Alvin menghembuskan napas kelima kalinya, sesekali dirinya melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Untung saja dirinya memesan privat room, jika tidak mungkin sudah beberapa kali pelayan menghampirinya untuk menanyakan pesanannya. Dan yang terpenting hari ini Alvin harus serba sabar. Toh juga setiap hari dirinya sabar, jadi bukan masalah besar.
Sudah seminggu berlalu sejak dirinya makan bersama Clarissa di apartement wanita itu. Dan sehari yang lalu Alvin mendapat kabar jika Mam Clarissa sudah pulang dari liburannya. Semoga saja dengan liburan itu Mam Clarissa sudah melunak, dan melupakan perkataannya tempo hari lalu.
Oleh karena itu Alvin mengatur pertemuan mereka hari ini, dia tidak mau mengulur waktu lagi. Clarissapun tak tau akan rencananya ini, Alvin jamin jika Clarissa tau dirinya pasti akan ditertawakan wanita itu habis-habisan.
"kenapa kau ingin bertemu denganku anak pintar?"
Alvin mendongak, dilihatnya Alin yang kini sudah berada di hadapannya. Sepertinya kemarahan Alin sudah mereda, melihat tingkah wanita itu yang tidak keras kepadanya.
"tante sudah datang? Duduk dulu tan" Alvin berdiri dari duduknya dan mempersilakan Alin duduk dengan hormat.
"apa kau sudah memesan makanan?"
"ah, sudah tan, tinggal menunggu datang saja. Atau tante mau memesan makanan lagi?"
"tidak perlu"
Kini Alvin tidak tau lagi harus berkata apa. Alvin yang biasanya cerewet tentang segala hal dan tidak pernah kehabisan kata saat bersama orang lain, kini dirinya terasa mati kutu. Dipertemuan pertama mereka dulu, dirinya masih bisa terlihat santai karena ada Clarissa. Namun mengingat Clarissa tidak bersamanya sekarang, Alvin jadi tidak tau harus memulai darimana.
"tan-" belum sempat Alvin berkata, suara pintu terbuka mengintrupsinya. Makanan mereka sudah datang.
"makan saja dulu, jangan terburu-buru. Hari ini jadwalku kosong" kata Alin dengan tersenyum kea rah Alvin.
Alvin menghembuskan napas lega, kemudian mulai menyentuh makanan saat melihat Alin sudah mulai makan.
"apa Clarissa tidak ikut?"
Alvin mendongak, "tidak tan, hari ini dia kembali bekerja"
"wow, dia mau kembali?"
"ya,... apakah ada yang salah dengan itu tan?"
"dia berulang kali menolak untuk kembali ke kantormu saat aku membawanya pulang ke mansion. Tapi siapa sangka jika dia segampang itu kembali kerja"
Alvin hanya mampu tersenyum mendengar jawaban Alin.
"jadi, apa kau mau menemuiku untuk membahas pertunangan kalian?" perkataan Alin sukses menyentak Alvin.
Alvin berdehem sebelum memulai pembicaraan mereka, "ya. Saya ingin tetap bertunangan dengan Clarissa tan"
"kenapa kau gigih sekali? Bukankah pertunangan kalian hanya untuk membatalkan perjodohanmu?"
"uhuk!"
Alvin tersedak minuman yang baru saja ia minum. Tunggu! Darimana Alin mendapatkan berita itu? Bukankah hanya Alvin dan Clarissa yang mengetahui perihal perjodohannya? Lalu kenapa Alin juga mengetahuinya? Alvin juga yakin seratus persen jika Clarissa tidak akan memberitahu Alin perihal perjodohannya yang sudah diatur momnya.
"pe-perjodohan apa ma-maksud tante?" tanya Alvin takut-takut.
"perjodohan yang sudah diatur Sinta anak pintar" jawab Alin dengan senyum yang mengembang di wajahnya. Dan saat dirinya melihat raut Alvin yang terlihat kikuk tawa Alin pecah.
KAMU SEDANG MEMBACA
She is My Angel
RomanceC. E. O Tiga huruf itulah yang kini telah membuat Clarissa jungkir balik tak karu karuan. Bagaimana tidak?! Jika di hari pertamanya saja dia sudah disuruh membuat minuman untuk semua pegawai kantor!! Alih alih dengan alasan sudah adat di kantornya...