Bab 29 Meet

97 10 2
                                    

Alvin melangkahkan kakinya dengan pasti menuju pintu besar berwarna putih di depan sana. Setelah mencari semua data tentang Clarissa dan semua seluk beluk keluarga Seira, pagi ini Alvin bersama dengan Heesan dan dua orang pengawalnya bergerak menuju mansion Sei's. Alvin ingin segera menyelesaikan semua permasalahan yang entah kenapa harus melibatkan dirinya, dan satu hal lagi, dirinya masih belum melupakan tentang pertunangannya dengan Clarissa. Oleh karena itu dirinya akan membawa Clarissa hari ini.

Baru saja Alvin menginjak tangga terakhir, pintu besar itu sudah terbuka dengan lebar seolah menyambut kedatangannya. Tanpa banyak pikir, Alvin melanjutkan langkahnya, membawanya menuju ruang tamu di mansion itu dengan iringan seorang maid. Sepertinya memang Alin sudah tau jika dirinya akan kemari, melihat semua maid yang langsung menyambutnya mulai dari gerbang utama tadi.

"silakan duduk dulu sir, kami akan memanggil Nyonya Alin" kata seorang maid dengan senyumnya kemudian pergi begitu saja meninggalkannya bersama Heesan di sana.

Sedangkan dua pengawal yang bersamanya kini tinggal di depan pintu utama mansion tersebut, itu semua karena pengawal Alin yang menahan mereka, dan Alvin tidak bisa menentang itu, dirinya tidak mau membuat masalah lagi dengan Alin.

Tak lama setelah itu terlihat Alin berjalan menuruni tangga dengan gaun casual tapi tetap terkesan elegan berwarna abu-abu tersenyum mengejek ke arahnya. Alvin sudah menduga akan reaksi Alin yang mendapatinya mendatangi mansion mereka.

"aaahh... ada Alvin ternyata, wahh... ada urusan sepenting apa hingga CEO muda tersukses abad ini mendatangi kediaman ku sepagi ini?" kata Alin masih dengan menuruni tangga.

Alvin menghembuskan napasnya mencoba sabar, dirinya tidak boleh lepas kendali hari ini. "selamat pagi tante Alin" sapa Alvin mencoba ramah dengan memberikan senyumannya. Bahkan dirinya berdiri untuk menyambut Alin, dirinya tidak mau dianggap tidak sopan terhadap orang tua dan pemilik rumah.

"tentu saja baik anak pintar, duduklah" jawab Alin sembari mendudukkan dirinya sendiri di sofa kebesarannya.

Alvin menurut, begitupun Heesan. "apa kau harus mengajak pemuda itu untuk selalu bersamamu?" tanya Alin melihat Heesan yang sedari tadi tidak berbicara dan hanya mengikuti Alvin.

Mendengar itu Alvin segera menyuruh Heesan untuk angkat kaki dari ruang tamu dan bergabung dengan kedua pengawalnya.

"dia asisten pribadiku tante" jawab Alvin.

Alin hanya mengendikkan bahunya acuh. Dirinya tidak peduli, toh juga dirinya tidak bertanya siapa pemuda yang kini pergi dari hadapannya itu dengan hormat. Alin hanya bertanya, bukan mengusir.

"jadi, ada urusan apa kau sepagi ini di sini Alvin?" tanya Alin sekali lagi setelah meminum tehnya.

"aku ingin membicarakan pertunanganku dengan Clarissa"

"hmm... bukankah minggu lalu aku sudah memberimu restu? Apa lagi yang kau butuhkan?"

"ya... aku tau tante sudah memberikan restu, namun Mom sudah membicarakan perjodohanku dengan putri om Galih"

Alin tersenyum mendengarnya, "oh ya? Bukankah itu terdengar baik untukmu?"

Alvin menggeram kesal, dirinya tidak tau lagi bagaimana membicarakan ini. "bolehkan saya bertanya?"

"ya, tentu saja. Aku tidak melarangmu"

"bagaimana jika saya menyetujui perjodohan yang diatur Mom? Apa yang akan terjadi?"

"tentu saja kau akan menikahi putri dari keluarga Seira anak pintar. Apa lagi memangnya" jawab Alin santai.

"apakah Clarissa?" tanya Alvin dengan hati-hati.

She is My AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang