"jadi, ada apa kamu kemari?"
Galih berkata sebelum menyeruput tehnya. Pagi ini ia dikejutkan dengan kedatangan Alvin calon menantunya di kediamannya, mansion keduanya. Dan alhasil rencananya hari ini harus batal gegara laki-laki berjas navy yang tengah duduk tenang di depannya. Ia ingin kembali ke mansion utama pagi ini, menemui istrinya yang sekian lama tidak ia lihat, namun apalah daya rencananya gagal total dengan kedatangan mendadak Alvin.
"hanya ingin berkunjung sir"
"kalau kau ingin berkunjung, waktunya tidak tepat anak pintar"
"apa kalian para orang tua harus memanggilku anak pintar? Apa aku semenyebalkan itu?"
Galih berdecih, "kau baru sadar jika kau menyebalkan?" katanya meremehkan Alvin.
"tidak, hanya saja aku rasa aku tidak semenyebalkan itu hingga dipanggil dengan sebutan anak pintar"
"kau tidak ingat dengan makan malam pertama kita?" kata Galih lagi sembari mengeluarkan senyum meremehkan.
Sedangkan Alvin langsung saja terdiam. Dirinya masih ingat makan malam yang Galih maksud, ya... yang mana lagi jika bukan malam dimana Azela seolah-olah datang terlambat dan mengacaukan suasana. Namun berkat itu juga Alvin mendapatkan sisi lain dari Clarissa. Tapi tetap saja ia masih kesal dengan Azela maupun Galih yang dengan seenaknya mengumumkan perjodohannya. Dan Alvin akui ia sedikit menyebalkan malam itu.
"sepertinya aku lupa"
Galih mengendikkan bahu acuh, "syukurlah jika kau lupa"
Alvin kembali terdiam, dirinya kesini pagi ini ingin bernegoisasi dengan Galih tentang Clarissa, biar bagaimanapun ia tidak akan membiarkan Clarissa lepas begitu saja darinya, maaf saja Alvin tidak rela. Padahal ia sudah memikirkan hal ini sejak semalam, namun tetap saja ia tidak mampu berkata sebelum Galih menanyainya. Terlebih lagi ia datang ke sini sendirian, tanpa Heesan. Alvin sempat heran dengan dirinya sendiri, kenapa ia begitu gigih ingin mendapatkan Clarissa disaat ia merasa tertipu dan dipermainkan selama ini?
"Aku kesini hanya ingin menegaskan jika aku tidak akan bertunangan dengan Azella. Aku akan membuat Clarissa menjadi pasanganku apapun yang terjadi"
Galih terkekeh pelan mendengar nada kegigihan Alvin, "kenapa kau bisa seyakin itu? Kau tidak lupa jika Sinta sudah mengajukan perjodohannya bukan?"
"ya, aku tau itu. Namun bukan berarti aku harus bertunangan dengan Azela, jika Clarissa masih bisa aku dapatkan, maka aku akan membawanya apapun yang terjadi"
"aahh... apa kau yakin jika Clarissa yang kau sebutkan itu mau menerimamu?"
"tentu saja, meskipun itu menggunakan cara yang sedikit kasar aku tidak peduli"
"itu namanya kau egois anak pintar"
"egois? Ku rasa tidak. Aku hanya ingin memperjuangkan keinginanku saja. Lalu apa masalahnya?"
"dasar. Kau memang seperti biasanya, tidak bisa diberitahu"
"bukan salahku" jawab Alvin enteng.
Galih hanya menggelengkan kepalanya pelan sembari terkekeh pelan. Sepertinya dirinya tidak salah memilih untuk ia jadikan menantu sekaligus pewaris.
"jadi, bagaimana keadaan perusahaanmu?"
"baik. Tidak ada masalah, minggu lalu kami berhasil menaikkan menjadi perusahaan nomor 2 yang paling berpengaruh"
"hah... baguslah. Setidaknya yang akan menjadi menantuku bukan orang lemah yang hanya menunggu harta waris dari orang tua mereka"
"ck, sepertinya anda terlalu meremehkanku. Ah... satu lagi, itu semua juga berkat kerja keras Clarissa yang membantuku"
KAMU SEDANG MEMBACA
She is My Angel
RomanceC. E. O Tiga huruf itulah yang kini telah membuat Clarissa jungkir balik tak karu karuan. Bagaimana tidak?! Jika di hari pertamanya saja dia sudah disuruh membuat minuman untuk semua pegawai kantor!! Alih alih dengan alasan sudah adat di kantornya...