Alvin termenung melihat sepanjang jalan yang ia lewati, meskipun jarum jam sudah menunjukan waktu untuk beristirahat namun itu tak mengurangi padatnya jalan yang kini tengah ia lewati.
"Heesan, kita ke tempat Clarissa" katanya saat teringat Clarissa.
"baik sir"
Ia ingin melihat keadaan Clarissa, siapa tahu gadis itu tengah termenung sendirian di apartemennya. Setidaknya Alvin ingin melihat wajah Clarissa sebelum ia mengistirahatkan diri. Dan di sinilah ia berada, di depan pintu apartemen Clarissa, tempat dimana ia melihat sisi lain Clarissa yang sangat antipasti padanya, padahal gadis itu tahu jika ia adalah bosnya.
Alvin memasukkan beberapa angka dengan lincah, angka yang sudah lama ia hapal, Clarissa bahkan tidak tau jika dirinya mengetahui PIN apartemennya. Dan langkah Alvin seketika terhenti saat melihat pemandangan di dalam sana, bukan Clarissa yang ia lihat, melainkan adik wanita itu, Azela. Alvin menggeram kesal seketika merasa menyesal telah datang kemari, namun dahinya mengerut saat melihat Azela tidak sendiri, ada seorang laki-laki yang duduk di sampingnya. Dengan langkah pasti Alvin mulai mendekati posisi Azela yang kini tengah menatapnya bengong.
"apa yang kau lakukan di sini bocah kecil? Dan apa-apan laki-laki ini?" cerca Alvin sembari memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana, bersiap menyidang Azela.
"t-t-tunggu! Bagaimana bisa kak Alvin masuk apartemen ini?!" Azela masih tak percaya.
"menurutmu?"
Azela hanya mampu mengerjapkan matanya beberapa kali, setelah kakaknya yang tadi menelpon dengan marah-marah dan bilang ingin kesini, dan sekarang kenapa Alvin yang berdiri di depannya?! Sebenarnya ada apa dengan kedua orang itu!
Dan tak lama kemudian pintu apartemen kembali terbuka, menampilkan Clarissa dengan wajah geram tak terima, semua mata memandang ke arahnya namun Clarissa abaikan. Tujuannya ke sini hanya ingin menghajar Aela yang sudah dengan lancing menggunakan apartemennya untuk berpacaran.
"Azela! Kemari kau!" sentak Clarissa, bahkan dirinya tak sadar jika Alvin berdiri beberapa langkah di samping Azela.
Azela meringis melihat kemarahan Clarissa, "kak, dengarkan aku, ini tidak seperti yang kakak pikir" kata Azela panik sembari berjalan cepat menuju Clarissa sebelum Clarissa mulai mencaci maki Denis.
"dan kau yang tadi mengangkat telponku, darimana kau mendapatkan alamat apartemenku hah?!" Clarissa masih tidak bisa meredakan amarahnya ketika berbicara dengan Denis.
"maaf sebelumnya nona, yang aku ketahui apartemen ini adalah milik Azela"
Mendengar jawaban Denis sontak saja membuat Clarissa mendelik kesal kearah Azela. Berkat gadis menyebalkan ini tempat tinggal Clarissa menjadi diketahui banyak orang, lalu setelah ini bagaimana dirinya mencari ketenangan dari semua sikap menyebalkan Alvin?!
"sepertinya aku harus menjelaskan sedikit di sini" kata Clarissa geram sembari menatap Azela tajam.
"dengar, apartemen ini adalah milik Clarissa dan akan selamanya menjadi milik Clarissa, bukan Azela. Bocah kecil ini bisa di sini karena tempat ini dijadikan persembunyiannya dari para wartawan haus berita itu. Jadi jangan datang ke sini semaumu saja kedepannya. Kalian dengar?!" lanjut Clarissa menatap gemas kepada Denis dan Azela secara bergantian.
"ah, kalau kamu lupa Cla, gedung ini adalah milikku"
Clarissa kembali dibuat syok dengan suara yang baru saja menyahutinya, dirinya tidak bisa menahan rasa terkejutnya saat Alvin berjalan mendekat ke arahnya dengan senyum yang terpantri di bibir laki-laki tampan itu.
"Sir, kenapa anda bisa ada di sini?!"
"no Sir Cla, just Alvin. Dan tidak ada kata formal di luar kantor" jelas Alvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
She is My Angel
RomanceC. E. O Tiga huruf itulah yang kini telah membuat Clarissa jungkir balik tak karu karuan. Bagaimana tidak?! Jika di hari pertamanya saja dia sudah disuruh membuat minuman untuk semua pegawai kantor!! Alih alih dengan alasan sudah adat di kantornya...