"bagaimana jika gaunnya seperti ini? Apa kamu suka?" kata Sinta menunjuk ke sebuah gaun putih panjang hingga menitupi kakinya, dipadukan dengan belahan dada yang rendah.
"bagus tan, tapi sepertinya tidak cocok dengan konsepnya"
"ah.. kamu benar Zel"
Azela melanjutkan membuka buku berisikan aneka gaun, begitu pula dengan Sinta. Mereka masih memilih gaun untuk pertunangan. Sedangkan Alvin tidak tahu menahu tentang pertunangannya ini. Saat mendengar Alin, sahabatnya itu menolak lamaran Alvin secepat kilat Sinta menghubungi suaminya dan mengajukan kembali perjodohan Alvin dengan putri Galih.
Bahkan Sinta menertawakan tingkah Alvin yang saat itu uring-uringan tidak jelas, Sinta bahkan menggoda Alvin dengan mengatakan jika Alvin terlalu buruk untuk Clarissa. Melihat jika semua sikap Alvin ke Clarissa selama ini begitu buruk, bahkan sangat menyebalkan untuk melihatnya saja.
"tante, aku ingin gaun ini" kata Azela sembari menunjukan gaun putih kecoklatan yang belahan dadanya lebih rendah dari yang pertama mereka pilih, terlihat sangat glamour jika disandingkan dengan kulit putih Azela.
"cantik sekali sayang, tapi tante tidak menyetujuinya. Kau seorang artis Azela, jadi pakailah gaun yang lain oke, tante tidak mau acara pertunangan nanti berubah menjadi tawuran karena wartawan yang mengerubungimu"
Azela tertawa melihat penjelasan Sinta, memang benar apa yang dikatakan Mommy Alvin. Terlebih saat ini popularitasnya sedang naik-naiknya dikarenakan film yang dibintangi Azela mendapat rating tertinggi.
"baiklah, aku akan menuruti perkataan mu Mom"
Sinta terkekeh mendengar Azela yang menyebutnya Mom.
"ahh... kau manis sekali Azela. Mom jadi tidak sabar untuk segera melaksanakan pertunangan supaya kita bisa menjadi keluarga yang sebenarnya"
Azela hanya menatap Sinta haru sebelum bergerak memeluk wanita paruh baya itu.
"ada apa bocah kecil itu di sini sepagi ini"
Sinta menoleh kearah suara, dilihatnya Alvin menuruni tangga dengan wajah tertekuk. Hari ini Alvin meliburkan diri, Momnya itu berhasil memergoki Alvin yang terbaring lemah di apartementnya kemarin. Alhasil Sinta menyeret Alvin untuk kembali ke mansion dengan tujuan Alvin yang bisa kembali sehat. Lagipula jika Alvin tetap dibiarkan di apartemen akan bahaya, karena tidak ada yang merawat anak pintar itu.
"Ah, kau sudah baikan Al?" kata Sinta sumringah saat melihat Alvin yang sudah bisa bertingkah lagi.
"apa aku akan disini sekarang jika aku masih sakit Mom?" kata Alvin sembari mendudukan dirinya di sofa yang berhadapan dengan Sinta dan Azela.
"sepertinya kau sudah sehat, melihat tinggal menyebalkanmu sudah kembali lagi"
Alvin hanya memutar bola matanya, Mommynya memang seperti itu jika dengan dirinya. Mungkin sifat menyebalkan Alvin merupakan warisan dari Sinta.
"Daddymu ke kantor untuk menggantikanmu dua hari ini, jadi diam lah di sini. Mengerti?"
"tidak. Aku akan keluar"
"Dasar kau ini"
"sudahlah kak, kakak di rumah saja. Lagipula kak Alvin mau kemana dengan keadaan seperti itu" sahut Azela dengan senyum kea rah Alvin.
"kenapa kau bisa kesini bocah kecil?"
"bukankah itu sudah jelas kak? Aku kesini untuk menemuimu" jawab Azela sembari terkekeh pelan.
"sekali lagi kau berbicara seperti itu, kau akan ku blokir dari mansion ini"
Azela mencibir mendengar ucapan Alvin, awas saja kalau nanti Alvin meminta bantuannya atau membutuhkannya. Azela tidak akan menanggapi pria itu! Salah siapa Azela selalu di panggil bocah kecil oleh pria di depannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
She is My Angel
RomanceC. E. O Tiga huruf itulah yang kini telah membuat Clarissa jungkir balik tak karu karuan. Bagaimana tidak?! Jika di hari pertamanya saja dia sudah disuruh membuat minuman untuk semua pegawai kantor!! Alih alih dengan alasan sudah adat di kantornya...