih sebuah buku untuk ia kerjakan tugasnya. Baru kali ini Asya gabut dan mau mengerjakan tugas.

"Asya" Panggil bunda memasuki kamar Asya.

"Iya bund, ada apa?" Tanya Asya yang sedang mengerjakan PR nya.

"Kok masih ngerjain pr?" Tanya bunda lagi ketika melihat Asya sedang sibuk dengan buku buku tugasnya.

"Ngerjain salah ngga ngerjain salah! Jarang jarang loh bun Asya mau ngerjain tugas" Ujar Asya memanyunkan bibirnya.

"Ya tapi kan besok kamu udah nikah masa'ngga mau beres beres gitu" Ucap bunda sembari duduk diranjang Asya.

"Asya jadi nikah bun?" Tanya Asya memastikan kenyataan yang begitu pahit itu.

"Jadi lah! Kan kamu udah nyoba gaunnya kemarin" Jawab bunda dengan tenangnya. Sedangkan Asya masih saja berusaha agar pernikahan itu tidak akan pernah terjadi.

"Tapi bund_" Ucapan Asya terpotong dengan kehadiran Raka yang masuk tanpa ijin.

"Eh bund kok diluar rame banget mau ada acara ya?" Tanya Raka heran melihat dekor yang ada dirumah Asya.

"Iya besok Asya nikah" Jawab bunda membuat Asya membulatkan matanya sempurna.

"Bunda becanda deh" Ucap Raka tak percaya.

"Kamu ngga percaya? Tuh lihat Asya udah foto prewedding juga" Jawab bunda menunjuk sebuah figura yang tengkurap dinakas Asya.

Raka pun meraih figura tersebut dan betapa terkejutnya Raka ketika melihat foto Asya dan Rendy mengenakan gaun dan jas yang serasi itu.

"Sama Rendy?"

"Huaaaa, akarrr" Tangis Asya pecah begitu saja ketika melihat Raka yang terkejut dengan semuanya.

Asya pun memeluk erat Raka dengan tangisan yang begitu bising. Raka hanya bisa membalas pelukan Asya dengan heran.

"Kok bisa gini gimana ceritanya?" Tanya Raka menatap Asya cengo, dan bunda pun akhirnya menceritakan semua kejadiannya ke Raka, kini Raka menganguk mengerti.

"Akarrrr gue ga mau nikah sama si idiot" Rengek Asya tetap memeluk Raka. Raka pun mengerti sekarang, kini ia membalas pelukan Asya dengan sangat erat. Ia merasa akan kehilangan sosok Asya, walaupun Asya selalu menyusahkannya namun bagi Raka Asya itu segalanya.

"Udah gapapa kan masih bisa sekolah" Ucap Raka menenangkan Asya.

"Tapi nanti kalau se merah putih tau gimana?" Tanya Asya memanyunkan bibirnya dengan air mata yang masih mengalir di pipinya.

"Gue janji ngga bakal kasih tau siapapun" Ucap Raka berjanji kepada Asya. Kalaupun Raka memberi tau seseorang pasti akan hancur riwayatnya karena Rendy.

"Kalau nanti idiot nyiksa gue gimana?"

"Ngga mungkin Asya" Jawab Raka mengusap puncak rambut Asya dengan lembut.

"Huaaa kalau gini ceritanya mending gue nikah sama lo akarrrr" Lagi lagi rengekan Asya membuat bising rumahnya sendiri. Sedangkan indah bunda Asya hanya menggeleng melihat tingkah putrinya itu.

"Udah Syahla Quenaga sekarang kamu bereskan barang kamu, buat lusa kamu pindah ke kediaman pak Ghofur" Ucap bunda memerintah.

"Raka tolong bantu Asya beberes ya, bunda mau ngurusin yang lain" Ucap bunda lagi meminta bantuan kepada Raka.

MAGER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang