"karena kau yang bilang sendiri jika kita hari ini adalah teman kencan, maka akan ku laksanakan mrs. Seandara" kata Alvin pelan di telinga Clarissa.
Clarissa merinding, merasakan hembusan napas Alvin di tengkuknya.
"apa kita perlu kissing juga?" kata Alvin lagi dengan suara rendah, semakin menempelkan tubuh Clarissa padanya.
CUP~
Tubuh Clarissa menegang, tatkala Alvin mengecup tengkuknya, kakinya lemas seketika, mungkin dirinya akan jatuh jika Alvin tak memegangnya begitu erat sekarang.
"sepertinya kita memang harus melakukan kissing Cla" kata Alvin lagi dengan posisiny sama. Hingga dentingan lift menyadarkan mereka, segera Clarissa mendorong Alvin menjauh. Kemudian berdehem mencoba untuk menetralisir degup jantungnya.
"kita harus cepat sir. Dan lupakan apa yang Anda katakana barusan. Karena saya tidak mau kissing dengan anda" kata Clarissa sebelum meninggalkan Alvin, terlebih dahulu menuju ke mobil Alvin. Menghiraukan bosnya yang sedang tersenyum miring.
Alvin segera melangkahkan kakinya menyusul Carissa, mulai menyalakan mobilnya menuju mansion utama keluarga Seandara.
"akhirnya kalian datang juga" sambut Sinta senang, saat meliht putranya menggandeng tangan Clarissa, membawa calon menantunya itu masuk.
"ayo cepat, kita akan memulai makan malam" kata Sinta sembari membawa Alvin dan Clarissa ke taman, mereka akan makan di sana.
"apa kau membuat keributan lagi mom?" kata Alvin heran.
"keributan apa yang kau maksud son? Mom hanya ingin suasana baru untuk makam malam, malam ini. Terlebih kau bersama Clarissa. Tentu saja mom tidak ingin makan malam yang biasa" jawab Sinta ringan.
"kalian berdua, duduklah di sana" imbuh Sinta saat sudah tiba di meja makan yang sudah dipenuhi dengan berbagai macam makanan.
"bagaimana kabarmu Clarissa?" Tanya Ray dengan senyumnya.
"seperti yang anda lihat sir" jawab Clarissa.
"apa Alvin sering menyusahkanmu?"
"ya, seperti biasa sir" jawab Clarissa ringan menghiraukan tatapan tajam Alvin. Biarkan saja bosnya itu.
"ah... maaf, lagi-lagi aku telat untuk datang"
Suara familiar itu membuat perhatian Clarissa teralih. Dirinya mengerut heran, saat mendapati anak dari kolega bisnis Ray berada di sini.
"mom! Kenapa mom tidak bilang jika dia juga datang?!" kata Alvin kesal. Moodnya hancur sekarang.
"untuk apa mom bilang. Lagipula, jika mommy bilang jika Zela juga datang, kalian berdua tidak aka nada di sini sekarang"
"tentu saja tidak akan" jawab Alvin mencoba menahan kekesalannya.
"kau tidak perlu marah seperti itu kak, bukankah dari awal aku sudah pernah bilang, jika kita akan sering bertemu?" kata Zela dengan nada senang.
Clarissa hanya memutar bola matanya jengah. Entah apa lagi yang arus ia hadapi malam ini. Sungguh Clarissa tidak sanggup jika harus berhadapan dengan makhluk yang sekarang duduk di hadapannya ini. Duduk bersisihan dengan mommy Alvin.
"sudahlah, kita mulai makan malamnya" lerai Ray. Saat melihat putranya ingin mengatakan kata-kata sarkarsmenya.
Mereka akhirnya memulai acara makan malam. Sesekali Zela mencoba untuk membuka percakapan dengan Alvin, namun lelaki tetap diam tak menjawabnya. Menghiraukan semua ucapan Zela. Bahkan Alvin sesekali menyuapi Clarissa karena sudah geram dengan semua ucapan Zela yang taka da habisnya.
"apa kak Clarissa tidak memiliki tangan hingga kau menyuapinya seperti itu kak?" ucap Zela sinis tatkala melihat Alvin menyuapi Clarissa dengan telaten.
"tentu saja aku mempunyai tanganku sendiri Zela. Namun Alvin saja yang terlalu memanjakanku" balas Clarissa tak kalah sinis.
"ouhh sepertinya Clarissa ku sungguh menggemaskan" kata Alvin menatap Clarissa gemas.
"mom lihat sendiri kan bagaimana Clarissa sangat menyukaiku. Jadi berhentilah membawa wanita tak jelas ke sini" lanjut Alvin dengan nada sinis di kalimat akhir.
Sedangkan Clarissa hanya memutar bolamatanya jengah, sikap bosnya ini sungguh berbeda seratus delapanpuluh derajat dengan sikapnya di kantor.
"kau tenang saja son, mommy mu ta akan membawa wanita tidak jelas itu ke sini lagi. Daddy juga tak suka dengan hal itu?" kata Ray dengan tenang.
"ya, lagipula satu minggu lagi kau akan tunangan dengan anak Galih" lanjut Sinta dengan senyumnya.
"benar bukan Zel?" lanjutnya dengan tersenyum manis kea rah Zela.
Zela mengangguk dengan antusias, "tetu saja tante. Aku bahkan sudah memilih gaunku" jawabnya senang.
Clarissa tersenyum seketika. Dirinya rasa penderitaannya dengan segala gangguan Alvin akan segera berakhir. Dengan Alvin yang sudah bertunangan, bosnya itu tak akan memiliki alasan untuk menyuruhnya berpura-pura lagi. Toh juga Alvin tak memberikan bonus padanya. Sungguh Clarissa sungguh tak sudi menjadi teman kencan Alvin. Maksudnya teman kencan pura-pura. Bukan berarti Clarissa ingin menjadi teman kencan Alvin sungguhan. Big no!
"tunangan? Kau becanda mom?!" balas Alvin kesal.
"tentu saja tidak son. Mom bahkan sudah menyiapkan segalanya" bantah Sinta.
"kenapa kalian tak memberitahuku terlebih dahulu?! Kau juga dad, kenapa tak memberitahuku? Waah... kalian memang memang luar biasa. Dan satu hal lagi. Aku tidak akan pernah sudi tunangan dengan anak kecil seperti dia. Alvin tidak akan tunangan dengan Azela. Apapun itu masalahnya" setelah mengatakan itu dengan menggebu. Alvin segera menarik Clarissa pergi. Keluar dari mansion itu dengan perasaan kesal.
Clarissa berdecak kesal tatkala mulai merasakan sakit dipergelangan tangannya karena Alvin terlalu erat memegang.
"sir! Kau terlalu erat menarik tanganku!" kata Clarissa dengan menghempaskan tangannya hingga terlepas dari genggaman Alvin.
Seakan tersadar, Alvin segera menjauhkan tangannya. Clarissa yang melihat hal itu lagsung saja meninggalkan Alvin menuju mobil yang dirinya kendarai tadi. Yaa bilang saja itu mobil Alvin.
"kau selalu saja menentangku miss" kata Alvin saat dirinya sudah duduk di belakang kemudi.
"ku rasa tidak selalu sir"
"yaa... kecuali di kantor"
"setidaknya kau masih ingat sir" balas Clarissa sembari memesang seatbelt.
"ck, kau memang menyebalkan miss"
"berhenti berbicara tentangki sir. Lebih baik segera pergi dari sini. Dan antar aku pulang"
Alvin tersenyum mendengar nada perintah dari Clarissa. Sekretarisnya ini memang perlu diberi pelajaran.
Mereka akhirnya pergi meninggalkan mansion utama. Alvin bahkan sedikit melupakan masalah pertunangannya karena sikap Clarissa yang sangat berbeda daripada di kantor. Sedangkan Clarissa disibukan dengan handphonenya yang terus menyala. Dirinya bertambah pusing karena ibunya yang selalu saja menginginkannya pulang sesegera mungkin. Entah ada masalah apalagi di rumah.
SELAMAT MENIKMATI...
VOTE DAN KOMENTARNYA YAAAA...
TERIMAKASIH SUDAH MELUANGKAN WAKTU KALIAN UNTUK ALVIN
LUV YOU
KAMU SEDANG MEMBACA
She is My Angel
RomanceC. E. O Tiga huruf itulah yang kini telah membuat Clarissa jungkir balik tak karu karuan. Bagaimana tidak?! Jika di hari pertamanya saja dia sudah disuruh membuat minuman untuk semua pegawai kantor!! Alih alih dengan alasan sudah adat di kantornya...