Clarissa mematut dirinya di depan cermin, ia akan kembali bekerja hari ini, terserah nanti Mamnya ingin bilang apa Clarissa tak peduli. Dirinya melirik kea rah ranjang saat menyadari dirinya tidak sendiri di ruang itu, di sana Alvin masih terlelap seakan tak terganggu apapun. Alvin memang memaksa menginap semalam dan memaksa Clarissa juga untuk tidur di kamarnya, karena sudah lelah berdebat dengan Alvin akhirnya Clarissa mengalah dan mengijinkan Alvin tidur di kamarnya, Clarissa menyuruh Alvin tidur di sofa kamarnya sedangkan Clarissa di ranjangnya sendiri tentu saja. Namun entah apa yang terjadi saat Clarissa mengerjapkan matanya tadi pagi Alvin sudah berpindah ke sampingnya dan memeluknya erat seperti tak ingin melepaskannya, dengan susah payah akhirnya Clarissa bisa lepas dari pelukan Alvin.
Di apartemen Clarissa ada tiga kamar, satu di lantai bawah yang sedang digunakan Azela, dan dua lainnya berada di lantai dua, namun satu kamar ia gunakan sebagai walk in closet karena dia lebih banyak menghabiskan waktu di sini daripada di mansion Mamnya, ya... itu karena waktu itu ia mendeklarasikan untuk bersikap mandiri dan melepas nama Seira. Memang dasar Mamnya yang memiliki beribu cara agar dia kembali lagi, dan Clarissa tidak bisa apa-apa mengenai hal itu.
"Alvin, bangun" kata Clarissa pelan berusaha membangunkan Alvin. Namun melihat taka da sahutan atau gerakan dari diri Alvin membuat Clarissa gemas, dirinya berjalan mendekat memandang wajah Alvin sekilas sebelum tangannya bergerak hendak menyentuk lengan Alvin, namun laki-laki di hadapannya ini justru menarik dirinya membuat Clarissa limbung dan membawanya kedalam pelukan laki-laki itu.
"Alvin!" seru Clarissa kaget. Sedangkan Alvin hanya bergumam sebagai jawabannya. Laki-laki ini sangat menyebalkan.
"kalau sudah bangun kenapa tidak menjawab ku tadi?" tanya Clarissa kesal.
"ishh... lepaskan tanganmu, kita akan telat jika kamu seperti ini terus" kata Clarissa lagi saat tak mendengar jawaban dari Alvin, dirinya menoleh melihat Alvin masih memejamkan matanya sembari tersenyum.
Clarissa hanya bisa menghembuskan napasnya pasrah sebelum ikut melingkarkan tangannya di perut Alvin, ikut memejamkan matanya meresapi suasana pagi ini. Hingga beberapa menit kemudian Clarissa bisa merasakan Alvin yang mengecup puncak kepalanya sebelum menenggelamkan kepalanya di tengkuk Clarissa.
"baumu harum sekali, kita tidak usah ke kantor saja hari ini" ucap Alvin sesekali mengecup leher Clarissa.
Clarissa menahan erengannya saat merasakan geli di lehernya, "kalau tidak ke kantor lalu siapa yang mengurusi pekerjaanmu?"
"biar nanti Heesan yang mengurusnya"
"aku jadi heran bagaimana bisa Heesan bisa bertahan dengan sikap menyebalkanmu ini"
"lalu bagaimana dengan mu? Bukankan kamu sendiri sudah menjadi sekretarisku cukup lama Cla?" jawab Alvin sembari terkekeh geli. Apakah dirinya memang semenyebalkan itu? Ia jadi bertanya-tanya.
"hmmm, entahlah aku sendiripun heran, mungkin karena gaji yang kamu berikan?" balas Clarissa tertawa pelan di akhir kalimat.
"ya, itu memang jumlah yang fantastis"
Mereka kembali diam, masih saling berpelukan diatas ranjang Clarissa, Alvin masih saja menenggelamkan wajahnya di tengkuk Clarissa, ada rasa nyaman disana terlebih tubuhnya terasa sangat lelah karena semalam ia tidak bisa tidur nyenyak saat melihat gaun tidur yang digunakan Clarissa tersingkap, alhasil Alvin segera menyelimuti Clarissa hingga bahu dan ikut tertidur di samping Clarissa sembari memeluk tunangannya itu.
"Alvin" panggil Clarissa pelan.
"hmmm"
"kamu tidak lupa bukan, jika di sini juga ada Azela?"
KAMU SEDANG MEMBACA
She is My Angel
RomanceC. E. O Tiga huruf itulah yang kini telah membuat Clarissa jungkir balik tak karu karuan. Bagaimana tidak?! Jika di hari pertamanya saja dia sudah disuruh membuat minuman untuk semua pegawai kantor!! Alih alih dengan alasan sudah adat di kantornya...