I-D-C (15)

4.9K 441 8
                                    

"l-lisa, a-anii..." Jennie memundurkan langkahnya perlahan ketika Lisa semakin memajukan tubuhnya mendekat.

Dengan gerakan cepat tangan Lisa berhasil menarik tas punggung Jennie lalu melemparkannya ke sembarang arah hingga membuat Jennie terkejut bukan main.

Beruntung saja karena ruangan itu kedap suara hingga para pegawai diluar sana mungkin tidak dapat mendengar kegaduhan dari dalam ruangan Lisa.

Saat ini hanya ada tatapan datar yang menusuk hingga membuat Jennie nyaris ingin menangis, ia lebih baik di caci maki ketimbang melihat wajah lalisa yang dingin seperti saat ini.

Lisa menarik lengan Jennie kasar lalu mendorongnya kuat hingga terduduk diatas sofa. Ia mendekat lalu mendudukkan dirinya diantara lengan sofa. Kaki panjang yang terbalut high heels hitam mengkilat itu ia naikkan ke atas hingga mengenai sedikit kulit paha Jennie.

"Sudah ku bilang untuk tidak dekat dengan pria manapun, tetapi mengapa kamu melanggar perintahku?" Gertakan Geraham dari Lisa membuktikan bahwa ia benar-benar sedang dikuasai amarah.

Jennie menggeleng kuat, manik mata itu menyorot takut menatap wajah lisa. Jari-jari tangannya menggenggam erat sofa untuk melawan rasa gemetar yang menguasainya.

"K-kau salah paham Lisa...itu-"

"Anii!! Aku tidak ingin mendengar jawaban apapun darimu."

Tatapan tajam lalisa menelisik setiap inci dari tubuh Jennie, tatapannya terhenti ketika melihat satu buah benda yang tergantung indah di kulit leher mulus milik Jennie. Nafasnya memburu lalu dengan segera ia bangkit dari duduknya, berjalan menuju meja kerjanya lagi.

"Lepas kalung itu sebelum aku menariknya kasar dari lehermu cepat!" Suara lalisa menggema seiring dengan suara pecahan vas bunga yang sengaja dilemparkan lisa ke dinding hingga membuatnya pecah berhamburan.

Jennie terkejut bukan main, dengan segera ia melepaskan kalung mewah dengan balutan emas putih dan juga berlian itu lalu membuangnya ke sembarang arah.

Lisa menarik lengan Jennie kasar untuk membawa nya keruangan bawah tempat mobil pribadi miliknya terparkir dan membiarkan seisi ruangan kerjanya hancur berantakan. Toh, jika ia kembali lagi sudah dipastikan bahwa ruang kerjanya akan bersih seperti semula.

Lisa mendudukkan dirinya di kursi kemudi yang disampingnya sudah terdapat jennie. Gadis itu menangis sepanjang perjalanan dari koridor menuju tempat parkir, tidak perduli seberapa banyak manusia yang menatap mereka aneh, tetapi Lisa tidak ada ampun menarik lengan Jennie kasar hingga berhenti di tempat parkir mobil.

"Berhenti menangis atau aku akan mempreteli bajumu satu persatu disini. Aku akan memaafkanmu tapi tidak untuk mengulanginya lagi, kamu mengerti?"

Jennie mengangguk pelan lalu menghapus sisa-sisa air mata yang masih menempel di pipi mandunya itu.

Lalisa mulai menjalankan mobil keluar dari kawasan perusahaan miliknya.

Mobil sedan putih itu berhenti di salah satu bar mewah yang berada di kota Seoul. Tidak mencuri waktu banyak untuk dapat sampai ke bar itu karena jarak antara perusahaan Lisa dan bar hanya memerlukan waktu lima belas menit saja.

Lisa melangkahkan kakinya bersamaan dengan Jennie, memasuki kawasan bar mewah itu sampai mereka berhenti untuk memasuki lift menuju lantai tiga.

Tangan lalisa terulur untuk membuka pintu ruangan. Jika kalian ingin tahu, itu adalah ruangan pribadi yang berarti hanya orang-orang tertentu saja yang dapat memasuki ruangan tersebut dan salah satunya adalah Lisa. Karena Lisa adalah pelanggan setia bar itu dan juga pemiliknya adalah teman pada masa ia berada di senior high school.

I Don't Care ( jl )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang