Lisa melepas kulumanannya pada payudara jennie ketika ia merasa sinar matahari mulai menyinari ruangan mereka. Matanya mengerjap mencoba untuk fokus pada sekitar, is melihat ke arah samping dimana wanitanya masih tertidur lelap.
Dengan perlahan ia bangkit untuk membuka gorden dan matahari benar-benar menyilaukan matanya. Ia berjalan kembali dengan tubuh toplesnya, benar-benar setelanjang itu. Wajah jennie sangat tenang ketika tidur, membuat senyum lisa otomatis mengembang. Ia menurunkan selimut jennie sampai perut dan melihat betapa banyak tanda yang ia buat, leher menggoda jennie tidak luput dari beberapa tanda kemerahan bahkan dada nya. Ia menggeleng tidak percaya dan terkekeh kecil.
Ia kembali di samping jennie dan mengambil puting membengkak itu untuk ia hisap sekali lagi, asi bahkan dengan lancar turun melalui tenggorokannya. Matanya tidak tinggal diam untuk tetap menatap mata jennie yang tertutup. Sekiranya sampai lima belas menit kemudian, jennie mulai bergerak dan mendesis.
"Hon, apa kau sudah bangun?" Tanya jennie,suaranya sedikit serak khas bangun tidur. ia berusaha sebaik mungkin untuk membuka matanya, terlalu lelah bahkan untuk sekedar menggerakkan kepala saja.
Jennie masih merasakan hisapan kuat di putingnya, ketika ia menoleh ia mendapati lisa yang menatapnya diam, hanya kerjapan mata berulang kali dan bibir yang tidak berhenti menggulum.
"Babe bangun...kau harus pergi bekerja." Jennie menggerakkan tubuh dan merasakan betapa tubuhnya seperti ingin patah.
Lisa menggeleng dan lebih memilih untuk mempererat pelukannya pada pinggang ramping Jennie. Wanita kucing itu terkekeh gemas lalu mengelus pelan rambut Lisa.
"Kau ingin terus memanjangkan rambut ini?" Tanya Jennie, ia mengecup dahi lisa sekilas.
Wanita jangkung itu melepas kuluman dan menyandarkan kepalanya pada dada Jennie.
"Kurasa iya."
"Kau sepertinya sudah lama tidak ikut perawatan denganku." Tukas Jennie.
"Aku sangat malas sayang, lagipula wajahku terlihat baik-baik saja, aku hanya perlu ke salon untuk mewarnai rambut."
Jennie tersenyum gemas.
"Chagia, kau melupakan ucapan selamat pagi untukku?" Tanya Jennie.
Lisa mendongak untuk menatap Jennie, ia terkekeh dan pada akhirnya menyamakan kepala mereka hingga berhadapan.
"Aigo...selamat pagi cintaku, kau mommy terbaik dan paling sexy." Lisa memajukan bibir dan mengecup kilas bibir ranum itu, Lisa juga tidak lupa untuk menyapa buah hati mereka yang ada di dalam perut Jennie dan kemudian mengecup perut Jennie juga.
"Dimana jagoanku, brylee?"
"Ia biasanya akan membuka pintu kamar dan melompat ke sini, tetapi aku belum melihatnya." Lisa bangun dan mengambil ponsel guna menghubungi Joy.
Wanita bernama Joy itu sudah benar-benar melupakan perasaan nya kepada jennie, ia menerima kehadiran Wendy dan mencoba untuk selalu dekat dengannya, Wendy bahkan selalu meyakinkan Joy tentang rasa cintanya dan Joy menerima itu.
Lisa mematikan ponsel ketika pembicaraannya telah selesai. Lisa sebelumnya bertanya kepada Joy tentang dimana brylee dan apakah ia sudah bangun, ternyata Joy bilang bahwa brylee belum bangun hingga sekarang, ia berkata selama aku dan Jennie berada di dalam kamar sekiranya setengah hari itu, ternyata ia menjaga brylee hingga pukul dua belas malam, karena balita itu kesulitan tidur tanpa pelukan sang mommy.
Bagaimana mereka bisa keluar dari kamar? Bayangkan sejak sore hari disaat Lisa baru kembali dari kantor bahkan brylee masih dalam tidur nyenyaknya, mereka tidak meninggalkan kamar hingga menjelang malam. Brylee bangun dan mencari orang tuanya terutama Jennie, tetapi Joy menenangkannya dan berkata bahwa Jennie pergi ke rumah sakit untuk memeriksa adiknya. Awalnya brylee mengerti tetapi hingga pukul sebelas malam bahkan ia tidak melihat keberadaan orang tuanya, ia menangis tetapi lagi-lagi Joy menjaganya, Joy tidak ingin mengganggu Jennie dan Lisa itu sebabnya ia akan sebaik mungkin untuk menjaga brylee, jangan fikir Joy tidak tahu apa yang di lakukan dua orang dewasa di dalam kamar selama ber jam-jam.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Care ( jl )
FanfictionFanfiction GXG Jenlisa Warning+!!! Jennie Kim, seorang mahasiswi jurusan ekonomi yang sudah berhutang 7 tahun lamanya kepada orang terpandang dan paling berpengaruh dikorea demi kelangsungan hidupnya serta mengurus ibunya yang sudah dalam keadaan sa...