Belajar

1.4K 260 37
                                    

"Awas aja kalau nilai lo dibawah kkm"
Rendy Alviano D
-
-
-
______________________________

Satu minggu sebelum sma merah putih mengadakan ujian kenaikan kelas. Rendy yang sudah siap dengan semuanya tidak khawatir dengan ulangan yang akan dihadapinya. Rendy belajar degan sangat giat. Berbeda dengan Asya. Asya lebih memilih untuk rebahan sembari menonton drama Korea yang membuatnya sangat tergila gila.

"Sya" Panggil Rendy menoleh ke arah Asya yang sedang tengkurap memandangi laptopnya.

"Hmm" Jawab Asya sama sekali tidak menghiraukan Rendy.

"Katanya mau belajar?"

"Besok" Jawab Asya sembari tersenyum senang. Bukan senang karena Rendy, melainkan karena Asya menonton drakor kesukaannya.

"Belajar sekarang! Seminggu lagi udah ujian dan lo harus dapat nilai yang bagus," Tutur Rendy menatap sinis Asya.

"Tenang, taktik penghapus gue selalu dukung gue kok" Jawab Asya tetap menatap laptopnya.

"Tahun kemarin dapat rangking berapa?"

"Delapan! Delapan dari bawah maksudnya" Jawab Asya membuat Rendy melotot.

"Dari 40 lo dapat rangking 32? Parah banget lo sya. Udah sini laptopnya, lo harus belajar mulai dari sekarang" Ujar Rendy meraih laptop dengan paksa. Sedangkan Asya hanya menatap Rendy dengan kesal.

"Singa idiot, balikin laptopnya" Cetus Asya menatap tajam Rendy.

"Nggak akan. Lo harus belajar sekarang" Hardik Rendy segera mengotak atik laptopnya. Rendy segera mengganti password agar Asya tidak bisa membukanya lagi.

"Nggak mau ya udah. Gue mau keluar aja!" Ucap Asya segera berjalan keluar.

"Terserah lo sya, gue capek" Gumam Rendy menatap kembali buku bukunya.

Kini asya sedang berjalan di sebuah taman yang tidak jauh dari apartemennya. Dengan rambut yang acak acakan karena belum mandi, dan pakaian pun masih mengenakan piyama doraemon kesukaannya.

Seperti hari hari biasanya. Jika Asya terlalu banyak berjalan dirinya pasti sangat lelah. Seorang pemager tidak akan mau berjalan jauh, maka dari itu kini Asya sedang duduk di pinggir jalan sembari bergumam sendirian.

"Mau pulang jauh! Mau minta di jemput singa idiot nggak bawa hp! Mau beli makan nggak bawa uang. Huh, sabar Asya sabar!" Ucap Asya meratapi hidupnya.

Sebenarnya Asya sangat sangat lapar. Tapi laparnya itu ia tahan karena jiwa mager nya kini sudah kumat. Jangankan untuk kembali ke apartemen, untuk berdiri saja Asya tidak kuat.

Setengah jam Asya duduk disana. Asya sangat menunggu kedatangan Rendy yang mencarinya. Namun sayangnya Rendy tidak kunjung datang. Asya hanya bisa diam dan mendengus kesal meratapi jiwa raga nya yang mager.

"Sari roti, roti, sari roti"

"Roti!" Teriak Asya membuat penjual roti menghentikan sepedanya. Ia menoleh ke arah Asya dan menatap Asya dengan senang.

"Mau beli roti neng?" Tanya bapak penjual itu antusias.

"Enggak!" Jawab Asya dengan wajah datar.

"Terus kenapa tadi manggil roti?"

"Gabut" Jawaban Asya membuat penjual roti itu mendengus kesal. Ia segera mengayuh sepedanya kembali dan meninggalkan Asya yang masih duduk dipinggir jalan itu.

MAGER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang