Clarissa berdecak kesal sembari membalik lembar buku desain asal, dirinya tidak akan sekesal ini jika menyangkut pekerjaan, namun ini tentang pernikahannya, jadi bagaimana dirinya tidak kesal jika masih saja duduk di sofa berwarna biru muda selama satu jam ini. Itu semua dikarenakan bosnya yang sebentar lagi menjadi suaminya tidak datang-datang, bukankah dia yang paling menginginkan pernikahan ini terjadi?! Lalu kenapa telat hingga satu jam seperti ini! Clarissa tidak akan memaafkannya apapun yang terjadi.
"kalian saja yang pilih, aku ingin berjalan-jalan sebentar" kata Clarissa sembari menyerahkan Kembali buku desain kepada salah satu pelayan yang sedari tadi memperhatikannya.
Dirinya ini juga memiliki batas kesabaran, dan batas itu sudah terlewati beberapa saat lalu, persetan dengan pernikahannya besok, Clarissa tidak peduli. Yang terpenting dirinya ingin segera pergi dari sini mencari makan, lalu mungkin ia bisa membeli beberapa sepatu dan baju, hal itu lebih terdengar menyenangkan daripada harus duduk di sini seperti orang bodoh.
Segera saja Clarissa melangkahkan kakinya meninggalkan butik yang seharusnya ia datangi bersama Alvin guna menentukan gaun pernikahan mereka. Tapi lihatlah apa yang dilakukan bos menyebalkannya itu, dengan seenaknya Alvin menyuruhnya berangkat duluan dan berkata akan menyusul sepuluh menit kemudian, namun nyatanya bukan hanya sepuluh menit ia harus menunggu, melainkan satu jam sudah Clarissa menunggu kedatangan Alvin sendirian di butik menyebalkan ini. Untung tidak ada pasangan lain yang kesini, mungkin karena Alvin yang tidak ingin adanya orang lain yang mengganggu persiapannya.
Kini tibalah ia di salah satu tempat makan, dirinya harus mengisi perutnya terlebih dahulu sebelum memanjakan tubuhnya. Ia segera memesan makan, kemudian mengeluarkan ponselnya Clarissa mengernyit heran tatkala mendapati Azela yang sempat menelponnya beberapa kali, ada apa bocah menyebalkan itu menghubunginya.
"ada apa?" kata Clarissa tatkala sekali lagi Azela menghubunginya.
"kakak dimana?" balas Azela terdengar kesal.
"memang dimana lagi?"
"jika masih di butik, jangan lupa belikan aku gaun juga. Mam tidak mengijinkanku keluar, menyebalkan sekali"
"kau berkata seolah aku ingin menuruti perkataanmu"
"tentu saja harus! Aku ingin menggunakan gaun yang mewah besok, aku tidak mungkin memakai gaun lebih dari satu kali bukan?!"
"bukankah kau memiliki Ave untuk mengurusmu?"
"Ave tidak bisa, dia sedang mengurus jadwalku dan meyakinkan sutradara sebab aku tidak datang hari ini"
"salah siapa tidak datang"
"memangnya gara-gara siapa?!"
Clarissa menjauhkan ponselnya dari telinganya saat mendengar Azela yang langsung berteriak. Memang itu salahnya?! Dia sendiri yang membuat skandalnya semakin merebak bukan?
"sudahlah, aku tidak sedang di butik, dan aku juga sedang tidak ingin membeli gaun apapun. Jadi suruh orang lain saja"
"ish, aku tidak mau tau pokoknya kakak harus beliin aku gaun titik. Bye!"
Clarissa mendelik tajam sembari menatap ponselnya, si bocah menyebalkan itu memutus telponnya begitu saja. Bukankah seharusnya Azela merayunya atau apapun itu agar Clarissa mau membelikannya? Lalu kenapa gadis itu yang malah merajuk?!
Tak lama setelah itu pesanan Clarissa datang, ia tersenyum singkat kepada pelayan yang mengantarkan makanannya sebelum bergerak mulai memakannya. Setidaknya dengan makan ia bisa melupakan sejenak apa yang terjadi hari ini, mungkin setelah ini ia akan memikirkan untuk resign dari kantor Alvin, rasanya ia sudah Lelah, ia ingin menikmati hari-hari santainya sebelum mulai mengambil Kembali bisnis yang sempat ia tinggal. Memikirkan itu membuat Clarissa teringat akan daddynya yang begitu keras kepala, beruntung Mamnya ada di pihaknya jadi Clarissa memiliki tameng tersendiri Ketika berhadapan dengan daddynya.
KAMU SEDANG MEMBACA
She is My Angel
RomanceC. E. O Tiga huruf itulah yang kini telah membuat Clarissa jungkir balik tak karu karuan. Bagaimana tidak?! Jika di hari pertamanya saja dia sudah disuruh membuat minuman untuk semua pegawai kantor!! Alih alih dengan alasan sudah adat di kantornya...