Hari ke lima belas setelahnya.
Jennie mendudukkan dirinya pada pinggiran kasur, badannya lemas dengan mulut yang terus membungkam. Ia menatap diam jendela yang baru saja di buka oleh Lisa. Ya, disana bukan hanya jennie tetapi juga Lisa. Mereka berdua pergi menuju kamar jennie setelah percakapan bersama sang kakek selesai.
Sebelumnya, sang kakek, Lisa dan juga jennie telah mengurus semua berkas agar adopsi bayi menjadi lebih cepat dan tentu saja itu dapat langsung di kabulkan, jangan heran karena mereka adalah keluarga berpengaruh di kota ini. Semua hal telah selesai, dan kakek berbicara kepada jennie agar segera mencari bayi adopsi hari ini.
Lisa membuka satu kancing kemejanya agar udara masuk melalui sela itu, lalu menarik rambutnya keatas agar dapat diikat. Lisa dapat menangkap aura ketidak nyamanan dari jennie setelah kakek mengajaknya untuk mengadopsi dan memiliki seorang bayi.
Lisa menyandarkan tubuhnya pada pinggiran jendela dan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.
"Sebentar lagi kita akan berangkat untuk mencari bayi yang bisa kita adopsi, kurasa umur mu pun sudah cukup matang untuk dapat memelihara seorang bayi? Semua masalahmu biar aku yang akan mengatasinya, termasuk bagaimana urusanmu dengan kampus." Ucap Lisa menatap jennie.
"Mengapa harus aku lisa?" Tanya jennie, wajah muram itu terlihat melekat disana.
"Kau serius dengan pertanyaanmu yang seolah menolak permintaanku dan kakek? Secara tidak langsung kau sudah melawanku."
"Bukan itu maksudku Lisa, tetapi aku belum ada pengalama—"
"Aku juga."
"Aku juga belum bisa menenangkannya ketika ia menangi—"
"Kita bisa mencoba itu."
"Aku tidak memiliki asi."
Lalisa terdiam menatap wajah jennie, wajah itu bersemu merah.
"Aku akan membantumu mengeluarkannya."
"Itu tidak mudah Lisa."
"Baiklah dokter yang akan mengatasinya, deal dan tanpa perlawanan lagi darimu, jika tidak aku akan menjenturkan kepalamu pada cermin itu." Lisa menghampiri jennie, menarik rambut jennie yang terurai untuk ia ikat.
Ia menarik baju jennie keatas agar dapat ia buka.
"Segera ganti baju, kita akan berangkat sekarang." Lalisa melempar baju jennie yang berhasil terbuka ke bawah lantai.
Ia berjalan menuju lemari-lemari pakaian jennie, dan mengambil satu buah baju crop top berwarna merah muda.
"Pakailah cepat."
Jennie mengangguk lalu memakai baju itu tanpa berkomentar apapun.
_________
"Dia berusia dua bulan sama dengan teman di sampingnya." Ucap dokter khusus bayi dan balita dibawah naungan panti asuhan gongyo.
Setelah berbicara dengan pemilik panti asuhan, dan kerjasama mereka tentang adopsi bayi ini, jennie dan Lisa di bawa menemui dokter khusus bayi dan balita oleh sang pemilik panti.
Mereka menatap dua bayi yang tertidur berdampingan diatas sebuah box bayi besar, mereka menatapnya dari balik kaca karena memang tempat bayi di buat se steril mungkin dan hanya ada dua suster yang menjaga bayi-bayi disana.
"Aku ingin bayi laki-laki." Ungkap Lisa menatap sang dokter.
Dokter itu tersenyum lalu menatap ke arah jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Care ( jl )
FanfictionFanfiction GXG Jenlisa Warning+!!! Jennie Kim, seorang mahasiswi jurusan ekonomi yang sudah berhutang 7 tahun lamanya kepada orang terpandang dan paling berpengaruh dikorea demi kelangsungan hidupnya serta mengurus ibunya yang sudah dalam keadaan sa...