I-D-C (25)

4.4K 386 31
                                    

Lisa mulai terusik dari tidurnya ketika mendengar suara lengkingan dari arah samping, ia berdecak sementara ia menutup kedua telinganya dengan bantal. Tak juga membaik, ia mulai berbalik untuk duduk dan bersandar pada headboard tempat tidurnya, ia membuka matanya dengan perlahan dan mencari suara yang sangat mengganggu indra pendengarannya.

Ia menggerutu sebal, ternyata suara tangisan brylee lah yang sedari tadi tidak berhenti mengusiknya.

"Jennie." Ia memanggil jennie dengan matanya yang mulai menutup kembali.

Tak ada sautan satupun, ia kembali memanggil jennie dengan sedikit lantang.

"Jennie! Aish." Ia membuka perlahan kelopak matanya dan mencari jennie di sekitar ruangan.

Ia tak menemukan jennie sementara brylee terus-menerus menangis.

"Shh sialan, tenanglah brylee. Katakan padaku dimana eommamu?" Ia menatap bola mata brylee, dahinya berkerut ketika pertanyaanya dibalas dengan tangisan yang lebih keras.

Lisa menatap jam yang ternyata baru pukul tiga malam.

"Ottoke?! Jennie!"

Lisa merangkak untuk turun dari tempat tidur, lalu beralih untuk mengambil brylee. Dengan sangat kaku ia berusaha menenangkan brylee dengan upaya untuk menggendongnya.

"Bagaimana cara menggendong bayi? Aish apakah tidak ada tali disini untuk menggantungnya?" Lisa menggerutu sendiri di dalam kamar jennie.

Tidak sudah-sudah dengan tangisnya akhirnya Lisa sebal dan menyumpal mulut brylee dengan jari telunjuknya. Lisa terkejut ketika brylee menghisap telunjuknya dengan cepat, gusinya menekan jari Lisa membuatnya menjerit sakit.

"Sialan, jariku!"

Ceklek...

Suara pintu terbuka menampilkan jennie dengan rambutnya yang berantakan dan beberapa kancing baju tidurnya yang terbuka. Ia membawa satu botol susu dan satu popok bayi.

Nafas jennie memburu terlihat dengan tarikan nafasnya yang sangat cepat dan tubuhnya yang bergetar.

"Sial darimana saja dirimu, kau tidak lihat bayi ini terus menerus menganggu tidur nyenyak ku?" Desis Lisa.

"Maafkan aku Lisa, aku mencari botol susu terlebih dulu karena Asiku hanya mengeluarkan sedikit, itu tidak cukup untuk brylee, aku berusaha membuat susu dengan cepat, agar aku bisa menenangkan brylee terlebih dulu sebelum kau terusik, ternyata aku terlambat." Jennie mendekat kearah Lisa untuk mengambil alih brylee dari dalam dekapan Lisa.

"Maafkan aku Lisa." Jennie berucap sekali lagi.

Lisa diam menatap jennie lalu ia mulai tersenyum kecil.

"Hanya sedikit asi? Oh mari aku bantu untuk membuatmu mengeluarkan banyak asi." Lisa mendekap pundak jennie untuk membawanya menuju tempat tidur.

Jennie meletakkan brylee ketika ia telah selesai untuk mengganti popok brylee. Ia berada ditengah sementara brylee dan Lisa masing-masing berada disisi kanan-kiri nya.

Brylee telah berhenti dari tangisnya sedari Jennie menenangkan dan memberinya botol susu, ia mulai tertidur kembali.

Dirasa brylee mulai tertidur lelap, Lisa beralih untuk menarik Jennie lebih dekat. Ia menarik dagu Jennie agar menghadapnya, lalu dengan cepat ia menciumnya dengan brutal, jari jemarinya mulai turun dan sedikit mencekik leher Jennie. Tangan satunya ia pakai untuk meremas buah dada Jennie dengan perlahan.

"Ahhh..." Desah Jennie dan Lisa bersamaan.

Linu yang Jennie rasakan ketika masing-masing buah dadanya di remas sangat kuat secara bergantian.

I Don't Care ( jl )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang