Alvin menghentikan mobilnya, kemudian menolehkan kepalanya ke samping. Dirinya berdecak melihat Clarissa tertidur tenang. Ini bukan pertama kalinya dirinya melihat Clarissa tertidur saat bersamanya.
"ck, dia bahkan tidur di semua tempat" katanya sebelum melepaskan setbeltnya, kemudian menolehkan kepalanya sekali lagi manatap Clarissa.
"hei bangunlah"
Melihat tak ada pergerakan apapun dari sekretarisnya, Alvin segera mengambil sebotol air di sampingnya. Sekali lagi dirinya membangunkan Clarissa, kali ini dibantu dengan gerakan tangannya. Menggoyangkan badan Clarissa pelan.
"miss bangunlah! Hei bangun atau aku akan memecatmu sekarang juga" kali ini ada pergerakan kecil dari gadis di sampingnya.
Clarissa menggeliat pelan, merasa terusik dengan suara bosnya yang sekali lagi ingin memecatnya. Bahkan dalam tidurpun dirinya masih bermimpi Alvin akan memecat dirinya. Sebesar itukah dirinya takut dipecat? Oke. Sekarang Clarissa kehujanan dalam mimpinya, dirinya basah karena hujan yang mendadak muncul.
"iiisss... kenapa harus hujan sih" gumamnya pelan, masih dengan mata tertutup.
"ya! Dan sekarang sang pembuat hujan akan segera memecatmu miss. Jika kau tak bangun sekarang juga!" balas Alvin kesal. Dirinya bahkan membutuhkan sebotol air hanya untuk membangunkan sekretarisnya ini.
Merasa aneh dengan mimpinya, Clarissa mencoba mengerjapkan matanya terbangun dari tidurnya, dirinya segera mengusap wajahnya yang terasa basah entah bagaimana. Dirinya tergagap saat menyadari berada di dalam mobil. Seketika itu juga dirinya tersadar, jika bukan hujan yang membuatnya basah. Namun siraman dari bos di sampingnya ini yang membuatnya basah. Clarissa mendelik tajam ke arah Alvin, tak bisakah bosnya ini membangunkannya dengan cara yang lebih manusiawi? Dasar!
"Anda tak seharusnya membangunkan saya dengan cara seperti itu sir. Itu keterlaluan"
"lalu dengan cara apa aku harus membangunkanmu?! Dengan kecupan-kecuan kecil?! Jangan mimpi" kata Alvin sinis.
Clarissa berdecak, "ck, saya juga tak akan pernah bermimpi seperti itu sir, itu sebuah dosa buat saya"
"dan apapun itu saya tidak peduli. Sekarang cepat keluar dari mobil saya" kata Alvin sembari melirik ke arah pintu samping Clarissa.
"tanpa anda suruh juga saya akan tetap keluar dari sini sir" balas Clarissa ketus, sebelum membuka pintu dengan kesal. Bahkan dirinya membanting pintu begitu saja.
Alvin mendesis saat melihat pintu mobilnya dibanting begitu saja. Dan itu oleh sekretarinya sendiri. Berani-beraninya dia.
"ingatkan aku untuk memotong setengah gajimu miss" Alvin berteriak kesal pada Clarissa yang sekarang sudah berjalan menjauhi mobilnya.
Sedangkah Clarissa yang mendengar itu hanya melirik tajam pada Alvin. Coba saja jika Alvin berani memotong gajinya, dirinya akan dengan senang hati memberitahu ibu Alvin tentang semua kelakuan anaknya itu.
Dan kejadian itulah yang mengakhiri malam Clarissa hari itu. Malam yang seharusnya penuh dengan canda tawa dengan sahabatnya berubah menjadi malam yang suram bersama dengan bosnya. Sungguh sial.
Dan sekarang dirinya harus kembali menghadap bosnya itu. Dia adalah sekretaris Alvin jadi bagaimana bisa Clarissa bicara seperti itu semalam?! Sepertinya Clarissa terlalu gila belakangan ini. Dirinya sudah bisa menebak apa yang akan dikatakan Alvin padanya. Semua kata menyebalkan Alvin Clarissa yakin akan keluar hari ini.
"apa kau akan berdiri terus miss?" perkataan Alvin yang tiba-tiba berada di hadapannya kini kembali membuat Clarissa kesal. Dirinya tidak menyangka jika Alvin berada di luar, karena biasanya pada jam seperti ini bosnya itu akan sangat tekun dengan semua kertas dimejanya.
"apa kau sekarang berubah profesi menjadi patung di depan pintu ku?" kali ini Alvin dengan terang-terangan mengejeknya. Dan Clarissa tidak terima itu.
"tentu saja bukan sir, saya baru saja ingin mengetuk pintu anda?" jawab Clarissa kesal.
"selama itu? Bahkan hampir dua jam kau berdiri di sini" kata Alvin sembari tersenyum miring.
"dua jam? Saya kira anda terlalu santai untuk memperhatikan saya sampai dua jam lamanya sir"
"kau bilang aku memperhatikanmu? Tentu saja tidak miss. Buat apa aku memperhatikan sekretaris yang tidak kompeten sepertimu"
"lalu apa namanya sir. Anda bahkan dengan jelas memberitahu saya berapa jam saya berdiri di sini. Padahal Saya sendiri saja tidak tau"
Bagus. Sekarang Clarissa baru saja mengakui jika dirinya memang berdiri di depan pintu bosnya entah sejak kapan. Dan akan sangat sial bagi Clarissa jika Alvin menangkapnya.
"apa sekarang kau mengakuinya miss? Yaahh... memang tidak ada alasan lain yang mengharuskanmu berbohong. Dan sekarang cepat masuk, bacakan jadwalku hari ini!" kata Alvin sinis di kalimat pertama dan memberi nada kesal sekaligus penekanan di kalimat terakhir.
Clarissa menghembuskan napas kalahnya sebelum mengangguk, "baik sir" katanya sebelum mengikuti Alvin masuk ke dalam ruangan bosnya itu.
Setelah selesai membacakan jadwal Alvin, Clarissa segera undur diri. Dirinya tak mau menambah masalah lagi. Jadi lebih baik untuk hari ini dirinya harus menghindari percakapan tak penting dengan Alvin. Jika tidak, dirinya tidak tau lagi akan seperti apa nantinya. Terutama dengan gajinya. Karna dirinya harus berbelanja bulanan besok.
Dan sekarang dirinya harus kembali berperang dengan semua tumpukan kertas dan beberapa berkas yang harus ia periksa. Tapi setelah dilihat-lihat pekerjaannya terhitung sedikit daripada Alvin. Jadi Clarissa masih fine dengan pekerjaannya ini.
"Clarissa"
"aahh... ya, ada yang bisa saya bantu mam?" jawab Clarissa saat mengetahui yang memanggil namanya adalah ibunda dari Alvin.
"apa Alvin ada di dalam?"
"tidak mam, dia baru saja pergi meeting. Apa anda ingin menunggunya?"
"aku tidak cukup mau untuk menunggu anak kurangajar seperti dia"
Clarissa tersenyum simpul, "lalu, apa anda ingin menitipkan pesan?"
"tidak. Apa Alvin masih lama?"
Clarissa kembali mengingat berapa jam yang dibutuhkannya untuk satu meeting. Terlebih lagi Alvin sekarang sedang meeting tanpa dirinya jadi bisa dipastikan akan cukup lama dari biasanya.
"saya rasa masih lama"
"bagus. Jadi sekarang kau bisa ikut denganku bukan?"
Clarissa tersenyum bingung. Masih ada beberapa file yang harus dirinya kerjakan hari ini. Namun menolak ibu atasannya juga tidak bisa dihiraukannya begitu saja.
"baiklah" akhirnya hanya kata itu yang bisa Clarissa ucapkan. Biarlah. Dirinya bisa lembur untuk menyelesaikan file-file itu.
VOTE DAN KOMENTARNYA YAAA...
LUV YOU...
KAMU SEDANG MEMBACA
She is My Angel
RomanceC. E. O Tiga huruf itulah yang kini telah membuat Clarissa jungkir balik tak karu karuan. Bagaimana tidak?! Jika di hari pertamanya saja dia sudah disuruh membuat minuman untuk semua pegawai kantor!! Alih alih dengan alasan sudah adat di kantornya...