Warning+
Lisa mematik korek untuk membakar rokok yang ada diantara jarinya. Keadaan di kamar itu begitu sunyi karena pemiliknya sedang tidak ada disana, ya itu kamar jennie.
Lisa meluruskan kedua kakinya, matanya terus menatap pemandangan di luar jendela. Jendela yang begitu besar itu terbuka lebar membuat angin begitu kencang masuk kedalam kamar tersebut bahkan angin-angin itu membawa asap dari rokok yang lisa hisap itu seketika hilang di bawanya.
Ia hanya memakai kemeja putih dengan kancing atasnya yang terbuka hingga menampilkan sedikit belahan dadanya. Rambutnya yang kini terurai dengan leher panjangnya adalah kombinasi yang sempurna.
Ia membuang puntung rokok dari tangannya dan kembali mengambil satu batang rokok lagi lalu mematikkan api lagi di ujungnya.
Ting!
Satu pesan masuk.
J
Nee, Aku baru saja keluar kelas.Lalisa Manoban
Bright dan yang lainnya sudah menunggumu di parkiran, segeralah kesana.J
Nee..Setelah membaca pesan tersebut lalisa mematikan ponselnya lalu menaruh ponsel itu di atas meja kecil disamping tempat duduknya, ia beralih untuk membuka MacBook yang ada di dalam tas kerjanya. Melihat beberapa email yang masuk karena setelah pemecatan yang ia lakukan tadi siang, ia segera menyuruh bright untuk membuka lowongan baru di perusahaan miliknya.
Ada ribuan email yang masuk tapi baru beberapa saja yang lalisa baca, jangan pernah ragukan perusahaan yang didirikan oleh lisa dan kakeknya ini, bahkan pasar internasional pun sudah di cakup cukup luas dari tangan lalisa sendiri, jadi jangan heran jika banyak yang tergiur untuk dapat bekerja disana, gaji dan tunjangan yang di berikan pun tidak pernah main-main.
Ceklek..
Knop pintu kamar itu berputar dan pintu itu bergerak terbuka, lalisa memutar kepala untuk melihat siapa yang datang.
Jennie berdiri menatap dirinya, tangannya masih menggenggam knop pintu itu.
"Ekhem, masuklah." Lalisa berdehem lalu menatap layar MacBook nya kembali.
Jennie menutup pintu kamar tanpa menguncinya. Ia hendak melangkah menggantung tas miliknya sebelum suara lalisa terdengar di telinganya.
"Jangan lupa kunci pintunya."
Jennie menatap lisa lalu mengangguk, ia berjalan pelan Untuk mengunci pintu dan kembali untuk menggantung tas.
"Lisa, apa perlu aku mengambilkan minum untukmu?" Tanya Jennie.
Ia memainkan jari jari tangannya menunggu jawaban lisa tetapi bahkan lisa tidak menoleh sedikitpun untuknya.
"Em baiklah, jika kau butuh sesuatu kau bisa memanggilku, aku akan ke kamar mandi untuk membersihkan diri." Jennie melangkah pergi ke kamar mandinya.
Sedangkan lisa? Ia tetap fokus pada layar MacBook di hadapannya, matanya meneliti satu persatu dari ketikan-ketikan yang tertera di layar kaca itu. Ia sedang melihat siapa saja yang akan hadir pada perayaan ulang tahun nyonya haden malam nanti. Bukan tanpa alasan, ia hanya tidak ingin menghadiri acara yang hanya didatangi oleh orang-orang minus attitude karena sebagian dari orang-orang yang ia kenal dari beberapa perusahaan yang ingin bekerja sama dengannya, kebanyakan pemiliknya adalah orang-orang yang besar kepala dan minim attitude, dan tidak itu saja lisa juga tidak ingin menghadiri acara jika kebanyakan dari sana adalah kalangan perusahaan kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Care ( jl )
FanfictionFanfiction GXG Jenlisa Warning+!!! Jennie Kim, seorang mahasiswi jurusan ekonomi yang sudah berhutang 7 tahun lamanya kepada orang terpandang dan paling berpengaruh dikorea demi kelangsungan hidupnya serta mengurus ibunya yang sudah dalam keadaan sa...