Bab 13

174 14 0
                                    

Clarissa mengangkat teleponnya, dirinya tersenyum tatkala orang yang menelponnya itu menanyakan kabarnya. Entah kenapa senyum tak bisa lepas dari bibirnya saat ini. Padahal pekerjaannya sudah tersaji di depannya, menumpuk hampir sama dengan tinggi komputernya.

"aku baik-baik saja Sir, kau tak perlu khawatir" jawabnya dengan senang.

Senyum Clarissa semakin lebar, "kau tau pasti apa jawabanku sir"

"kau tak perlu menjemputku, pekerjaanmu pasti banyak. Aku bisa pulang sendiri" kata Clarissa lagi sebelum dirinya meraih pekerjaannya.

"tentu sir, kita akan makan malam" entah kenapa Clarissa terus saja tersenyum. Namun tangan kirinya tak tinggal diam, sibuk membolak-balik lembar kerjanya.

"jika kau memaksa sir" lagi-lagi Clarissa menjawabi, namun kali ini dirinya memutar kursi kerjanya, tak menghadapi computer lagi.

"yaaa, kau bisa menjemputku saat aku pulang nanti sir" rasanya Clarissa ingin mencubit apapun yang ada di dekatnya saat ini. Dirinya benar-benar gemas dengan seseorang di sana. Yang sedang menunggunya.

"baiklah, aku akan menyelesaikan pekerjaanku dengan cepat hari ini" setelah mengatakan itu, Clarissa membalik kursinya, menghadap computer ingin melanjutkan pekerjaannya. Namun siapa sangka Bos besarnya berdiri tepat di depan meja kerjanya.

Clarissa menarik napas kaget, bahkan handphonennya hampir jatuh, jika dirinya tidak gesit.

Clarissa berdehem sebelum menampilkan senyumnya, "apa ada yang bisa saya bantu sir?"

Alvin menatap datar kearah Clarissa beberapa detik, sebelum mengendikan bahunya, "yahh... aku hanya ingin mengingatkan mu untuk tidak menerima telepon pribadi di jam kerja miss, dan satu lagi, buatkan aku kopi" kata Alvin acuh, kemudian pergi begitu saja, kembali menuju ruangannya.

Clarissa mengerutkan dahinya saat melihat sikap bosnya yang seperti itu, padahal dirinya sudah membayangkan jika Alvin akan menceramahinya panjang lebar, serta memberi pekerjaan tambahan. Namun yang terjadi jauh dari ekspektasinya. Clarissa mengendikan bahunya, masa bodoh dengan sikap bosnya, yang penting dirinya bisa pulang cepat dan makan malam dengan orang yang baru saja menelponnya. Memikirkan itu membuat Clarissa tersenyum sendiri.

Clarissa mengetuk pintu ruangan bosnya terlebih dahulu sebelum masuk dengan membawa kopi pesanan bosnya itu.

"taruh di sana miss"

"baik sir"

Setelah meletakan kopi, Clarissa segera berbalik menuju ruangannya, melanjutkan pekerjaannya. Sekali lagi masa bodoh dengan sikap bosnya yang berbeda. Meneliti kembali pekerjaannya, Clarissa tersenyum puas takala tak ada kesalahan ketik ataupun yang lainnya. Dirinya segera merapikan kembali mejanya, kemudian mengambil ponselnya, mengirim pesan epada seseorang yang telah dinantikannya.

Senyum Clarissa terbit saat mendapat balasan seperti dugaannya. Segera dirinya beranjak dari duduknya, berjalan dengan riang menuju loby. Bahkan jam masih menunjukan pukul empat, jauh dari biasanya dirinya pulang kantor. Yaa... tentu saja semua itu karena bos gilanya.

Senyum Clarissa semakin merekah tatkala matanya melihat seseorang yang menyambutnya dengan senyuman.

Alvin mengeluarkan smirknya saat melihat yang ada di layar komputernya, dirinya sekali lagi menyeruput kopi buatan Clarissa, sebelum kembali memperhatikan dengan seksama yang ada di layar komputernya, tak lama setelah itu, Alvin segera menyambar jasnya yang tersampir di kursi kerjanya. Bergegas menuju lift pribadinya yang langsung tertuju pada mobilnya berada, bahkan Clarissa tidak pernah memakai lift itu. Jelas saja karena Alvin melarangnya, Alvin tidak sesayang itu dengan sekretarisnya hingga mengijinkan untuk mengakses segala hal yang biasa ia gunakan secara pribadi. Maaf Alfin tidak sebaik itu.

"pesankan aku satu meja di Five Stars" kata Alvin mutlak sebelum mulai melajukan mobilnya. Sebenarnya dirinya malas untuk melakukan ini, tapi karena mommynya yang kelewat menyebalkan itu sudah mengeluarkan titahnya, Alvin bisa apa lagi.

Disisi lain, Clarissa begitu menikmati percakapan antara dirinya dan orang disampingnya. Bahkan senyumnya tak memudar sedari dirinya keluar dari kantor.

"kau terlalu baik sir"

"no, its my honor miss"

"ok, lain kali biar aku yang mentraktirmu makan"

"ya dengan senang hati Clarissa" sekali lagi senyum Clarissa merekah sempurna tatkala lelaki yang ia kagumi itu menyebut namanya dengan lembut.

"apakah anda akan lama di sini sir?"

"just Risky miss"

"ok fine" jawab Clarissa sembari terkekeh pelan.

"yaa.. mungkin selama seminggu saya akan disini Cla"

"that's good"

"I know you happy with that" balas lelaki bernama Risky dengan senyum menawannya, melirik Clarissa sejenak sebelum focus kembali dengan jalanan di depan. Ya... mereka masih di dalam mobil.

"aaah... bagaimana kabar ayah dan ibu mu miss?"

"seperti yang kau lihat terakhir kali sir"

"aku rasa ayahmu masih sehat seperti dulu" balas Risky dengan senyum getirnya mengingat jika ada something yang pernah ia lalui dulu.

Sedangkan Clarissa tertawa mendengar nada balasan Risky, dia tau benar jika pemuda di sebelahnya ini pernah diberi amukan oleh ayahnya saat aan mengajak Clarissa keluar dulu. Kalau tidak salah waktu itu adalah malam minggu, dimana anak-anak muda akan keluar dengan pasangannya untuk menghirup udara segar.

"yaaa... dia masih sangat garang sir" jawab Clarissa masih terkekeh.

"kurasa itu hal yang paling menyenangkan untukmu miss, hingga kau ta bisa menghentikan awamu"

"sorry sir sorry..." kata Clarissa mencoba mengurangi tawanya.

"kurasa aku akan mencobanya lagi" kata Risky dengan senyum gelinya.

"sebelum itu, seharusnya kau sudah menyiapkan alasan yang bagus sir"

"tentu saja Cla"

"baiklah, sekarang mari kita turun terlebih dahulu. Kita sudah sampai miss" lanjut Risky tak lama kemudian sembari melepas setbeltnya.

"yaa... kau benar sir"

"kurasa kita harus membicarakan panggilan kita lagi miss"

"no problem sir" balas Clarissa final sebelum dirinya benar-benar turun dari mobil Risky, berjalan bersisihan menuju tempat yang sudah dipesan laki-laki itu. Hingga mereka akhirnya sampai di meja paling pojok dengan pemandangan yang luar biasa apik. Hingga perhatian Clarissa teralihkan oleh sebuah suara yang berada tepat di sebelahnya.

"ku rasa kau terlalu menikmati waktu bebasmu miss"

She is My AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang