LALISA POV
Mengulur waktu begitu cepat hingga aku tidak tahu mengapa aku begitu memberi banyak perhatian kepada jennie. Aku tetap acuh dengannya tetapi aku akan mulai marah ketika ia merasa kesakitan.
Aku bimbang dengan perasaanku sendiri, tidak pernah aku mencoba membuka hati pada wanita lain tetapi aku akan tetap tidur dengan banyak wanita sampai sekarang, walau begitu rasa nikmat itu tetap berada pada jennie, ia tetap berada di posisi nomor satu dengan tingkat kepuasanku yang sangat tinggi.
Jennie sangat penurut dan aku menyukai itu, jika aku bisa berkata tanpa malu aku akan mengatakan bahwa ia adalah wanita paling sexy dan cantik karena aku telah mengurusnya dengan baik.
Kakekku selalu bertanya apakah aku akan tetap hidup bersama jennie, aku mulai mengabaikannya karena pada hakikatnya aku tidak mengetahui takdir. Tetapi aku telah mendapatkan apa yang aku mau, hal itu tidak mungkin akan aku lepaskan begitu saja.
Segelintir pria sudah menjadi abu ketika berani mendekati jennie, aku membenci seseorang yang mulai berani mengambil milikku. Aku tahu aku salah, ketika terus menyakiti jennie dengan perlakuanku akibat benciku jika ia bersentuhan dengan para pria, tetapi bukankah aku mempunyai hak untuk itu? Jika difikir sedari awal dirinya adalah milikku seutuhnya, aku telah membeli harga dirinya.
Aku bersedekap dada, meneliti ruang kerjaku.
Aku hanya ingin dia patuh, hidup bersama bayiku dan menjalani hari seperti biasa.
Katakan aku egois, tetapi aku mempunyai kuasa untuk itu.
Jennie adalah tahanan paling menantang yang pernah kupunya, persetan dengan perasaanku, aku akan menyematkan bahwa ia adalah milikku.
Tok tok!
Pintu ruang kerjaku terbuka, sekretarisku berjalan dengan sebuah map ditangannya.
"Ma'am ini adalah proposal yang harus kau tanda tangani dan ini adalah surat terima dari beberapa barang yang akan dikirimkan ke luar negeri." Shimi sekretarisku mulai menjelaskan tujuan dari beberapa kertas yang diserahkannya kepadaku.
Kedua bola mataku beralih untuk membacanya. Shimi memberi satu map coklat ketika aku selesai menanda tangani proposal tersebut.
"Apa ini?" Tanyaku penasaran.
Ia menyerahkan map coklat itu menyuruhku agar cepat membukanya. Jemariku dengan lihai membukanya.
'penawaran kerjasama'
Dahiku mengeryit menarik kertas utuh itu keluar agar dapat membaca lebih luas.
"Balenciaga mengajak brand ku untuk berkolaborasi?" Mataku berbinar menatap shimi.
Aku telah membaca seutuhnya, balenciaga mengajakku untuk melakukan kerjasama dalam pembuatan baju terbarunya, ia termotivasi karena sebagian besar desain yang aku miliki itu terlihat menarik.
Aku mempunyai banyak perusahaan dalam bidang apapun, aku ingin mencakup seluruh bidang selanjutnya. Aku mempunyai perusahaan pada bidang pakan ternak, makanan cepat saji, batubara, serta fashion juga dan masih banyak lagi. Pada kali ini Balenciaga mengajak brand pakaianku untuk berkolaborasi, jika di bayangkan akan menjadi seperti 'lifzeXBalenciaga ' hahaha ini terlihat sangat menguntungkan.
Aku segera membicarakan itu, shimi keluar dari kantorku untuk melakukan penawaran dengan baik pada tim lain, Sementara aku mengerjakan hal lain.
Dirasa satu jam sudah, pintu ruangan kembali terketuk kecil. Aku beralih untuk melirik kearah pintu yang mulai terbuka.
Itu jennie, ia baru saja tiba di kantorku. Ia tidak dengan sengaja, tapi akulah yang menyuruhnya untuk menemaniku hari ini. Ia menutup pintu ruang kerjaku sementara tangan yang lain menggenggam stroller baby.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Care ( jl )
FanfictionFanfiction GXG Jenlisa Warning+!!! Jennie Kim, seorang mahasiswi jurusan ekonomi yang sudah berhutang 7 tahun lamanya kepada orang terpandang dan paling berpengaruh dikorea demi kelangsungan hidupnya serta mengurus ibunya yang sudah dalam keadaan sa...