Clarissa mengerjapkan matanya beberapa kali, dirinya mencoba memastikan apa yang ia lihat saat ini tidak salah. Clarissa tidak bisa percaya begitu saja saat melihat Mamnya terus saja tersenyum kepada Alvin, menatap kagum bosnya. Tunggu, dimana sikap Mamnya yang selalu memanggil Alvin dengan nada kesal kemarin?
Mamnya itu bahkan menghiraukan dirinya, jika tahu akan seperti ini lebih baik Clarissa tidak datang, dirinya akan lebih memilih pergi ke restoran untuk hunting makanan.
"Mam, Mam sehat kan?" tanya Clarissa masih menatap Alin tak percaya.
"Apa? Jangan bilang kau baru saja mengkritik ku anak pintar" jawab Alin ketus.
Clarissa yang mendapat jawaban seperti itu hanya bisa menghembuskan napas kesal. Dirinya menyesal telah mengatakan hal tadi. Mamnya ini sungguh menyebalkan dari yang ia kira jika di dekat Alvin.
"tante kenapa ngga ngabarin Alvin kalau datang ke sini?" kata Alvin mencoba memecah keheningan.
"ah... kau ingat tante?" kata Alin dengan mata berbinar.
Alvin yang ditanya seperti itu hanya mengernyitkan dahinya, kemudian menoleh kearah Clarissa yang malah dibalas gadis itu dengan mengendikkan bahu acuh. Ingatkan Alvin untuk menghukum sekretarisnya itu.
"tante Mamnya Clarissa kan"
Mendadak wajah berbinar Alin berubah menjadi cibiran.
"ya.. ya.. ya.. kau memang anak pintar seperti yang diceritakan Sinta. Sudahlah Mam tidak napsu lagi berbicara padamu" jawab Alin kesal kemudian menoleh kearah Clarissa.
"Dan kau!"
Clarissa merenggut sebal tatkala Alin berkata dengan kesal kepadanya.
"kenapa Mam?" jawab Clarissa gemas.
"tunggu dulu, mam sudah teramat kesal kepada mu anak pintar" kata Alin lagi, sebelum dirinya memanggil Azela.
Dan tak lama kemudian Azela datang dengan raut tengilnya menatap Clarissa, itu membuat Clarissa semakin merengut tak suka.
"kenapa kau ada di sini? Apa kau tidak ada jadwal lain?" tanya Clarissa kesal kepada Azela.
"ah... kau ini kenapa kelihatan kesal sekali melihatku kak? Apa sekarang kau peduli dengan apa yang aku lakukan?"
Sekali lagi Clarissa mendengus kesal mendengar jawaban Azela. Dan kini gadis berwajah bayi itu sudah duduk di samping Alin.
"hai kak, apa kabar?" Azela kini sudah mulai kembali kesifat menyebalkannya, dengan menggoda Alvin hingga pria itu mendengus kesal.
"kabar buruk setelah melihatmu" jawab Alvin ketus sembari mendekatkan diri ke Clarissa.
"aih... kau jahat sekali kak"
Alvin mendelik mendengar balasan Azela. Gadis itu benar-benar membuat Alvin kesal sendiri.
"Azel apa benar kau akan bertunangan dengan Alvin sebelum ini?" tanya Alin memutus rasa kesal Alvin.
"ya... kurasa memang begitu tan, tapi entah kenapa tiba-tiba Alvin ingin bertunangan dengan kak Clarissa. Jadi ya sudah ku berikan saja"
"apa kau bilang? Kau memberikan Alvin padaku?! Apa kau tidak merasa ada kesalahan di perkataanmu itu?!" kata Clarissa tak terima. Dirinya merasa terhina dengan perkataan Azela, memang dirinya tidak selaku itu sampai harus menerima pemberian Azela?!
"apa? Memang benar seperti itu bukan kak? Bahkan Daddy sendiri yang datang kesini"
"tunggu! Kau bilang apa tadi? Daddy mu kesini untuk membicarakan pertunangan?" kata Alin tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
She is My Angel
RomanceC. E. O Tiga huruf itulah yang kini telah membuat Clarissa jungkir balik tak karu karuan. Bagaimana tidak?! Jika di hari pertamanya saja dia sudah disuruh membuat minuman untuk semua pegawai kantor!! Alih alih dengan alasan sudah adat di kantornya...