Alvin menggeram kesal tatkala handphonenya terus saja berbunyi. Dengan kasar dirinya mengambil handphonenya, menaruh bolpoin yang dipegangnya dengan kasar.
"Alvin" kata Alvin spontan, tanpa melihat nama yang tertera di sana.
"hai son, ada apa dengan suaramu?" sahut suara wanita paruh baya dari seberang sana.
Alvin menghembuskan napas lelahnya tatkala menyadari bahwa mommynyalah yang menelpon dirinya.
"ada apa mom?" jawabnya sembari memijit keningnya.
"pulanglah ke mansion malam ini, kita makan malam bersama" kata Sinta penuh semangat, melupakan keheranannya tentang suara Alvin awal tadi.
Alvin melirik sekilas kearah Clarissa, mengangkat sebelah alisnya ketika melihat Clarissa masih tekun dengan dokumen dan laptop di pangkuannya.
"aku tak bisa mom"
"kenapa? Apa karena pekerjaanmu? Kalau iya, lupakan itu!" kata mommy Alvin tegas tak ingin dibantah.
Alvin menghembuskan napasnya, "kalau aku meninggalkannya sekarang, aku tak akan bisa menghadiri rapat besok mom"
"kau terlalu banyak alasan. Mommy tidak mau tau! Malam ini kau harus makan malam di sini"
"baiklah akan aku usahakan" jawab Alvin pasrah.
"oh iya, ajak Clarissa sekalian" kata Sinta riang.
Sekali lagi Alvin melirik kearah Clarissa sebelum menjawab perkataan mommynya, "Alvin rasa dia tidak akan mau mom"
"Clarissa tidak akan menolak jika kau bilang bahwa mom sendiri yang mengundangnya" kata mommynya, sebelum melanjutkan ucapannya.
"satu lagi, kalau kau ingin rapatmu besok berjalan dengan lancar, maka datanglah ke sini untuk makan malam. Kalau tidak, lihat saja bagaimana mom akan mengacau besok" Alvin memijit kepalanya, menyadari jika mommynya tidak akan main-main dengan ucapannya. Alvin tau itu.
"baiklah-baiklah, terserah mommy saja. Aku akan memberitahu Clarissa dahulu" tutup Alvin sembari memandang tajam Clarissa. Wanita itu masih saja sibuk dengan komputernya padahal waktu makan siang sudah hampir habis. Mereka memang sedang mengerjakan beberapa dokumen di ruangannya. Alvin mendesis kesal sebelum melangkahkan kakinya menuju bangku Clarissa.
Alvin mengetuk jarinya di meja Clarissa dengan keras, "ikut saya miss" katanya, kemudian berlalu begitu saja tanpa menghiraukan Clarissa sudah mengikuti apa tidak. Alvin tau jika Clarissa tidak akan menyepelekan ucapannya.
Dan benar saja, Clarissa sudah dua langkah di belakangnya. Alvin berhenti, memandang Clarissa jengah.
"apa kau akan tetap berjalan seperti itu miss?"
"ya sir?" balas Clarissa bingung. Memangnya apa yang salah dengan caranya berjalan, dirinya rasa tidak ada.
"ck, maju dua langkah" dengan patuh, Clarissa menuruti ucapan Alvin.
"mulai sekarang berjalanlah di sisiku. Kau bukan bodyguard ku" kata Alvin cepat, kemudian melenggang begitu saja ke dalam mobilnya. Sedangkan Clarissa masih terdiam di tempatnya, menggelengkan kepalanya berharap bisa segera sadar dari kebingungannya, kemudian bergegas masuk mobil Alvin. Dirinya tak mau membuat bosnya kesal lagi.
"bersiaplah, jam tujuh nanti aku akan menjemputmu" kata Alvin saat mobilnya berhenti di lampu merah.
"maaf, untuk apa ya sir?" Tanya Clarissa dengan kernyitan di dahinya.Tidak biasanya Alvin berkata akan menjemputnya.
"makan malam"
"Anda mengajak saya?" Tanya Clarissa lagi dengan nada tak percaya.
"bukan saya. Kamu jangan terlalu percaya diri" jawab Alvin ketus.
"lalu siapa sir? Ibu anda?" tebak Clarissa dengan asal
"ya" jawaban singkat Alvin sukses membuat Clarissa melongo. Dirinya tak pernah membayangkan jika akan makan malam bersama ibu bosnya ini. Lagi.
"apakah acaranya formal sir?" Tanya Clarissa lagi saat kesadarannya kembali.
"apa hanya baju yang ada di pikiranmu miss? Sekalian saja tidak usah pakai baju!" balas Alvin kesal. Dirinya tak habis pikir dengan tingkah Clarissa.
Clarissa berdecak kesal, memangnya salah jika dirinya ingin mencocokan bajunya dengan acara makan malam nanti? Dasar bossnya ini memang keterlaluan.
"lalu apa lagi sir yang harus saya pikirkan? Bukankah anda tak mau dipermalukan karena membawa saya dengan penampilan itik buruk rupa?!" kata Clarissa kesal.
"setidaknya siapkan mentalmu jika nanti mom menanyaimu" balas Alvin setengah kesal.
"anda tenang saja sir, saya selalu memberikan jawaban yang memuaskan untuk ibu anda"
"dan itu semakin membuat ku ragu, jika jawabanmu akan sangat merugikanku miss" geram Alvin.
"apakah terlalu kentara?" jawaban Clarissa sukses membuat Alvin mendelik ke arahnya.
"kau sungguh berani miss. Tidakkah kau lupa konsekuensi dari perkataanmu tadi?"
"memotong gaji ku sir? Aku rasa anda tak bisa melakukannya, mengingat kinerja saya" timpal Clarissa dengan percaya diri.
"kau terlalu percaya diri miss. Aku cukup berani untuk memotong gaji mu, memangnya kau siapa hingga aku tak berani memotong gajimu"
Clarissa mencebik kesal mendengar balasan Alvin, namun ia ingin menyimpannya untuk nanti.
"terserah anda sir, bisakah anda berhenti di depan sana?"
Alvin mengernyitkan dahi, "bukankah apartemen mu masih cukup jauh?"
"itu bukan urusan anda sir"
"kau pikir aku mau mencampuri urusan mu?"
Clarissa mendelik kearah Alvin, "Sir! Kita seharusnya berhenti di depan toserba tadi, kenapa Anda tetap jalan" Clarissa memekit kesal.
"bukankah aku pernah mengatakan jika aku bukan supirmu yang bisa kau suruh miss? Aku bosmu. Maka ikuti saja perkataan ku" Jawab Alvin enteng, tetap melajukan mobilnya.
Clarissa hanya bisa menghela napas, menahan semua kekesalannya terhadap bosnya ini. Bukan sekali dua kali dirinya diperlakukan seenaknya oleh Alvin. Namun entah kenapa Clarissa masih belum terbiasa dengan itu. Sikap Alvin masih terasa menjengkelkan baginya, sebelum ia bekerja di perusahaan Alvin, Clarissa tak pernah merasa sejengkel ini. Bahkan banyak orang yang kagum akan pekerjaannya sehingga memberikan dia waktu longgar. Sedangkan bosnya ini adalah kebalikan dari itu semua. Clarisa harus bersabar untuk tidak menyumpahi Alvin saat ini ataupun kedepannya.
MAAF SUDAH MEMBUAT KALIAN MENUNGGU LAMA
DAN TERIMAKASIH UNTUK KALIAN YANG MASIH SETIA MENUNGGU CERITA INI DARI AWAL
KEDEPANNYA AKAN AKU USAHAKAN UNTUK TIDAK SEPERTI INI LAGI
TERIMAKASIH BANYAK YAA...
SAYANG KALIAN DEEHHH...
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENTARNYA...
KAMU SEDANG MEMBACA
She is My Angel
RomanceC. E. O Tiga huruf itulah yang kini telah membuat Clarissa jungkir balik tak karu karuan. Bagaimana tidak?! Jika di hari pertamanya saja dia sudah disuruh membuat minuman untuk semua pegawai kantor!! Alih alih dengan alasan sudah adat di kantornya...